TENTANG KABUPATEN JEPARA (JEPARA REGENCY)
Kabupaten Jepara (Jepara Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Jepara terletak pada kootdinat 6.5333°S 110.6667°E atau terletak diantara 110°9'48,02" sampai 110°58'37,40" Bujur Timur dan 5°43'20,67" sampai 6°47'25,83" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Jepara pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupate Jepara merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi Jawa Tengah. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga mencakup kawasan Kepulauan Karimunjawa yang berupa gugusan pulau-pulau di Laut Jawa.
Kabupaten Jepara (Jepara Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Jepara terletak pada kootdinat 6.5333°S 110.6667°E atau terletak diantara 110°9'48,02" sampai 110°58'37,40" Bujur Timur dan 5°43'20,67" sampai 6°47'25,83" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Jepara pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupate Jepara merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi Jawa Tengah. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga mencakup kawasan Kepulauan Karimunjawa yang berupa gugusan pulau-pulau di Laut Jawa.
Wilayah yang kini dikenal dengan kabupaten Jepara, pada masa abad ke-7 pernah berdiri kerajaan bernama Ho-Ling, yang oleh para ahli disamakan dengan kerajaan Kalingga. Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan Hindu dan dipimpin oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Shima. Daerah ini memiliki kota pelabuhan yang ramai oleh pedagang dari luar, seperti India, Arab, Cina, Kamboja, dan bagsa Eropa Barat. Pada abad ke-9 ibukota kerajaan dipindah ke sisi timur. Perpindahan inipun memperoleh perlawanan dari Dandag Gendis yang merupakan pemimpin kerajaan Tuban dan Kahuripan, yang menganggap kehadirann Kalingga sebagai pesaing Kota Pelabuhan. Peyerangan ini mendapat backingan dari bangsa China. Pada abad ke-11 kalingga menjadi bagian dari kerajaan Majapahit. Pada masa tersebut Jepara dipimpin oleh Arya Timur (1470) yang meskipun berada di bawah kekuasaan Majapahit, namun tetap mampu mengembangkan kekuasaannya hingga ke Bengkulu dan Tanjung Pura.
Pada tahun 1507, Jepara dipimpin oleh Adipati Unus (menantu Raden Fatah) anak dari Arya Timur dan semakin berkembang pesat sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan beras. Dari Adipati Unus kepemimpina bergati kepada Sultan Hadlirin (seorang pengeran dari Kerajaa Aceh) yang diangkat sebagai pemimpin setelah menikah dengan Retno Kencana (Nimas Ratu Kalinyamat), cucu dari Raden Fatah. Setelah Sultan Hadlirin terbunuh, kepemimpinan diteruskan oleh istriya Nimas Ratu Kalinyamat, dan pada masa ini, kota pelabuhan Jepara mulai diganggu oleh kedatangan bangsa Portugis. Pemerintahan kemudian diteruskan oleh Pangeran Arya Jepara yang merupakan anak angkat dari Nimas Ratu Kalinyamat. Pada masa inilah kemerosotan Kota Jepara sebagai kota pelabuhan mulai dirasakan. Faktor ekspansi Kerajaan Pajang yang dulunya membiarkan Jepara berkembang ternyata lambat laun mulai digerogoti daerahnya karena pertimbangan ekonomi.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di Desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur, maka tanggal dinobatkannya Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara, yaitu tanggal 10 April 1549 selanjutnya dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Jepara. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu yang khas dan telah dikenal hingga kacah Internasioal. Untuk Tahun 2010 ini, Jepara telah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis terhadap produk Ukirnya yang sangat khas. Selain itu, Jepara merupakan kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia R.A. Kartini.
Kabupaten Jepara sendiri wilayahnya terdiri dari 16 kecamatan, 11 kelurahan, dan 184 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Jepara mencapai 1.158.182 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Jepara mencapai 1.059,25 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 1.093 jiwa/km². Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 km2 (26,30%). Secara Administratif Kabupaten Jepara terbagi dalam 5 wilayah, yaitu: Jepara Pusat (Jepara, Tahunan), Jepara Selatan (Welahan, Kalinyamatan), Jepara Utara (Karimunjawa, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Donorojo, Keling), Jepara Barat (Kedung, Pecangaan) dan Jepara Timur (Batealit, Mayong, Nalumsari Pakis Aji).
Destinasi wisata yang ada di kabupaten Jepara sangat banyak sekali, karena berbatasan dengan Laut Jawa, maka banyak destinasi wisata yang berupa Pantai, diantaranya ada Pantai Kartini di Bulu, Pantai Tirto Samodra di Bandengan, Pantai Empu Rancak di Karanggondang, Pantai Blebak di Sekuro, Pantai Pecatu di Banyumanis, Pantai Bondo di Bondo, Pantai Ombak Mati di Bondo, Pantai Pailus di Karanggondang dan masih banyak lagi destinasi Pantai yang lainnya. Ada juga destinasi wisata air terjun, diantaranya Air Terjun Songgo Langit di Bucu, Air Terjun Jurang Manten di Blingoh, Air Terjun Jurang Nganten di Tanjung, Air Terjun Kalen Wates di Tanjung dan masih banyak lagi air terjun yang ada di Kabupaten Jepara. Selain itu ada banyak lagi destinasi wisata seperti gua, pegunungan, waduk, telaga, wisata religi, desa wisata dan setra kerajian yang pastinya menarik untuk dikunjungi.
Website : www.jepara.go.id
TENTANG LOGO JEPARA (JEPARA REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Jepara:
- PERISAI BERSUDUT LIMA, melambangkan perjuangan dan perlindungan.
- GUNUNG, melambangkan kesentausaan serta ketenangan dan merupakan salah satu sumber kesuburan
- BINTANG BERSUDUT LIMA, melambangkan kepercayaan kepada Tuhan YME sesuai dengan sila I dari Pancasila.
- MENARA, melambangkan sebagian besar penduduk Kabupaten Jepara yang memeluk agama Islam.
- POHON BERINGIN, melambangkan pengayoman dan persatuan sedangkan sulur 4 dan akar 5 mengandung arti angka tahun 45.
- UKIR-UKIRAN RELUNG MOTIF JEPARA ASLI, melambangkan hasil seni kerajinan yang spesifik, penuh kreasi dan terkenal sampai keluar negeri.
- PADI, melambangkan kemakmuran dalam bidang pangan, berbiji 17 mengandung arti angka tanggal 17.
- KAPOK, melambangkan produksi daerah yang terkenal tinggi kwalitasnya dipasaran dunia, sedangkan jumlah 8 buah angka bulan ke 8.
- Perpaduan antara butir PADI BERBIJI 17, KAPOK 8 buah dan SULUR 4 serta AKAR 5, merupakan rangkaian angka-angka yang mewujutkan saat yang bersejarah hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
- BUNGA MELATI, diikat dengan pita merah melambangkan perjuangan dan kemajuan wanita serta menunjukkan tempat kelahiran Pahlawan Nasional RA Kartini.
- TANAH DATAR, melambangkan kesuburan daerah, merupakan potensi pertanian dan perkebunan untuk kemakmuran.
- LAUT, melambangkan kebebasan , mengandung kekayaan alam yang melimpah ruah sebagai sumber mata pencaharian utama bagi para nelayan.
- Perpaduan antara LANGIT, GUNUNG, TANAH DATARAN dan LAUT, menggambarkan kekayaan alam di daerah sebagai sumber kehidupan dan penghidupan rakyat.
Untuk mendownload logo KABUPATEN JEPARA (JEPARA REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JEPARA (JEPARA REGENCY)"
Posting Komentar