DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TANGERANG (TANGERANG REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Tangerang adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Banten. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 106° 20’ 00” – 106° 43’ 00” Bujur Timur dan 6° 00’ 00" –  6° 21’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan wilayah Provinsi Jawa Barat, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Wilayah Kabupaten Tangerang secara umum merupakan wilayah dataran rendah, Sungai Cisadane merupakan sungai terpanjang di Tangerang yang mengalir dari selatan dan bermuara di Laut Jawa. 

Kabupaten Tangerang sendiri wilayahnya terdiri dari 29 Kecamatan, 28 Kelurahan dan 246 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai 2.619.803 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Tangerang yaitu 1.011,86 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 2.589 jiwa/km². Secara umum, Kabupaten Tangerang dapat dikelompokkan menjadi 3 wilayah pertumbuhan, yakni: Pusat Pertumbuhan Balaraja dan Tigaraksa, berada di bagian barat, difokuskan sebagai daerah sentra industri, permukiman, dan pusat pemerintahan. Pusat Pertumbuhan Teluknaga, berada di wilayah pesisir, mengedepankan industri pariwisata alam dan bahari, industri maritim, perikanan, pertambakan, dan pelabuhan. Pusat Pertumbuhan Curug, Kelapa Dua, Legok dan Pagedangan, berada di bagian timur dekat perbatasan dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, difokuskan sebagai pusat pemukiman dan kawasan bisnis.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lebak ada beragam, diantaranya yaitu wisata alam berupa Kramat Solear; Tebing Koja, Cisoka, World of Wonder Citra Raya, Danau Biru Cigaru, Cisoka, Mangrove Center Ketapang, Mauk, Kolam Renang di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang dan Wisata alam, taman rekreasi, dan wisata kuliner lainnya di wilayah Kabupaten Tangerang. Selain wisata alam, ada juga wisata pantai, diantaranya yaitu Tanjung Pasir yang ada di Teluknaga, Tanjung Kait yang ada di Mauk, Pantai Shangrila yang ada di Sukadiri, Pantai Pasir Putih Dadap yang ada di Kosambi, Pantai pulau Cangkir yang ada di Kronjo, Pantai Indah Kosambi dan Pantai-pantai lainnya di wilayah Kabupaten Tangerang.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Taman Bunga Matahari yang ada di Desa Kayung Agung, atau bersantai di Hutan Jati Raya Sindang Panon yang berlokasi di kampung Kedal, desa Sindang Panon, Kecamatan Sindang Jaya. 

Website Resmi Kabupaten Tangerang : www.tangerangkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN TANGERANG
Dalam riwayat diceritakan, bahwa saat Kesultanan Banten terdesak oleh Agresi Militer Belanda pada pertengahan abad ke-16, diutuslah tiga maulana yang berpangkat Tumenggung untuk membuat perkampungan pertahanan di wilayah yang berbatasan dengan Batavia. Ketiga Tumenggung itu adalah, Tumenggung Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, dan Aria Jaya Santika. Mereka segera mem­bangun basis pertahanan dan pemerintahan di wilayah yang kini dikenal sebagai kawasan Tigaraksa. Jika merunut kepada legenda rakyat dapat disimpulkan bahwa cikal-bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksa. Nama Tigaraksa itu sendiri berarti Tiang Tiga atau Tilu Tanglu, sebuah pemberian nama sebagai wujud penghormatan kepada tiga Tumenggung yang menjadi tiga pimpinan ketika itu. 

Seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian Barat Sungai Cisadane, saat ini diyakini berada di Kampung Gerendeng. Waktu itu, tugu yang dibangun Pangeran Soegri dinamakan sebagai Tangerang, yang dalam bahasa Sunda berarti tanda. Prasasti yang tertera di tugu tersebut ditulis dalam huruf Arab ”gundul” berbahasa Jawa kuno yang berbunyi ”Bismillah pget Ingkang Gusti/Diningsun juput parenah kala Sabtu/Ping Gangsal Sapar Tahun Wau/Rengsena perang netek Nangaran/Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian/Sakabeh Angraksa Sitingsun Parahyang”. Yang berarti ”Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa/Dari Kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu/Tanggal 5 Sapar Tahun Wau/Sesudah perang kita memancangkan tugu/untuk mempertahankan batas Timur Cipamungas (Cisadane) dan Barat Cidurian/Semua menjaga tanah kaum Parahyang. Sebutan ”Tangeran” yang berarti ”tanda” itu lama-kelamaan berubah sebutan menjadi Tangerang sebagaimana yang dikenal sekarang ini. 

Dikisahkan, bahwa kemudian pemerintahan ”Tiga Maulana”, ”Tiga Pimpinan” atau ”Tilu Tanglu” tersebut tumbang pada tahun 1684, seiring dengan dibuatnya perjanjian antara Pasukan Belanda dengan Kesultanan Banten pada 17 April 1684. Perjanjian tersebut memaksa seluruh wilayah Tangerang masuk ke kekuasaan Penjajah Belanda. Kemudian, Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan seorang bupati. Para bupati yang pernah memimpin Kabupaten Tangerang di era pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII. 

Setelah keturunan Aria Soetadilaga dinilai tidak mampu lagi memerintah Kabupaten Tangerang, Belanda menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia. Kemudian Belanda membuat kebijakan, sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang-orang kaya di Batavia, yang merekrut pemuda-pemuda Indonesia untuk membantu usaha pertahanannya, terutama sejak kekalahan armadanya di dekat Kepulauan Midway dan Kepulauan Solomon. Kemudian pada tanggal 29 April 1943 dibentuklah beberapa organisasi militer, di antaranya yang terpenting ialah Keibodan (barisan bantu polisi) dan Seinendan (barisan pemuda). Disusul pemindahan kedudukan Pemerintahan Jakarta ke Tangerang dipimpin oleh Kentyo M. Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito Gyoosieken atas perintah Gubernur Djawa Madoera. 

Seiring dengan status daerah Tangerang ditingkatkan menjadi Daerah Kabupaten, maka daerah Kabupaten Jakarta menjadi Daerah Khusus Ibu Kota. Di wilayah Pulau Jawa pengelolaan pemerintahan didasarkan pada Undang-undang nomor 1 tahun 1942 yang dikeluarkan setelah Jepang berkuasa. Undang-undang ini menjadi landasan pelaksanaan tata Negara yang asas pemerintahannya militer. Panglima Tentara Jepang, Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, diserahi tugas untuk mem­bentuk pemerintahan militer di Jawa, yang kemudian diangkat sebagai gunseibu. Seiring dengan hal itu, pada bulan Agustus 1942 dikeluarkan Undang-undang nomor 27 dan 28 yang mengakhiri keberadaan gunseibu. Berdasarkan Undang-undang nomor 27, struktur pemerintahan militer di Jawa dan Madura terdiri atas Gunsyreikan (pemerintahan pusat) yang membawahi Syucokan (residen) dan dua Kotico (kepala daerah istimewa). Syucokan membawahi Syico (wali kota) dan Kenco (bupati). 

Sejalan dengan keluarnya surat keputusan tersebut, Atik Soeardi yang menjabat sebagai pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat, Raden Pandu Suradiningrat, diangkat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944). Semasa Bupati Kabupaten Tangerang dijabat, H. Tadjus Sobirin (1983-1988 dan 1988-1993) bersama DPRD Kabupaten Tangerang pada masa itu, menetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 (Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984). Seiring dengan pemekaran wilayah dengan terbentuknya pemerintah Kota Tangerang tanggal 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993, maka pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pindah ke Tigaraksa. Pemindahan ibu kota ke Tigaraksa dinilai strategis, karena menggugah kembali cita-cita dan semangat para pendiri untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang bebas dari belenggu penjajahan (kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan) menuju masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera.

ARTI LOGO KABUPATEN TANGERANG
Lambang Kabupaten Tangerang diatur dalam Peraturan Daerah No. 19 Tahun 1984 yang kemudian disempurnakan oleh Peraturan Daerah No. 10 Tahun 1987. Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Tangerang:
  1. Puncak perisai lima buah berlambang Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.
  2. Susunan bata merupakan lambang benteng pertahanan yang mengingatkan kita kepada kepahlawanan rakyat Kabupaten Tangerang. Jumlah bata melambangkan tanggal, bulan dan tahun proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia yaitu tujuh belas, bulan delapan, tahun empat puluh lima.
  3. Empat batang bambu berbentuk persegi panjang berjumlah empat puluh tiga ruas dengan warna kuning emas. Di dalam persegi panjang terdapat seuntai buah padi dengan jumlah butir dua puluh tujuh juga berwarna kuning emas dan seuntai bunga kapas berjumlah dua belas dengan warna putih dan tangkai warna hijau. melambangkan tanggal, bulan dan tahun jadi Pemerintah Kabupaten Tangerang, yaitu: 27-12-1943.
  4. Topi bambu berwarna kuning emas, melambangkan hasil kerajinan dan industri Kabupaten Tangerang.
  5. Tiga buah garis putih berombak melambangkan bahwa Kabupaten Tangerang dilintasi oleh sungai-sungai besar.
  6. Empat buah garis biru berombak melambangkan laut di mana Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai.
  7. Moto, yakni Satya Karya Kerta Raharja. Artinya, masyarakat memiliki kesetiaan dan ketaatan pada pemerintah dan negara. Dengan doa dan kerja keras, mereka berupaya mewujudkan kehidupan yang makmur, adil, dan sejahtera, baik dari segi spiritual, material, dan fisik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TANGERANG
Untuk mendownload logo KABUPATEN TANGERANG (TANGERANG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN TANGERANG (TANGERANG REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TANGERANG (TANGERANG REGENCY)"

Posting Komentar