DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ACEH JAYA (ACEH JAYA REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Aceh Jaya adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 95° 10’ 00” –  96° 03’ 00” Bujur Timur dan 4° 22’ 00" –  5° 16’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Wilayah Kabupaten Aceh Jaya secara umum merupakan wilayah dataran rendah dan merupakan wilayah pesisir barat Sumatera dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 kilometer. 

Kabupaten Aceh Jaya sendiri wilayahnya terdiri dari 9 Kecamatan dan 172 Gampong. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya mencapai 86.058 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Aceh Jaya yaitu 3.812,99 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 23 jiwa/km². Sektor utama masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya adalah Pertanian, baik komoditas jenis tanaman pangan maupun tanaman perkebunan dan sayur. Untuk perikanan laut juga menjadi andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang masih luas tersedia.   

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Aceh Jaya ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pantai Pasie Saka yang berlokasi di Jeumpheuk Kecamatan Sampoiniet, Pantai Rigaih yang berlokasi di Lhok Buya Kecamatan Setia Bakti, Pulau Keluang yang berlokasi di Gle Jong Kecamatan Jaya, ada juga wisata arung jeram sungai Teunom yang berlokasi di Cot Kuala Kecamatan Mane, ada juga wisata Puncak Lageun yang lokasinya berada di Lhok Geulumpang Kecamatan Setia Bakti, wisata Danau laut Nie Pineung Suasa yang berlokasi di Desa Pasi Kecamatan Teunom, Pantai Kuala Dhoi yang berlokasi di Desa Kuala Dhoe Kecamatan Setia Bakti, dan ada juga Pantai Kuala Merisi yang berlokasi di Dayah Baro Kecamatan Krueng Sabee.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Pulau Reusam yang dalam bahasa setempat berarti pulau untuk menggelar rapat adat dan berlokasi di Lhok Timon Kecamatan Setia Bakti, ada juga wisata religi Nisan Meureuhom Daya yang merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang Raja di Lamno yang dulunya berjuang melawan penjajahan di tanah Aceh dan berlokasi di Desa Kuala Batee Kecamatan Kuala Batee, ada juga wisata Puncak Gunung Geurutee yang berlokasi di Babah Ie Kecamatan Jaya, kemudian ada juga Pantai Ujong Glayang berlokasi di Desa Babah Nipa Kecamatan Sampoiniet, serta ada juga Taman Bunga Aceh yang berlokasi di Desa Alue Pit Kecamatan Panga. Serta masih banyak lagi destinasi wisata lain yang cukup menarik untuk dikunjungi.

Website Resmi Kabupaten Aceh Jaya : www.acehjayakab.go.id

SEJARAH KABUPATEN ACEH JAYA
Mengutip dari laman resmi pemerintah daerah Kabupaten Aceh Jawa di www.acehjayakab.go.id, tercatat bahwa Kabupaten Aceh Jaya dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Barat dan terletak di wilayah pantai barat Provinsi Aceh. Sebelum terbentuk menjadi Kabupaten Aceh Jaya Wilayah ini telah pernah masyhur pada decade sebelumnya yaitu pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang merupakan bagian barat dari Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan dibangun pada Abad ke XVI Masehi atas prakarsa Sultan Saidil Mukamil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun 1588 – 1604 M), kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (Sultan Aceh yang hidupTahun (1607-636 M) dengan mendatangkan orang-orang Aceh Rayeuk dan Pidie. 

Kerajaan pertamanya bernama “Negeri Daya” (sekarang wilayah ini menjadi Kecamatan Jaya) yang pada akhir Abad ke XV M telah berdiri sebuah kerajaan dengan rajanya adalah Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah dengan gelar PoteuMeureuhom Daya. Dari perkembangan selanjutnya, wilayah Aceh Barat diakhir Abad XVII telah berkembang menjadi beberapa kerajaan kecil yang dipimpin oleh UleeBalang, yaitu: Kluang; Lamno; Kuala Lambeusoe; Kuala Daya; Kuala Unga; Babah Awe; Krueng No; Crak Mon; LhokKruet; Babah Nipah; Lageun; Lhok Geulumpang; Rameue; Lhok Rigaih; Krueng Sabee; Teunom; Panga.

Dimasa penjajahan Belanda, melalui suatu perjanjian (korteverklaring), diakui bahwa masing-masing Uleebalang dapat menjalankan pemerintahan sendiri (zelfsbestuur) atau swaparaja (landschap). OIeh Belanda Kerajaan Aceh dibentuk menjadi Gouvernement Atjeh en Onderhorigheden (Guvermen Aceh dan Daerah Taklukannya) dan selanjutnya dengan dibentuknya Gouverment Sumatera, Aceh dijadikan Keresidenan yang dibagi atas beberapa wilayah yang disebut afdeeling (Propinsi) dan afeeling dibagi lagi atas beberapa onderafdeeling (Kabupaten) dan onderafdeefing dibagi menjadi beberapa landschap (Kecamatan).

Sebelum wilayah Keresidenan Aceh dibagi menjadi 4 (empat) afdeeling yang salah satunya adalah Afdjeeling Westkust van Atjeh atau Aceh Barat dengan ibukotanya Meulaboh. Afdeeling Westkust van Atjeh (Aceh Barat) merupakan suatu daerah administratif yang meliputi wilayah sepanjang pantai barat Aceh, dari Gunung Geurutee sampai daerah Singkil dan kepulauan Simeulue serta dibagi menjadi 6 (enam) onderafdeeling, yaitu:

  1. Meulaboh dengan ibukotanya Meulaboh dan dengan Landschappennya Kaway XVI, Woyla, Bubon, LhokBubon,   Seunagan, Seuneu’am, Beutong, TungkopdanPameue;
  2. Tjalang, dengan ibukotanya Tjalang (sebelum tahun 1910 ibukotanya adalah Lhok Kruet). Landschapnya meliputi Keulueng, Kuala Daya, Lambeusoi, Kuala Unga, Lhok Kruet, Patek, Lageun, Rigaih, Krueng Sabee, dan Teunom.
  3. Tapak Tuan dengan ibukotanya Tapak Tuan
  4. Simeulue dengan ibukotanya Sinabang, Landschappennya Teupah, Simalur, Salang, Leukon dan Sigulai; Simeulue dengan Ibukota Sinabang, Landschappennya Teupah, Simalur, Salang, Leukon dan Sigulai.
  5. Zuid Atjeh dengan ibukotanya Bakongan
  6. Singkil dengan ibukotanya Singkil

Pada masa Penjajahan Jepang, struktur wilayah administratif tidak banyak mengalami perubahan kecuali pergantian cara penamaan wilayah. Afdeeling diubah menjadi Bunsyu yang dikepalai seorang Bunsyucho, Onderafdeeling menjadi Gun yang dikepalai seorang Guncho, dan Landshap menjadi Son yang dikepalai seorang Soncho. Setelah Indonesia merdeka, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara, Wilayah Barat dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 3 wilayah, yaitu Meulaboh, Calang, dan Simeulue. Wilayah Calang menjadi daerah otonom setelah memekarkan diri dari kabupaten induk menjadi Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara, wilayah Barat dimekarkan mejadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Barat Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Barat dengan Ibukota Meulaboh tedari tiga wilayah yaitu Meulaboh, Calang dan Simeulue, dengan jumlah Kecamatan sebanyak 19 (sembilan belas) Kecamatan yaitu Kaway XVI; Johan Pahlawan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee; Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya; Simeulue Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang. Sedangkan Kabupaten Aceh Selatan meliputi wilayah Tapak Tuan, Bakongan dan Singkil dengan ibukotanya Tapaktuan.

Pada Tahun 1996 Kabupaten Aceh Barat dimekarkan lagi menjadi 2 (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Barat meliputi Kecamatan Kaway XVI; Johan Pahlawan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee; Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya dengan ibukotanya Meulaboh dan Kabupaten Administratif Simeulue meliputi Kecamatan Simeulue Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang dengan ibukotanya Sinabang. Kemudian pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 dan ditegaskan dalam Undang-undang No.4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Aceh Tamiang dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam;, Kabupaten Aceh Jaya menjadi daerah otonom setelah mekar dari Kabupaten induk dengan 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan : Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoiniet dan Jaya yang terdiri atas 21 Mukim, dan 172 Desa.

Kabupaten Aceh Jaya menjadi menjadi 9 (sembilan) kecamatan, pada tahun 2012 Kabupaten Aceh Jaya memekarkan 3 kecamatan baru berdasarkan Qanun Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan Indra Jaya, Darul Hikmah dan Pasie Raya Dalam Kabupaten Aceh Jaya. Adapun tiga kecamatan yang dimekarkan adalah Kecamatan Teunom, ditambahkan satu kecamatan lagi yakni Kecamatan Pasie Raya Kemudian Kecamatan Sampoiniet dimekarkan satu kecamatan yaitu Kecamatan Darul Hikmah. Satu kecamatan lainnya yang akan diberi nama Kecamatan Indra Jaya merupakan pemekaran dari Kecamatan Jaya.

ARTI LOGO KABUPATEN ACEH JAYA
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Aceh Jaya :
-  Belum ada Keterangan  -

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ACEH JAYA
Untuk mendownload logo KABUPATEN ACEH JAYA (ACEH JAYA REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN ACEH JAYA (ACEH JAYA REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ACEH JAYA (ACEH JAYA REGENCY)"

Posting Komentar