DOWNLOAD LOGO KOTA MAGELANG (MAGELANG CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Magelang adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara posisi Kota Magelang terletak di kordinat 110° 12’ 20” – 110° 12’ 52” Bujur Timur dan 7° 26’ 28" – 7° 30’ 09" Lintang Selatan, dimana posisinya tepat berada di tengah-tengah Kabupaten Magelang dan juga pernah menjadi Ibu Kota Kabupaten Magelang itu sendiri, sebelum akhirnya berubah menjadi daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri. Kota Magelang menjadi penghubung jalur strategis perekonomian Semarang dan Yogyakarta, betarada di 75 km sebelah selatan Semarang dan 43 km sebelah utara Yogyakarta. 

Kota Magelang sendiri wilayahnya terdiri dari 3 kecamatan dan 17 kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kota Magelang mencapai 129.303 jiwa. Luas wilayah Kota Magelang yaitu 16,06 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 8.051 jiwa/km². Mata pencaharian masyarakat Kota Magelang sebagian besar berada di sektor Perdagangan dan Industri. 

Destinasi wisata yang ada di Kota Magelang cukup banyak sekalipun memiliki wilayah yang relatif kecil, diantara destinasi wisata tersebut ada yang berupa wisata kuliner yang bisa ditemukan di sepanjang jalan di Kota ini. Ada Taman Kyai Langgeng yang berlokasi di Jalan Cempaka dan memiliki luas sekitar 28 hektar, didalam taman ini terdapat ratusan koleksi tanaman langka dan beberapa patung dinosaurus yang menambah cantik suasana taman ini. Ada juga sebuah tempat yang dinamakan Pecinan, berada di jalan Pemuda dan menjadi sebuah tempat belanja, tempat ini juga mendapat julukan Malioboronya Magelang. Ada Juga Taman Badaan yang ada di Jalan Pemuda dan merupakan tempat rekreasi untuk anak-anak yang didalamnya banyak patung-patung hewan. 

Selain tempat wisata diatas masih ada lagi destinasi yang cukup menarik untuk dikunjungi, diantaranya yaitu Alun Alun Kota Magelang yang berada di pusat kota Magelang, di sekelilingnya banyak terdapat pusat perbelanjaan dan juga sebuah menara air peninggalan Belanda yang sekarang dikelola oleh PDAM Kota Magelang. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan publik bagi warga kota. Selain itu ada juga eberapa musium diantaranya Museum OHD (Oei Hong DJien), Museum Bumiputera, Museum Jenderal Soedirman, Museum Taruna Abdul Jalil, Museum Badan Pemeriksa Keuangan dan Museum Diponegoro

Situs Resmi Kota Magelang : www.magelangkota.go.id

SEJARAH KOTA MAGELANG
Sejarah Kota Magelang dapat ditelusuri dari tiga buah parasasti berupa lempengan logam tembaga yang mengungkap sejarah berdirinya Kota Magelang. Ketiga Prasasti tersebut yaitu prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Parsasti Poh dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang. Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. 

Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung Susundara dan Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Berdasarkan sejarah tersebut, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 11 April 907 Masehi sebagai hari jadi Kota Magelang, ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989.

Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibu kota Karesidenan Kedu pada tahun 1818. Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah, Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal. 

ARTI LOGO KOTA MAGELANG
Berikut ini adalah arti atau makna dari Logo Kota Magelang:
  1. Padi dan kapas berarti kemakmuran, cukup sandang dan pangan. Padi berjumlah 17 butir berarti tanggal 17. Kapas berjumlah 8 pucuk berarti bulan 8 atau Agustus. Dua buah bambu runcing, yang satu beruas empat dan yang lain beruas lima berarti tahun 1945.
  2. Paku di atas simpang tiga berarti, Paku menggambarkan Gunung Tidar sebagai pakuning Pulau Jawa. Simpang tiga menggambarkan letaknya dipertemukan dari tiga jurusan yaitu Semarang, Purworejo dan Yogyakarta.  Bintang besar di tengah-tengah berarti rakyat Magelang ber-Pancasila atau rakyat Magelang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Topi baja di atas buku berarti adanya pendidikan ABRI, Kota Militer dan merupakan pusat pendidikan umum.
  3. Warna dasar ada 5 yaitu Hijau, Merah Tua, Putih, Kuning Emas dan Hitam yang berarti: Hijau: Lambang kesuburan dan kemakmuran. Merah Tua: Lambang keberanian/revolusioner. Putih: Lambang kesucian/kejujuran/kebersihan. Kuning Emas: Lambang keagungan/kebahagiaan. Hitam: Lambang keadilan, kuat/sentausa (langgeng).
  4. Bambu runcing diatas dasar merah tua berarti keberanian dan kekuatan rakyat, berdasarkan sejarah perjuangan rakyat dalam mengusir Belanda, Inggris dan Gurkha dalam revolusi fisik yang diwarisinya dari perjuangan Pangeran Diponegoro.
 
DOWNLOAD LOGO KOTA MAGELANG
Untuk mendownload logo KOTA MAGELANG (MAGELANG CITY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA MAGELANG (MAGELANG CITY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA MAGELANG (MAGELANG CITY)"

Posting Komentar