DESKRIPSI
Provinsi Bali adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Bali terletak di titik kordinat 115° 14' 55” Bujur Timur dan 8° 25’ 23" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok dan Provinsi Nusa Tenggara Barat, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Selat Bali dan Provinsi Jawa Timur. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km, berlokasi sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali, yaitu setinggi 3.148 meter dari permukaan laut.
Provinsi Bali adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Bali terletak di titik kordinat 115° 14' 55” Bujur Timur dan 8° 25’ 23" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok dan Provinsi Nusa Tenggara Barat, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Selat Bali dan Provinsi Jawa Timur. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km, berlokasi sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali, yaitu setinggi 3.148 meter dari permukaan laut.
Provinsi Bali sendiri wilayahnya terdiri dari 8 Kabupaten, 1 Kotamadya, 57 Kecamatan, 80 Kelurahan dan 636 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Bali mencapai 4.317.404 jiwa. Luas wilayah Provinsi Bali yaitu 5.780,06 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 747 jiwa/km². Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Selain terdiri dari pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan, pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau Menjangan.
Provinsi Bali terbagi kedalam 8 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu:
- Kabupaten Badung
- Kabupaten Bangli
- Kabupaten Buleleng
- Kabupaten Gianyar
- Kabupaten Jembrana
- Kabupaten Karangasem
- Kabupaten Klungkung
- Kabupaten Tabanan
- Kota Denpasar
Kesenian dan kebudayaan yang ada di Bali cukup beragam. Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali yang menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya. Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak dan Tari Pendet. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan.
SEJARAH PROVINSI BALI
Masa prasejarah Bali pada dasarnya sama dengan masa prasejarah Indonesia secara keseluruhan. Masa prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf, yang menyebutkan keberadaan nekara Pejeng dalam bukunya Amboinsche Rariteitkamer (1705). Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah W.O.J. Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai seorang pelukis. Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara di Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan.
Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun 1932 yang berhasil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Banjar Manuaba, Desa Kendran, Tegallalang. Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. H.A.R. van Heekeren dengan hasil tulisan yang berjudul Sarcophagus on Bali tahun 1954. Pada tahun 1963, ahli prasejarah Indonesia, Drs. R.P. Soejono melakukan penggalian ini yang dilaksanakan secara berkelanjutan tahun 1973, 1974, 1984, dan 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk, diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali. Di tempat ini sekarang berdiri sebuah museum.
Berakhirnya zaman prasejarah di Indonesia ditandai dengan datangnya bangsa dan pengaruh Hindu. Pada abad-abad pertama Masehi sampai dengan lebih kurang tahun 1500, yakni dengan lenyapnya kerajaan Majapahit merupakan masa-masa pengaruh Hindu. Berdasarkan keterangan-keterangan yang ditemukan pada prasasti abad ke-8 Masehi dapatlah dikatakan bahwa periode sejarah Bali Kuno meliputi kurun waktu antara abad ke-8 Masehi sampai dengan abad ke-14 Masehi dengan datangnya ekspedisi Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit yang dapat mengalahkan Bali. Nama Balidwipa tidaklah merupakan nama baru, namun telah ada sejak zaman dahulu. Hal ini dapat diketahui dari beberapa prasasti, di antaranya dari Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 913 Masehi yang menyebutkan kata "Walidwipa".
Demikian pula dari prasasti-prasasti Raja Jayapangus, seperti prasasti Buwahan D dan prasasti Cempaga A yang berangka tahun 1181 Masehi. Di antara raja-raja Bali, yang banyak meninggalkan keterangan tertulis yang juga menyinggung gambaran tentang susunan pemerintahan pada masa itu adalah Udayana, Jayapangus, Jayasakti, dan Anak Wungsu. Dari sini kemudian berdiri kerajaan-kerajaan yang menempati beberapa wilayah di Bali, hingga akhirnya Belanda datang. Belanda mulai masuk ke Bali pada periode tahun 1846 - 1949, dimana pada masa ini mulai masuk intervensi Belanda ke Bali dalam rangka "pasifikasi" terhadap seluruh wilayah Kepulauan Nusantara. Belanda masuk ke Bali disebabkan beberapa hal: beberapa aturan kerajaan di Bali yang dianggap mengganggu kepentingan dagang Belanda, penolakan Bali untuk menerima monopoli yang ditawarkan Batavia, dan permintaan bantuan dari warga Pulau Lombok yang merasa diperlakukan tidak adil oleh penguasanya (dari Bali).
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang. Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali Tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946, Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah provinsi dari Republik Indonesia. Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Bali dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
ARTI LOGO PROVINSI BALI
Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Bali :
- Bintang Kuning Emas, adalah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa;
- Candi, adalah Candi Pahlawan Margarana yang menggambarkan jiwa kepahlawanan rakyat Bali khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya;
- Candi Bentar, adalah lambang keagamaan yang agung dari rakyat Bali;
- Rantai, adalah rantai yang melintang dari kiri ke kanan melambangkan persatuan (gotong royong);
- Kipas, melambangkan kesenian dan kebudayaan Daerah Bali;
- Bunga Teratai Merah (Padma) adalah lambang singgasana Dewa Siwa;
- Padi dan Kapas, melambangkan kemakmuran.
Arti Warna:
- Warna dasar biru tua mengandung arti toleransi;
- Warna kuning emas mengandung arti luhur/agung;
- Warna merah mengandung arti keperwiraan;
- Warna putih mengandung arti suci.
DOWNLOAD LOGO PROVINSI BALI
Untuk mendownload logo Provinsi Bali dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI BALI"
Posting Komentar