DOWNLOAD LOGO KOTA TARAKAN (TARAKAN CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Tarakan adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Secara posisi Kota Tarakan terletak di titik kordinat 117° 30' 50” - 117° 40' 12” Bujur Timur dan 3° 14’ 23" - 3° 26’ 37" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Pulau Bunyu, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sesayap dan Kecamatan Sekatak (Kabupaten Bulungan), sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Palas (Kabupaten Bulungan). Secara umum wilayah Kota Tarakan merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan berada di antara 25 hingga 100 meter diatas permukaan laut.

Kota Tarakan sendiri wilayahnya terdiri dari 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kota Tarakan mencapai 242.786 jiwa. Luas wilayah Kota Tarakan yaitu 677,53 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 358 jiwa/km². Tarakan dinobatkan sebagai kota terkaya ke-17 di Indonesia, Kota Tarakan juga menjadi salah satu pintu gerbang pembangunan di Kalimantan Utara. Penobatan tersebut memiliki alasan lain yaitu karena Tarakan punya ladang minyak, tambang, dan gas yang besar. Pada tahun 2020, Tarakan meraih penghargaan Natamukti 2020 yang digelar oleh International Council for Small Business (ICSB) Indonesia City Award 2020, bersama Menteri Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah RI. Hal ini karena Tarakan memiliki perkembangan UMKM berupa kafe-kafe yang cukup pesat, bahkan Tarakan dijuluki sebagai ‘Kota Seribu Kafe’.

Destinasi wisata yang ada di Kota Tarakan ada beragam, diantaranya yaitu wisata Tebing Karang Tanjung Pasir, di sepanjang area ini ada Tebing Karang yang lebih banyak dimanfaatkan untuk berburu foto, berlokasi di Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur. Kemudian ada wisata Pantai Amal, terdapat pasir lembut berwarna putih coklat, berlokasi di Kecamatan Tarakan Timur. Lalu ada wisata Taman Oval Ladang, cocok dijadikan tempat bersantai, bermain anak dan nongkrong, lokasinya ada di Pamusian kecamatan Tarakan Tengah. Kemudian ada wisata Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekatan di Karang Rejo Kecamatan Tarakan Barat dan ada Taman Berlabuh, terdapat sebuah jembatan panjang yang menjadi salah satu tempat berlabuh para penjunjung, berlokasi di Karang Anyar, kecamatan Tarakan Barat.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Museum Flora dan Fauna Tarakan yang ada di Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah. Kemudian ada Wisata Air Terjun Karungan yang berlokasi di Karungan, Mamburungan Timur, Kecamaran Tarakan Timur. Kemudian ada juga wisata Pohon Satu Tanjung Pasir yang berada di Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur. Lalu ada wisata Pantai Binalatung di kecamatan Tarakan Timur, Museum Sejarah Perang Dunia II Kota Tarakan di Kampung Empat Kecamatan Tarakan Timur, dan ada Dermaga Speed Tengkayu yang berlokasi di Pelabuhan Tengkayu I, Sebengkok, Tarakan Central. Serta ada juga wisata Wana Wisata Persemaian yang ada di Jl. Aki Balak, Juata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara

Website resmi Kota Tarakan (Tarakan City) :
www.tarakankota.go.id

SEJARAH KOTA TARAKAN
Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau. Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. 

Berdasarkan silsilah (genealogi) yang ada bahwa dipesisir timur Pulau Tarakan yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394, setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557, di bawah pengaruh Kesultanan Sulu. Dari riwayat-riwayat yang terdapat di kalangan suku Tidung tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang terakhir bernama Benayuk.

Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam ke dalam air (sungai) berikut warganya. Diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI. Setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan Lumbis. 

Setelah Kerajaan Manjelutung beserta keturunannya berakhir, muncul era dinasti Tengara, diperkirakan era ini dimulai pada tahun 1557-1916 Masehi. Dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah. Pada tahun 1896, yaitu awal kepemimpinan Datoe Adil, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan, dan Berau.

Pada saat pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. Angkatan Jepang dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempat satu-satunya pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan. Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. 

Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944. Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan setelah membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian. Arti penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu.

Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia. Sejalan dengan kepentingannya yang makin menurun, garnisun Jepang di Tarakan berkurang pada awal 1945 saat salah satu dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di pulau itu (Batalion Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli selama Pertempuran Balikpapan. Pada masa pasca-kemerdekaan, Pemerintah RI kenudian mengambil alih Tarakan dan mengubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppres RI No. 22 Tahun 1963. 

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981. Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan. Sejak tahun 2012, Kota Tarakan merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, seiring dengan pemekaran provinsi baru tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur.  

ARTI LOGO KOTA TARAKAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Tarakan (Tarakan City) :
  1. Lambang yang berbentuk perisai yang berarti Ketahanan Wilayah yang tangguh.
  2. Bintang Bersudut 5 (Lima) Melambangkan Dasar Falsafah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
  3. Padi dan Kapas melambangkan pemerintahan yang berkeadilan sisoal.
  4. Untaian Padi Sebelah luar berjumlah 15 dan sebelah dalam berjumlah 12 melambangkan tanggal dan bulan peresmian Daerah Kota Tarakan. Untaian Kapas sebelah dalam berjumlah 9 dan sebelah luar berjumlah 7 butir melambangkan tahun 1997, Tahun Peresmian Daerah Kota Tarakan. Merupakan rangkaian sejarah terbentuknya Daerah Kota Tarakan yang diresmikan pada tanggal 15 Desember 1997.
  5. Ikatan Padi dan Kapas berjumlah 7 lilitan melambangkan bahwa Daerah Kota Tarakan Merupakan Daerah yang ke-7 di Provinsi Kalimantan Timur serta merupakan ikatan persatuan dan kesatuan.
  6. Tulisan Kota Tarakan menunjukkan wilayah Pemerintahan Daerah Kota Tarakan
  7. Pintu Gerbang melambangkan keadaan Kota Daerah Kota Tarakan Sebagai Kota Transit
  8. Menara minyak dengan semburan gas pada puncaknya melambangkan potensi masa lampau yang memberikan kontribusi pendapatan nasional
  9. Perisai merupakan alat pelindung untk mencapai Tujuan Negara Republik Indonesia
  10. Mandau dan Dayung melambangkan kesiapan masyarakat Daerah Kota Tarakan
  11. Guci Air yang terletak ditengah perisai melambangkan kesiapan masyarakat
  12. Perahu melambangkan Daerah Kota Tarakan merupakan kepulauan yang ditunjang oleh potensi kelautan
  13. Garis Ombak berwarna Putih melambangkan ketentraman dan kedamaian yang selalu menaungi seluruh warga Daerah Kota Tarakan.
  14. Tulisan yang ada dalam lambang daerah adalah "PAGUNTAKA" yang berasal dari bahasa Tidung yang berarti Kampung Kita.

Arti Warna:

  • Warna Biru melambangkan persaudaraan
  • Warna Hijau melambangkan Keagamaan, Keluhuran dan Kemasyuran
  • Warna Kuning melambangkan Keagungan dan Kemasyuran
  • Warna Putih melambangkan Kesucian
  • Waarna Cokelat melambangkan Kedamaian / Ketentraman
  • Warna Merah melambangkan dalam kbenaran

DOWNLOAD LOGO KOTA TARAKAN
Untuk mendownload logo Kota Tarakan (Tarakan City) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kota-tarakan-kalimantan-utara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA TARAKAN  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA TARAKAN (TARAKAN CITY)"

Posting Komentar