Komando Daerah Militer XIII Merdeka (Kodam XIII Merdeka), sebagaimana dikutip dari wikipedia.org, merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Kodam XIII/Merdeka di pimpin oleh seorang Panglima Kodam (Pangdam) yang berpangkat Mayor Jenderal. Markas Kodam XIII/Merdeka yang baru setelah peresmian pengaktifan kembali oleh Kasad Jenderal TNI Mulyono pada tanggal 20 Desember 2016 di Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea Kota Manado.
Sebagaimana dikutip dari tirto.id, setelah Belanda angkat kaki dari Sulawesi, banyak mantan KNIL dan laskar yang masuk ke TNI/APRIS. Salah satu pasukan di Sulawesi Utara adalah Batalion 3 Mei. Pada 1950, semua tentara Indonesia yang berada di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah berada dalam komando Tentara dan Teritorium VII yang berpusat di Makassar. Untuk kedua wilayah ini dibentuk Komando Pasukan (Kompas) B. Tahun 1952, Kompas B dijadikan Resimen Infanteri 24 yang bermarkas di Manado. Komandannya adalah Letnan Kolonel JF Warouw yang kemudian digantikan oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual.
Wilayah teritorial pasukan ini, diperluas sehingga tak hanya Sulawesi Utara, tapi juga mencakup Maluku Utara. Namanya pun berubah menjadi Komando Pasukan Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Pasukan ini terlibat dalam penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS) yang dipimpin Christian Soumokil. Tanggal 2 Maret 1957, Piagam Permesta ditandatangani oleh Panglima Tentara dan Teritorium VII, Letnan Kolonel Ventje Sumual dan kawan-kawan. Maka setelah itu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution segera memecah pasukan di Sulawesi Utara ke dalam beberapa komando.
Sementara versi Ventje Sumual, sebelum ia menjadi panglima, Mayor Jenderal Nasution sudah memotong kekuasaan Panglima Tentara dan Teritorium VII. Bahkan ia menganggap Nasution sebagai pemecah belah orang-orang Indonesia timur dalam kesatuan tersebut. Tentara dan Teritorium VII kemudian dibubarkan. Dan sejak Maret 1957, pasukan itu dibagi ke dalam empat Kodam dengan dikoordinasikan oleh Komando Antar Daerah Indonesia Timur (KADIT). Keputusan Nasution memecah Tentara dan Teritorium VII ke dalam beberapa Kodam sangat membantu Angkatan Darat dalam menghadapi Permesta.
Pasukan TNI dari luar Sulawesi juga dilibatkan dalam operasi militer tersebut. Mereka mendarat di Kema, Sulawesi Utara, pada 16 Juni 1958, yang kemudian dijadikan Hari Jadi Kodam itu. Nama operasinya pun menjadi nama Kodam, yaitu Kodam Merdeka. Setelah pergolakan Permesta, orang-orang Minahasa tidak lagi dijadikan panglima di daerah mereka. Pangdam Merdeka paling banyak diisi oleh orang Jawa dan Batak. Salah satu yang terkenal adalah Rudini (pernah menjadi Menteri Dalam Negeri). Selain itu ada pula Jenderal batak yang dicap dekat dengan Benny Moerdani yaitu Adolf Sahala Rajaguguk. Tahun 1985, Kodam Merdeka termasuk Kodam yang dibekukan oleh Benny Moerdani.
Dikutip dari laman kesdamxiiimerdeka-tniad-mil.id, sejak tahun 2012 Kodam VII/Wirabuana melakukan kajian tentang rencana pengaktifan kembali Kodam XIII/ Merdeka. Banyak pertimbangan strategis yang melatar belakangi rencana pengaktifannya. Perkembangan regional dan nasional dengan segala dinamikanya saat ini menjadi salah satu bahan pertimbangan yang dianalisis secara matang dan saksama. Wilayah Sulawesi Utara merupakan wilayah yang memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Sebab di sekitar wilayah tersebut terdapat Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sebelah Barat dan ALKI III di sebelah Timur. Selain itu, di wilayah Sulawesi Utara juga terdapat beberapa pulau terdepan dan terluar (puter) yang berbatasan dengan negara tetangga Filipina. Kondisi ini secara geografis memiliki kerawanan terhadap gangguan dan ancaman atas kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dasar hukum pengaktifan kembali Kodam XIII/Merdeka adalah Peraturan Panglima TNI Nomor 45 Tahun 2016 tanggal 13 Oktober 2016 tentang Pembentukan dan Pengesahan Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XVIII/Kasuari, dan Peraturan Kasad Nomor 33 Tahun 2016 tanggal 24 Oktober 2016 tentang Pembentukan dan Pengesahan Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XVIII/ Kasuari berikut Satuan jajarannya. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/830/X/2016 tanggal 10 Oktober 2016, diangkat atau ditunjuk Mayjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M. sebagai Panglima Kodam XIII/Merdeka “Jaya Sakti”. Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti menandatangani naskah penyerahan satuan yang menjadi wilayah Kodam XIII/Merdeka dihadapan Kasad Jenderal TNI Mulyono pada upacara peresmian pengaktifan kembali Kodam XIII/Merdeka (20 Desember 2016).
DOWNLOAD LOGO KODAM XIII MERDEKA
Bagi anda yang ingin mendownload Logo Kodam XIII Merdeka dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group) atau format PNG (Portable Network Graphics) tanpa background dengan tingkat resolusi tinggi atau anda ingin mendownload logo ini pada format vector CDR (CorelDraw) yang bisa diedit kembali guna keperluan pribadi, untuk usaha desain, untuk usaha cetak dan yang lainnya, langsung saja anda klik link download yang telah kami sediakan di bagian paling bawah artikel.
Apabila anda mengalami kendala pada link download, seperti link mati, atau ketidak sesuaian link, atau permasalahan yang lainnya, silahkan sampaikan permasalahan tersebut di kolom komentar agar kendala tersebut bisa segera kami perbaiki. Kami akan selalu Update logo dan desain terbaru lainnya, mohon dukungan anda semua dengan share ke rekan-rekan yang lain supaya mereka dapat mendownload dan memanfaatkan file-file berformat jpg, png dan cdr vector ini untuk keperluan usaha ataupun keperluan pribadi.
LINK DOWNLOAD
0 Response to "LOGO KOMANDO DAERAH MILITER XIII MERDEKA (KODAM XIII MERDEKA)"
Posting Komentar