DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SANGGAU

 
DESKRIPSI
Kabupaten Sanggau adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Secara posisi Kabupaten Sanggau terletak di titik kordinat 109° 45' 00” -  111° 11' 00” Bujur Timur dan 0° 35’ 00" - 1° 10’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Serian Sarawak (Malaysia Timur), sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sekadau, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Jelimpo, Kabupaten Landak. Wilayah Kabupaten Sanggau secara umum merupakan kawasan dataran tinggi yang berbukit dan rawa-rawa yang dialiri oleh beberapa sungai seperti Sungai Kapuas dan Sungai Sekayam.

Kabupaten Sanggau sendiri wilayahnya terdiri dari 15 Kecamatan, dan 6 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Sanggau mencapai 484.836 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Sanggau yaitu 12.857,70 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 38 jiwa/km².  Ekonomi Sanggau ditopang oleh sektor perkebunan dengan dua komoditas utama,yakni karet dan sawit. 

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sanggau ada beragam, diantaranya yaitu wisata Air Terjun Saka dua, air terjun Pancur Aji dan air terjun Riam Macan serta air terjun Riam Asam Telogah yang terletak di kecamatan Kapuas, lalu ada wisata Riam Baper Zone yang berada di kecamatan Tayan Hulu, ada juga air terjun Kujato yang berada di kecamatan Beduai, kemudian ada Bukit Bellewyang berada di kecamatan Bonti serta Gunung Tiong Kandang di kecamatan Balai. Selain itu ada air terjun Kajang yang berada di kecamatan Balai, Bukit Bengkawan di kecamatan Jangkang, Bukit Bakmut di kecamatan Bontil, Air Terjun Gurong Maloh di kecamatan Mukok, air terjun Siling Embangai di kecamatan Toba, Air Terjun Entugun si kecamatan Nanga Mahap, kampung wisata Sentana serta Jembatan Gantung Sekayam.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Air Terjun Nosok yang ada di kecamatan Balai, Hutan Belian Pulo Mas yang ada di kecamatan Kapuas, Air Terjun Jitok di kecamatan Kembayan, Keraton Surya Negara di kecamatan Kapuas, Batu Garam yang juga berada di kecamatan Kapuas serta Masjid Agung Al Muawanah di kecamatan Kapuas. Kemudian ada juga wisata berupa Hutan Kota Sabang Merah yang ada di kecamatan Kapuas, danau Lait di kecamatan Tayan Hilir, Air Terjun Gunung Naning di kecamatan Nanga Taman, Padong Buaya di kecamatan Kapuas, Bukit Boruh si kecamatan Jangkang, Rumah Panjang di kecamatan Perindu, Lipatn Lotup di kecamatan Kembayan, air terjun Sirin Punti di kecamatan Entikong, Goa Thang Raya dan My Dream Sanggau.

Website resmi Kabupaten Sanggau : www.sanggau.go.id

SEJARAH KABUPATEN SANGGAU
Sanggau adalah sebuah nama sebuah kabupaten di Kalimantan Barat yang terletak tidak begitu jauh dari Kota Pontianak. Sebelum berubah menjadi kabupaten, di wilayah Sanggau berdiri suatu kerajaan Melayu yang sudah ada sejak abad ke-4 Masehi. Penyebutan “Sanggau” sendiri berasal dari nama tanaman yang tumbuh di tepi sungai daerah tempat berdirinya kerajaan itu, yakni Sungai Sekayam. Sungai Sekayam merupakan tempat merapatnya rombongan yang dipimpin Dara Nante, seorang perempuan ningrat dari Kerajaan Sukadana, Ketapang, saat mencari suaminya yang bernama Babai Cinga. Namun ada juga pendapat yang meyakini bahwa nama “Sanggau” diambil dari nama Suku Dayak Sanggau, sebuah klan Suku Dayak yang menjadi suku asal Baba Cinga.

Dalam perjalanan menyusuri Sungai Sekayam, rombongan Dara Nante bertemu dengan orang-orang dari Suku Dayak Mualang yang dipimpin oleh Patih Bardat dan Patih Bangi. Rombongan Suku Dayak Mualang tersebut sedang berusaha menemukan sebuah tempat yang bernama Tampun Juah. Akhirnya, kedua rombongan itu bergabung dan bersama-sama mengarungi Sungai Sekayam. Di tengah perjalanan, ternyata di aliran Sungai Sekayam terdapat dua cabang anak sungai. Rombongan besar ini kemudian memilih salah satu cabang Sungai Sekayam yang dikenal dengan nama Sungai Entabai. Ternyata pilihan itu tepat karena rombongan Dara Nante dan Suku Dayak Mualang berhasil menemukan Tampun Juah yang terletak di hulu Sungai Entabai. Berkah bagi Dara Nante karena di tempat itulah ia dapat menemukan Babai Cinga.

Tampun Juah merupakan tempat persinggahan dan salah satu pusat berkumpulnya suku-suku bangsa Dayak dari berbagai klan yang bermigrasi dari banyak daerah asal. Setelah beberapa saat menetap di Tampun Juah, rombongan Patih Bardat dan Patih Bangi memutuskan untuk meneruskan perjalanannya menuju hulu Sungai Kapuas. Kelak, rombongan Singa Patih Bardat menurunkan Suku Kematu, Benawas, Sekadau, dan Melawang. Sedangkan rombongan Patih Bangi adalah leluhur Suku Dayak Melawang yang menurunkan raja-raja Sekadau. Dara Nante tidak menetap selamanya di Tampun Juah karena Dara Nante memutuskan untuk pulang ke Sukadana dan kembali menyusuri Sungai Sekayam. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di sebuah tempat yang dikenal dengan nama Labai Lawai, rombongan Dara Nante menghentikan perjalanannya dan membangun suatu kerajaan kecil di tempat itu, yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Sanggau. 

Rombongan Dara Nante sendiri sebelumnya pernah singgah di Labai Lawai dalam perjalanan pertama mereka ketika mencari Babai Cinga. Hingga kini, di Labai Lawai masih dapat ditemukan situs sejarah peninggalan Kerajaan Sanggau, yakni berupa batu-batu keramat yang dinamakan Batu Dara Nante dan Batu Babai Cinga. Batu-batu itu menancap di tanah dan ditutup kain kuning berbentuk segi empat dengan ketinggian sekitar 1 meter. Hingga saat ini, warga setempat masih melakukan ritual adat yang rutin diadakan setiap tahun tersebut dengan memberikan sesaji untuk batu-batu yang disucikan tersebut. Keturunan Kerajaan Sanggau di masa sekarang meyakini bahwa kerajaan leluhur mereka itu didirikan pertama kali pada tanggal 7 April 1310 M, yaitu ketika Dara Nante dinobatkan sebagai penguasa Kerajaan Sanggau yang pertama. 

Setelah melewati beberapa kepemimpinan, hingga Kerajaan Sanggau dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi Pakunegara. Setelah ia wafat,  penerus pemerintahan Kerajaan Sanggau setelah Pangeran Mangkubumi Pakunegara adalah Abang Bungsu (Uju) yang bertahta sejak tahun 1658 hingga 1690 M. Abang Bungsu adalah anak lelaki Pangeran Mangkubumi Pakunegara dari istri ketiga yang berasal dari Tanah Silat, Kabupaten Kapuas Hulu. Pengangkatan Abang Bungsu menjadi raja dilakukan karena kedua istri Pangeran Mangkubumi yang lain tidak bisa memberikan anak laki-laki. Abang Bungsu dinobatkan sebagai Raja Sanggau dengan gelar Sultan Mohammad Jamaluddin Kusumanegara. Menilik nama dan penyebutan gelar yang disematkan kepada Abang Bungsu, dapat dipastikan bahwa pemerintahan Sanggau pada masa ini telah bercorak Islam. Dengan demikian, nama Kerajaan Sanggau pun berubah menjadi Kesultanan Sanggau, sesuai dengan pemerintahan khas Islam.

Sultan Mohammad Jamaluddin memindahkan pusat pemerintahan dari Mengkiang ke tempat yang sekarang menjadi Kota Sanggau. Setelah Sultan Mohammad Jamaluddin mangkat, tahta Kerajaan Sanggau dijabat oleh anak sulungnya, bernama Abang Kamaruddin atau Abang Saka bergelar Sultan Akhmad Kamaruddin (1690-1722 M). setelah Sultan Akhmad Kamaruddin sakit-sakitam, Panembahan Ratu Surya Negara terus-menerus mendesak agar ia menggantikannya, maka akhirnya Sultan menyerahkan tahta adiknya tersebut. Pada tahun 1722 M, Panembahan Ratu Surya Negara dinobatkan menjadi Sultan Sanggau dan bergelar Sultan Zainuddin (1722-1741 M). Pascawafatnya Sultan Zainuddin, Penggantinya Abang Tabrani dengan gelar Pangeran Ratu Surya Negara (1741-1762 M) dari daerah darat dan bertahta di Istana Beringin. 

Setelah Pangeran Ratu Surya Negara wafat pada tahun 1762 M, tahta Kesultanan Sanggau kembali beralih ke Istana Kuta yang dijabat oleh Panembahan Mohammad Thahir I Surya Negara (1762-1785 M). Selanjutnya, Kesultanan Sanggau dipimpin oleh Pangeran Usman (di Istana Beringin) yang bergelar Panembahan Usman Paku Negara (1785-1812). Setelah Panembahan Usman Paku Negara, tampuk kekuasaan Kerajaan Sanggau beralih kepada Panembahan Mohammad Ali Surya Negara (1812-1823) dari Istana Kuta. Pada masa pemerintahannya, Sultan Ayub mengagagas pembangunan Masjid Jami’ Syuhada yang diperkirakan berdiri pada tahun 1826. Saudara Sultan Ayub, bernama Ade Akhmad, naik tahta menjadi Sultan Sanggau dengan gelar Panembahan Mohammad Kusuma Negara. 

Setelah Ade Akhmad atau Panembahan Mohammad Kusuma Negara wafat pada tahun 1860, giliran wakil dari keluarga Istana Kuta yang naik tahta, yakni Panembahan Mohammad Thahir II (1860-1876). Pada era pemerintahan Panembahan Mohammad Thahir II, wilayah Kesultanan Sanggau didatangi bangsa Belanda. Panembahan Mohammad Thahir II wafat pada tanggal 23 Maret 1876,. Kedudukannya sebagai Sultan Sanggau digantikan oleh Ade Sulaiman (dari Istana Beringin) yang bergelar Panembahan Haji Sulaiman Paku Negara (1876-1908). Pada tahun 1877, dilakukan penandatanganan surat kontrak mengenai penyewaan tanahKesultanan Sanggau oleh Belanda, yang ditandatangani oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.W. van Lansberge (1875-1881) serta pihak Kesultanan Sanggau yang diwakili oleh Sultan Sanggau, Panembahan Muhammad Saleh (Mangkubumi). 

Kontrak 1756, Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin dengan VOC-Belanda mendaftarkan Sanggau dalam wilayah pengaruh Kesultanan Banjarmasin.[7][8] Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8. Pada tahun 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Sejak itulah masa pendudukan Jepang di Indonesia, termasuk di wilayah Kesultanan Sanggau, dimulai. Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu. Tiga hari kemudian, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. 

ARTI LOGO KABUPATEN SANGGAU
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Sanggau :
  1. Bentuk keseluruhan dari Lambang Daerah ialah bersudut lima, yang berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah sebagian dari wilayah NKRI yang bersendikan Pancasila. Warna yang dipakai pada Lambang Daerah adalah enam, yaitu hijau muda,hijau tua, putih, kuning emas, merah dan hitam. Warna dasar adalah hijau muda, menunjukkan kesuburan Daerah Tingkat I Kalimantan Barat. Warna perisai, mandau dan keris adalah putih, dimaksudkan bahwa pusaka-pusaka itu suci murni.
  2. Perisai, mandau dan keris adalah menggambarkan pusaka dan kebudayaan putra-putra daerah Kalimantan Barat.
  3. Padi dan kapas melambangkan cukup pangan dan sandang. Garis putih yang melintang di tengah-tengah melukiskan garis Khatulistiwa.
  4. Kapas yang berjumlah 17, nyala api yang berjumlah 8 dan padi yang berjumlah 45 melambangkan Kalimantan Barat sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
  5. Padi dan kapas diikat dengan pita yang bersudut empat, yang berarti Catur Karsa, yakni kesungguhan, kejujuran, kegotong royongan dan kekeluargaan. Dengan Catur Karsa ini dimaksudkan terlaksananya kesejahteraan yang merata.
  6. Tulisan Akcaya berarti tak kunjung binasa atau dengan keuletan pantang menyerah. Tulisan Akcaya ini di atas dasar putih dalam tiga lipatan, yang berarti tiga Kerangka Revolusi Nasional Indonesia, yakni membentuk NKRI yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, menuju masyarakat adil dan makmur materiil dan spirituil dan mempererat hubungan dengan semua bangsa dan negara di seluruh dunia.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SANGGAU

Untuk mendownload logo Kabupaten Sanggau dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-sanggau-kalimantan-barat-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN SANGGAU  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SANGGAU"

Posting Komentar