DESKRIPSI
Kabupaten Padang Pariaman adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat. Secara posisi Kabupaten Padang Pariaman terletak di titik kordinat 98° 36' 00” - 100° 28' 00” Bujur Timur dan 0° 11’ 00" - 0° 49’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Agam, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kota Padang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kota Pariaman dan Samudera Indonesia. Secara umum wilayah Kabupaten Padang Pariaman merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan yang berada di gugusan Bukit Barisan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 1.000 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Padang Pariaman adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat. Secara posisi Kabupaten Padang Pariaman terletak di titik kordinat 98° 36' 00” - 100° 28' 00” Bujur Timur dan 0° 11’ 00" - 0° 49’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Agam, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kota Padang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kota Pariaman dan Samudera Indonesia. Secara umum wilayah Kabupaten Padang Pariaman merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan yang berada di gugusan Bukit Barisan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 1.000 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Padang Pariaman sendiri wilayahnya terdiri dari 17 Kecamatan dan 103 Nagari. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman mencapai 430.626 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Padang Pariaman yaitu 1.343,09 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 321 jiwa/km². Sektor perekonomian masyarakat yang utama di Kabupaten Padang Pariaman adalah Pertanian. Padang Pariaman tercatat memiliki lahan sawah seluas 24.269 hektar di tahun 2010. sebanyak 77,34 persen dari total luas lahan sawah tersebut sudah menggunakan irigasi sebagai sistim pengairan, sedangkan sisanya masih merupakan sawah non irigasi. Dengan jumlah lahan sawah seluas 24,269 hektar tersebut, Padang Pariaman tahun 2010 dapat memproduksi padi sebanyak 255.208.85 ton.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Padang Pariaman ada beragam, diantaranya yaitu wisata Air Terjun Nyarai, suasana eksotik sangat mendukung karena air terjun tersebut terletak di Cagar Alam Nasional, tepatnya di Bukit barisan, lokasinya ada di Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung. Kemudian ada wisata Air Terjun Batu Basurek, memiliki keindahan eksotik serta pengunjung dapat bermain air di sekitar air terjun karena airnya sangat segar dan memberikan ketenangan, berlokasi di Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging. Lalu ada wisata Pulau Kasiak, memiliki alam bawah laut sangat indah karena terumbu karang dan alam bawah lautnya selalu terjaga, berlokasi di Nagari Kampung Perak, Kecamatan Pariaman Tengah. Dan ada wisata Taman Bendungan Anai, banyak terdapat spot foto yang instagaramable, berlokasi di Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Padang Pariaman.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti Panorama Puncak Kiambang, keindahannya sangat eksotik bagaikan surga dunia, perjalanan dapat ditempuh dengan kapal motor dari muara pantai Gendoriah, berada di Nagari Lubuk Pandan, Kecamatan Enam Lingkung. Kemudian ada wisata Pemandian Tirta Alami Malibo Anai, suasananya sangat alami dan menyejukkan sehingga pengunjung bisa betah berlaam-lama disini, berlokasi di Nagari Guguak, Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam. Lalu ada wisata Pantai Tiram, memiliki keindahan yang sangat eksotik, bahkan setiap hari dikunjungi berbagai wisatawan lokal maupun mancanegara, berlokasi di Nagai Tapakis, Kecamatan Ulakan Tapakis.
SEJARAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Masyarakat Padang Pariaman, masih menurut narasi tambo, turun dari darek minangkabau, dari pedalaman tengah sumatera. penduduk daerah ini menurut laporan tahunan pemerintah daerah, berdasarkan pengakuan dari masyarakat padang pariaman sendiri, barasal dari paguruyung Batusangkar, yang terletak di darek minangkabau. Rantau Pariaman, selanjutnya menurut Dobbin, didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang dianggap memiliki landasan kerajaan. Dalam waktu yang tidak pernah diketahui secara pasti, berkemungkinan sejak tahun 1300 M, para perantau awal(peneruka) tersebut turun bergelombang ke wilayah pantai barat dan membuka pemukiman. Desa-desa awal di pantai Padang Pariaman, menurut catatan Suryadi, sesuai perjalanan waktu lalu menjadi entrepot-entrepot dagang dan pelabuhan.
Entrepot dagang dan pelabuhan tersebut dikembangkan oleh orang -orang dari kampung-kampung tertentu didarek (seperti yang telah disebut diatas), yang semula tujuannya untuk memajukan kepentingan dagang mereka sendiri. Ketika pemukiman koloni itu semangkin berkembang, daerah-daerah pemukiman juga terus membesarkan dirinya seperti fungi dikulit manusia. Nama pariaman sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab,”barri aman”. sebagaimana yang dikutip suryadi, kata dalam bahasa arab tersebut kurang lebih memiliki arti: “tanah daratan yang aman sentosa”. Dalam literatur pribumi lain, kata Pariaman kadang juga dianggap berasal dari “parik nan aman”, yang artinya kira-kira pelabuhan yang aman. Kapal-kapal yang singgah untuk berdagang di bandar-bandar di Rantau Pariaman dapat dengan aman bertransaksi dagang.
Sebelum orang eropa datang ke kawasan Rantau Pariaman, Kota-kota pelabuhan penting dikawasan ini, seperti pelabuhan pariaman dan tiku sudah dikunjungi pelaut-pelaut dari arab, china, dan gujarat. Di kota-kota ini, komoditi dagang dari pedalaman minangkabau ini ditumpuk sebelum dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan lain. Kota-kota ini sudah lama menjadi pelabuhan penyalur keluar emas dari pedalaman minangkabau. Kawasan tengah sumatera sejak dulu memang terkenal sebagai penghasil emas. Itulah sebabnya terkadang, Pulau Sumatera juga disebut sebagai pulau emas. Jalur penyalur emas yang dihasilkan pedalaman Minangkabau kemudian dibawa ke pesisir pantai baik ke pesisir barat maupun ke pesisir timur. ke pesisir barat dipasok melalui kampung-kampung pantai di Rantau Pariaman.
Setelah kemerdekaan, Daerah administrasi periode kolonial, priaman, tikoe en de danau districten kemudian disahkan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibukota Kota Pariaman. Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten diantaranya disebut dengan nama Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman, meliputi daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten Samudera ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari).
Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimana Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad.
Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun 2016 memiliki 17 Kecamatan, dan 103 nagari yang setelah dilakukan pemekaran nagari sesuai dengan Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor 120/453/PEM-2016 tanggal 26 Mei 2016, sehingga di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 103 Nagari. Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan VII Koto Sungai Sarik yaitu 12 Nagari, Kecamatan Lubuk Alung, Nan Sabaris sebanyak 9 Nagari, Kecamatan Batang Anai, 2×11 Enam Lingkung, V Koto Kampung Dalam, Ulakan Tapakis sebanyak 8 Nagari, Kecamatan Padang Sago, Patamuan, sebanyak 6 Nagari, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Sintuk Toboh Gadang, Enam Lingkung, sebanyak 5 Nagari, dan Kecamatan Sungai Geringging, Sungai Limau,V Koto Timur, 2×11 Kayutanam sebanyak 4 Nagari, kemudian Kecamatan Batang Gasan hanya mempunyai 3 nagari.
Semenjak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No 05/KEP.D/DPRD.2008 dan SK Bupati Padang Pariaman Nomor 02/KEP/BPP/2008 tertanggal 2 Juli 2008, Ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan dari Kota Pariaman ke Paritmalintang, yakni Nagari Paritmalintang Kecamatan Enam Lingkung. Sampai akhir tahun 2010, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan, 60 nagari, dan 461 Korong dengan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56 km².
Pada 30 September 2009, gempa bumi berkekuatan 7,6 SR mengguncang pesisir barat Sumatra, tepatnya di perairan laut Pariaman. Episentrum gempa berada sekitar 57 kilometer barat daya Padang Pariaman pada kedalaman 71 kilometer dari permukaan laut. Padang Pariaman menjadi kabupaten yang mengalami guncangan paling kuat sebesar VII MMI. Akibatnya, wilayah ini menjadi lokasi dengan kerusakan terparah yang tersebar di 17 kecamatan. Di 3 kecamatannya: Patamuan, V Koto Timur, dan V Koto Kampung Dalam terjadi longsor yang parah dari Gunung Tigo, di mana diperkirakan sekitar 289 warganya tertimbun dalam longsor. Menurut data sementara Satkorlak PB, total korban tewas akibat gempa di kabupaten ini mencapai 675 orang. Selain Padang Pariaman, wilayah lain yang mengalami kerusakan parah adalah Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi dan Kota Padangpanjang.
ARTI LOGO KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Padang Pariaman (Padang Pariaman Regency) :
- Lambang Daerah Kabupaten Padang Pariaman berbentuk perisai bersegi lima, diatas dasar hijau
- Bintang, merupakan bahagian dari Lambang Negara yakni Lambang Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Didalamnya/ditengah-tengah, berdiri sebuah Balairung Adat Bergonjong Lima yang beratap Ijuk (hitam) berdinding hitam. Balairung Adat melambangkan bahwa rakyat daerah Kabupaten Padang Pariaman mematuhi/menghormati dan melaksanakan ketentuan Adat Minangkabau dan juga lambang tempat permusyawaratan yang menjunjung tinggi Demokrasi.
- Disamping kiri dan kanan Balirung Adat, terdapat dua batang pohon kelapa berwarna hijau yang mempunyai pelapah lima belas buah Disebelah bawah Balairung Adat, terdapat dua jalur warna biru bergelombang, membayangkan adanya lautan diatas dasar putih.
- Pohon Kelapa, merupakan lambang kesatuan yang merupakan tanaman utama di daerah Padang Pariaman dengan jumlah pelapah daun 17 buah, menunjukkan banyaknya Kecamatan yang ada dalam Daerah Kabupaten Padang Pariaman.
- Panah, merupakan lambang patriotisme, senjata sakti untuk mempertahankan hak atas jalan kebenaran, musuh tidak dicari-cari (basuo pantang dielakkan).
- Lautan, melambangkan masyarakat yang dinamis, kreatif yang merupakan manifestasi dari alam fikiran dan perikehidupan masyarakat yang berpaham luas dan berfikiran tenang. Laut juga merupakan bahwa Daerah Kabupaten Padang Pariaman mempunyai daerah lautan yang luas.
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Untuk mendownload logo Kabupaten Kepulauan Padang Pariaman (Padang Pariaman Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PADANG PARIAMAN (PADANG PARIAMAN REGENCY)"
Posting Komentar