DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SIAK (SIAK REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Siak adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau. Secara posisi Kabupaten Siak terletak di titik kordinat 100° 54' 21” - 102° 10' 59” Bujur Timur dan 1° 16’ 30" - 0° 20’ 49" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Meranti, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. Secara umum wilayah Kabupaten Siak merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan antara 50 hingga 150 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Siak sendiri wilayahnya terdiri dari 14 Kecamatan, 9 Kelurahan dan 122 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Siak mencapai 457.940 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Siak yaitu 8.556,09 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 53 jiwa/km². Kabupaten Siak memiliki potensi sumber daya mineral berupa minyak dan gas bumi. Lapangan minyak utama pada cekungan Sumatera Tengah ini adalah lapangan Minas, yang ditemukan pada tahun 1944 oleh tentara Jepang dan berproduksi pertama kali pada tahun 1952 dengan total cadangan diperkirakan mencapai 2 milyar barrel. Selain minyak bumi, gas juga ditemukan pada formasi Sihapas dan dalam jumlah yang besar ditemukan pada lapangan Libo dan Talas. 

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Siak ada beragam, diantaranya yaitu wisata Istana Siak Sri Inderapura, berdiri sejak adanya kerajaan Sri Inderapura, berlokasi di Sri Indrapura, Kampung Dalam, Kecamatan Siak. Kemudian ada wisata Kapal Kato Kesultanan Siak, menjadi simbol perairan Siak yang dulunya sangat jaya dengan hasil laut, berada di Jl. Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kecamatan Siak. Lalu ada wisata Taman Tengku Mahratu yang ada di Jl. Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kecamatan Siak. Kemudian ada juga wisata Jembatan Tengku Agung Syaifah Latifah yang ada di Jl. Buatan - Siak, Sungai Mempura, Kecamatan Mempura. Dan ada Jembatan Teluk Mesjid di Sungai Tengah Kecamatan Sabak Auh, serta ada Tepian Bandar Sungai Jantan di Kampung Dalam Kecamatan Siak.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Gedung Tangsi Belanda, sebuah bangunan tua peninggalan Belanda, berada di Jl. Benteng Hulu, Kecamatan Benteng Hulu. Kemudian ada wisata Klenteng Hock Siu Kiong, dulu orang China disebut sebagai manusia nomor 2 sebelum pribumi, berlokasi di Jl. Sultan Syarif Kasim, Kampung Dalam, Kecamatan Siak. Lalu ada wisata Alun-Alun Maharatu Centre yang berada di Kampung Dalam Kecamatan Siak, kemudian ada juga wisata Danau Zamrud yang ada di desa Zamrud Kecamatan Siak Indrapura, dan ada wisata Jembatan Kupu-Kupu di Kampung Tengah Kecamatan Mempura, serta ada wisata Balai Kerapatan Tinggi di Kampung Dalam Kecamatan Siak.

Website resmi Kabupaten Siak (Siak Regency) :
www.siakkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN SIAK

Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ. Sebelum kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan diangkat oleh Sultan Johor. Namun hampir 100 tahun daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.

Pada awal tahun 1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II mangkat dibunuh Magat Sri Rama, istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu sedang hamil dilarikan ke Singapura, terus ke Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan kemudian dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Sementara itu pucuk pimpinan Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah. Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut tahta Johor. Tetapi tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik yang merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.

Dalam merebut Kerajaan Johor ini, Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan. Namun, pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan. Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura, pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura.

Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir. Pada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang memerintah pada tahun 1889-1908, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889. Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke Eropa yaitu Jerman dan Belanda.

Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada tahun 1915 beliau ditabalkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II). Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden. Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta.Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.

Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dari Permaisuri Kedua Tengku Maharatu. Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan sebagai seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia.Makam Sultan Syarif Kasim II terletak di tengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya di samping Mesjid Sultan yaitu Mesjid Syahabuddin. Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999.

ARTI LOGO KABUPATEN SIAK
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Siak (Siak Regency) :
  1. Perisai, secara keseluruhan bermakna sebagai perlindungan pertahanan dan melindungi masyarakat.
  2. Bintang, melambangkan bahwa masyarakat Siak adalah masyarakat yang religius, berKetuhanan Yang Maha Esa dan berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Istana Siak, berwarna kuning air melambangkan kebesaran dan kejayaan Kabupaten Siak.
  4. Padi dan kapas, melambangkan kesejahteraan, meliputi antara lain: sandang, pangan, papan, dll. merupakan standar kesejahteraan.
  5. Roda Pembangunan Bergerigi Dua Belas Berwarna Hitam, melambangkan dinamika roda pembangunan di segala bidang dan tanggal 12 Oktober 1999 resminya Siak menjadi Kabupaten.
  6. Gelombang Dua Bertindih, melambangkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Siak yaitu: gelombang warna hitam melambangkan minyak bumi sebagai potensi pertambangan. Gelombang berwarna kuning melambangkan minyak sawit sebagai potensi perkebunan dan pertanian.
  7. Pita, menyatakan/melambangkan dinamika Kabupaten Siak yang terus giat membangun.
  8. Tulisan Siak Dengan Huruf Latin dan Huruf Melayu, menyatakan nama Kabupaten Siak.
  9. Tiga Simpul Ikatan Padi dan Kapas, melambangkan Kabupaten Siak berangkat dari tiga Kecamatan.
 
Arti Warna:
  • Warna Hijau Lumut, Kuning Keemasan dan Merah Darah Burung, adalah warna tradisonal khas Melayu Riau.
  • Hijau lumut melambangkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, adat istiadat dan kesuburan.
  • Kuning keemasan perlambang kebesaran/keagungan dan kemuliaan serta keadilan.
  • Merah darah burung, melambangkan keberanian dan semangat di atas kebenaran dan tanggung jawab.
  • Hitam putih dan warna-warni asli yang melambangkan keabadian.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SIAK
Untuk mendownload logo Kabupaten Siak (Siak Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-siak-provinsi-riau-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN SIAK <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SIAK (SIAK REGENCY)"

Posting Komentar