Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), yang dulunya bernama Komando Daerah Kepolisian (Komdak atau Kodak) Metro Jaya dan Komdak VII/Jaya, sebagaimana dikutip dari wikipedia.org, adalah pelaksana tugas Kepolisian RI di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (atau Jakarta Raya). Polda Metro Jaya dipimpin oleh seorang kepala kepolisian daerah yang berpangkat bintang dua (Inspektur Jenderal Polisi). Polda Metro merupakan satu-satunya polda di Indonesia yang memiliki status A+ (A khusus) dikarenakan kedudukannya menjaga keamanan dan ketertiban ibu kota Negara Republik Indonesia (Jakarta). Penggunaan kata Metropolitan didasarkan atas kota Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibu kota Negara Republik Indonesia. Sehingga penamaan kepolisian di wilayah DKI Jakarta mulai dari tingkat Polda, Polres dan Polsek menggunakan kata Metro.
CIKAL bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Sebagaimana dikutip dari reskrimsus.metro.polri.go.id, ini terjadi sejak penduduk Belanda terhadap bangsa Indonesia, jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Setelah Kemerdekaan RI, pembentukan Kepolisian Kota Jakarta belum sepenuhnya dapat dilaksanakan Bangsa Indonesia, sebab, saat itu jawatan Kepolisian Negara masih sangat sederhana.Akibatnya, Kepolisian Kota Jakarta masih tetap melanjutkan system Kepolisian yang dibentuk pada masa pendudukkan Jepang, Inilah yang menyebabkan penulisan sejarah hari jadi Polda Metro Jaya diawali dari sejarah Kepolisian Batavia di tahun 1936 (sesuai Regeerings Almanak Halaman 287 Voor Nederlandsch Indie 1941 Tweede Gedeelte yang disusun Belanda selama berada di Indoneisa).I. Hoofdbureau Van Politie Batavia.
Di masa penjajahan Belanda, Kepolisian Daerah Jakarta disebut Hoofdbureau Van Politie Batavia atau Kantor Besar Kepolisian Jakarta. Letaknya di Jl. Medan Merdeka Barat (Koningsplein West). Berhadapan dengan Jl. Museum dan berdampingan dengan lapangan Ikada (sekarang sudah berubah menjadi Taman Monas). Saat itu Jakarta hanyalah sebuah Kota Keresidenan. Kantor Keresidenan Batavia berada di Gedung Fatahilah (sekarang Museum Fatahilah).Pada tahun 1936 Kepala Polisi Batavia dijabat orang Belanda bernama Pieter Dekker dengan pangkat Hoofd Commisaris Van Politie dan wakilnya Adjunct Hoofd Commissaris Louise Dekker. Sementara anggotanya yang berpangkat Agen Polisi sampai Hoofd Posthuis Commandant merupakan pura-pura pribumi. Mereka memperoleh pendidikan langsung dari Belanda di Sekolah Polisi Sukabumi. Saat itu tak seorang pun putra Indonesia bisa menjadi Kepala Polisi. Bahkan, tak ada satu pun yang menjadi Kepala seksi (polsek) dan sub seksi (pos polisi).
Belanda membentuk Kepolisian Batavia, sama seperti di Kota lain di seluruh Nusantara. Yakni, untuk mencegah dan menanggulangi kasus kejahatan pidana maupun kejahatan ekonomi yang dilakukan para pribumi. Namun sering juga lembaga kepolisian (khususnya fungsi Intel PID) digunakan untuk mencegah berkembangnya pemikiran rakyat menuju kemerdekaan Bangsa Indoneisa. Sementara polisi lalulintas ditempatkan di pusat- pusat keramaian. Pusat perekonomian, bioskop, dan pasar. Mereka juga ditugaskan untuk mengatur dan mentertibkan sepeda-sepeda dijalanan di sekitar sekolah-sekolah Belanda.Pada masa itu organisasi Kantor Besar Polisi Jakarta (Hoofdbureau Van Politie) masih sanggat sederhana. Gangguan terhadap kamtibmas pun tidak sekomplek sekarang.
Fungsi kepolisian hanya sebatas Reserse Kriminal (Crimenele Recherse), Reserse Ekonomi (Economise Recherse Inlichtingen Dienst), Indentifikasi dan Fotografi (Dactyloscopic & Fotografie), Lalu Lintas (Voerwezen Verkeers Politie), Polisi Susila (Zeden Politie), dan Magazijn (perlengkapan), dan Bagian Administrasi (Administrate).Kantor Besar Polisi Jakarta sendiri memiliki tujuan seksi (Politic Sectie dan Lima Rand Detaehement (Sub Sectie), Yaitu:
Polisi Seksi I : Tanjung Priok (Sekarang jalan Raya Pelabuhan)
Polisi Seksi II : Glodok (Sekarang Pusat Pertokoan)
Polisi Seksi III : Pasar Baru (Sekarang Pusat Pertokoan)
Polisi Seksi IV : Polsek Jati / Gambir (Sekarang Polsek Gambir jatibaru)
Polisi Seksi V : Menteng (Sekarang Polsek Menteng)
Polisi Seksi VI : Prapatan Kwitang (Sekarang Pos Brimob kemudian pindah ke Kramat Raya sekarang Polres Jakarta Pusat)
Polisi Seksi VII : Jatinegara (Sekarang Polres Jakarta Timur)
Sebelum penyerahan kedaulatan atas wilayah RI kepada Bangsa Indonesia melalui penandatangan naskah perjanjian antara Moh Hatta dengan Ratu Juliana di Belanda tanggal 27 Desember 1949, badan-badan kepolisian berangsur-angsur sudah diserah terimakan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia.Sebab itulah pada 6 Desember 1949 Kepala Kepolisian Negara membentuk Kepolisian Komisariat Jaya dan mengangkat Komisaris Basar Politik Tk I R Ating Natadikusuma sebagai kepala Kantor Komisariat Jaya, yang berkantor di Jl. Medan Barat.Peristiwa ini merupakan tonggak sejarah lahirnya Kepolisian Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya (saat ini Polda Metro Jaya).
Pada saat itu sebagian besar staf Kepolisian Jakarta masih orang Belanda, sehingga praktis Kepala Kantor Kepolisian Komisariat Jaya belum dapat berbuat banyak sesuai kebijakan Kepala Kepolisian NegaraSelanjutnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban Kota Jakarta menjelang penyerahan kedaulatan, Kepolisian Jakarta diperkuat tiga Kompi Brimob, masing-masing dari Kepolisian Kota Surabaya, Kepolisian Jawa Tengah. dan Kepolisian Yogyakarta / Jawa Tengah.Pada waktu itu, jenderal Polisi Soetjipto Danukusumo sebagai Komandan Mobile Brigade Kepolisian (MBK) turut serta mengantarkan satu kompi MBK. Mereka berangkat pada 15 Desember 1949 dari Surabaya ke Jakarta melalu Semarang.
Sejalan dengan perencanaan tata kota Jakarta, pada tahun 1963 saat Brigjen M Suhud menjabat Kepala Polisi Komisariat Jaya, kantor Polisi Komisariat Jakarta Raya pindah ke Jl Sudirman No.45 Jakarta Selatan. Kepindahannya dilakukan bertahap. Awalnya, kantornya adalah bangunan berlantai dua yang menghadap ke lapangan sabhara (Bangunannya masih berdiri hingga kini). Beberapa hari kemudian muncul lagi satu Kompi Brimob dari Yogyakarta / Jawa Tengah dipimpin Inspektur Polisi R Soebroto Darsoprajitno. Ketiga Kompi Brimob ini bergabung menjadi satu di bawah pimpinan Komisaris Polisi Soedarsono dan wakilnya Inspektur Polisi Soetjipto joedodihardjo.
Sejalan dengan perencanaan tata kota Jakarta dimana Taman monas akan dijadikan paru-paru kota, maka pada tahun 1963 saat Brigjen M Suhud menjabat Kepala Polisi komisariat Jakarta Raya pindah ke Jl. Sudirman No. 55 Jakarta Selatan. Kepindahaannya dilakukan bertahap. Awalnya kantornya adalah bangunan berlantai dua yang menghadap ke lapangan Sabhara (bangunannya masih berdiri hingga kini).Setelah itu presiden Soekarno menyediakan lahan seluas 17 hektar untuk membangun Kantor Polisi Komisariat Jakarta. Namun, dalam perkembangan pembangunannya ternyata lahan yang ada 7 hektar. Mengapa ini terjadi? Tidak seorangpun mengetahuinya (Arsip Ditlog Polri). Pada masa itu anggaran yang disiapkan untuk membangun gedung utama mencapai Rp. 4 miliar.
Anggaran dikeluarkan Pada tahun 1967 terjadi penggantian pangdak dari Irjen Polisi Drs Soebroto Brotodirdjo SH kepada Mayjen Polisi Drs. Soekahar. Saat itu kembali terjadi penggantian nama menjadi Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya (Komdak Metro Jaya). Ini dilakukan setelah Gubernur Ali Sadikin menyatakan Kota Jakarta sebagai kota metropolitan.Direktur Keuanagan Mabes Polri KBP R Moh Saleh. Pada awal pembangunan kantornya di Jl Jenderal Sudirman 45, Kepala Komisariat dijabat Brigjend Raden Mas Sawarno Tjokrodiningrat. Pembangunannya dilaksanakan Abdul Kadir Kalabat seorang mayor purnawirawan TNI AD yang juga Dirut PT. Gatuni. Perusahaan ini merupakan rekanan Mabes Polri.
Sayangnya, pembangunan ini tidak berjalan lancar, sebab pada saat itu anggaran keuangan terbatas, sehingga mengalami kemacetan dalam pembayaran. Selain itu terjadi inflansi, sehingga perhitunggan anggaran di ulang dan disesuaikan dengan perubahan nilai mata uang rupiah. Akibatnya pembangunan gedung utama setinggi enam lantai baru selesai dibangun pada tahun 1970.Saat itu. Mayjen Polisi Drs. Sukahar sebagai pangdak Metro Jaya. Pada saat selesai pembangunannya tidak dilakukan secara seremonial sebagai tanda peresmian dipakainya gedung baru tersebut.Setelah bangunan gedung utama selesai dua lantai, barulah ruangan Pangdak VII Jaya pindah ke ruangan lantai dua (hingga saat ini Kapolda Metro Jaya masih tetap mengunakannya sebagai ruangan kerja).
Polda Metro Jaya sebelumnya telah beberapa kali mengalami penggantian nama. Dimasa pendudukan Belanda, Kantor Besar Kepolisian Jakarta disebut Hoofdbureau Van Politie.Setelah Jepang mengambil alih pemerintahan, Hoofdbureau Van Politie Batavia berubah nama menjadi Jakarta Tokubestsu Shi Kaisatsu ShoDiambil alih oleh Polisi Republik dan namanya diubah menjadi Kantor Besar Polisi Jakarta. Menjelang belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia dibentuk kepolisian di Jakarta dengan nama Kantor Polisi Komisariat Jaya (Kapekomjaya).Kemudian tahun 1965 pada saat Kepala Kantor Polisi Komisariat Jaya dijabat Brigjen Raden Mas Sawarno Tjokrodiningrat namanya diganti lagi menjadi Komandan Daerah Kepolisian VII Jaya (Komdak VII Jaya).
Pada tahun 1967 terjadi penggantian pangdak dari Irjen Polisi Drs Soebroto Brotodirdjo SH kepada Mayjen Polisi Drs. Soekahar. Saat itu kembali terjadi penggantian nama menjadi Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya (Komdak Metro Jaya), Ini dilakukan setelah Gubernur Ali Sadikin menyatakan Kota Jakarta sebagai kota metropolitan.Selanjutnya nama komdak Metro Jaya berubah lagi menjadi Kodak Metro Jaya. Pada saat itu Mayjen Pol Drs Widodo Budidarmo menjadi Kadapol Metro Jaya tahun 1970 nama Komdak Metro Jaya berubah menjadi Daerah Kepolisian Metro Jaya sampai tahun 1979. Tahun 1980 sampai sekarang Daerah Kepolisian Metro Jaya berubah kembali menjadi Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro Jaya) dan sekitarnya.
DOWNLOAD LOGO POLDA METRO JAYA
Bagi anda yang ingin mendownload logo Polda Metro Jaya dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group) atau format PNG (Portable Network Graphics) tanpa background dengan tingkat resolusi tinggi atau anda ingin mendownload logo ini pada format vector CDR (CorelDraw) yang bisa diedit kembali guna keperluan desain atau cetak, langsung saja klik link yang disediakan dibawah.
Apabila anda mengalami kendala pada link download, seperti link mati, atau ketidak sesuaian link, atau permasalahan yang lainnya, silahkan sampaikan permasalahan tersebut di kolom komentar agar kendala tersebut bisa segera kami perbaiki. Semoga bermanfaat.
LINK DOWNLOAD
0 Response to "KEPOLISIAN DAERAH METROPOLITAN JAKARTA RAYA (POLDA METRO JAYA)"
Posting Komentar