DOWNLOAD LOGO KABUPATEN GAYO LUES (GAYO LUES REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Gayo Lues adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 96° 43' 15,65” -  97° 55' 24,29” Bujur Timur dan 3° 40’ 46,13" - 4° 16’ 50,45" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang dan Sumatra Utara, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya. Wilayah Kabupaten Gayo Lues secara umum merupakan wilayah dataran tinggi,  yang berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayahnya merupakan areal Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. 

Kabupaten Gayo Lues sendiri wilayahnya terdiri dari 11 Kecamatan dan 145 Gampong. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Gayo Lues mencapai 95.370 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Gayo Lues yaitu 5.719,58 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 17 jiwa/km². Kabupaten Gayo Lues termasuk salah satu kabupaten di Aceh yang paling terisolir. Sektor utama mata pencaharian warga Kabupaten Gayo Lues adalah pertanian, yang kini menjadi peioritas utama pengembangan. penduduk kabupaten Gayo Lues berasal dari berbagai etnik dan suku. suku Gayo, Aceh, Jawa, Alas, Karo, Melayu, Tionghoa, Batak Mandailing, Minang, Batak Toba, Singkil, Batak Pakpak dan Kluet dll. 
          
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Gayo Lues ada beragam, diantaranya yaitu Pemandian air panas Betung yang berlokasi di Kecamatan Putri Betung dipercaya bisa mengobati beberapa macam peyakit terutama peyakit kulit, ada juga Rumah Pohon Genting yang berlokasi di Kecamatan Pining, kemudian ada juga wisata air terjun kolam Biru Rerebe, kemudian ada juga wisata Agusen di desa Agusen kecamatan Blangkejeren, lalu ada wisata Berawang Pungkih yang berada di Kampung Wisata Agusen berupa sungai dan jalur pendakian menuju Gunung Leuser, ada juga air terjun Tujuh Tingkat di desa Pantan Cuaca, kemudian ada Rafting di Ketambe berlokasi di dalam Taman Nasional Gunung Leuser, ada Bukit Cintadi desa Panggalangan serta ada desa wisata Kedah yang merupakan gerbang menuju Gunung Leuser. 

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Blangtasik di kecamatan Kutenpayang menyajikan pemandangan berupa danau yang dikelilingi pepohonan, kemudian ada juga wisata Kampung Inggris di Desa Agusen Kecamatan Blangkejeren, lalu ada wisata Tanjung Lipet di desa Toa Kampng Wisata Agusen, lalu ada wisata Highland Gayo Lues yang menyajikan pemandangan alam dan kota ketika berada di puncaknya, lalu ada juga Air terjun Akang Siwah yang berada sekitar 6 KM dari kecamatan Blangkejeren, ada juga Festival Budaya Saman yang diadakan di setiap hari raya islam seperti Maulid Nabi, Idul Fitri dan Idul Adha, kemudian ada juga wisata Uyem Beriring dan Bur Reko.

Website Resmi Kabupaten Gayo Lues : www.gayolueskab.go.id

SEJARAH KABUPATEN GAYO LUES
Pada masa pemerintahan Kesultanan Iskandar Muda, daerah Gayo dan Alas dibagi atas beberapa daerah yang disebut kejuruan (kejurun). Kepada kejurun diberikan sebuah Bawar Pedang (semacam tongkat komando) sebagai pengganti surat keputusan. Daerah Gayo dan Alas dibagi atas delapan kejurun. Enam kejurun di Tanoh Gayo (Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan sebagian Aceh Timur) dan dua di Tanoh Alas (Aceh Tenggara).  Kejurun di Tanoh Gayo yaitu Kejurun  Syiah Utama,  dan  Kejurun  Bukit (Bener Meriah dan sebagian Aceh Tengah sekarang), Kejurun Bebesen, dan Kejurun Linge (Aceh Tengah sekarang), Kejurun Nabuk (Kecamatan Lukup Serbejadi, Aceh Timur sekarang), Kejurun Patiamang (juga dikenal dengan Patiambang, Gayo Lues sekarang); dan di Tanah Alas terdapat Kejurun Bambel dan Kejurun Pulonas  (sebagian  kalangan  menyebutnya  Kejurun  Batu  Mbulan).  

Kejurun Patiamang  berkedudukan di Penampaan, dengan luas wilayah seluruh Gayo Lues sekarang yang pada masa itu terdiri atas 55 kampung. Kepala pemerintahan dipegang seorang Kejurun dengan dibantu 4 (empat) orang Reje, yaitu Reje Gele, Reje Bukit, Reje Rema dan Reje Kemala, dan 7 (tujuh) Reje Cik yaitu : Reje Cik Porang, Reje Cik Kutelintang, Reje Cik Gegarang, Reje Cik Tampeng, Reje Cik Peparik, Reje Cik Kemala Derna, dan Reje Cik Pudung (Terangun). Setelah Sultan Aceh Muhammad Daud Syah menyerah kepada Belanda pada tahun 1903, maka Gubernur Militer Aceh Van Heutsz memutuskan untuk menaklukkan seluruh Aceh. Daerah yang belum takluk adalah daerah Gayo Lues dan Van Heutsz  memerintahkan Van Daalen untuk menaklukkan daerah tersebut.

Setelah segala  sesuatunya  dianggap rampung maka Van Daalen mulai menyerang daerah Gayo Lues pada tahun 1904. Setelah mengalahkan Gayo Laut, dan Gayo Deret, akhirnya Van Daalen mulai memasuki daerah Gayo Lues dari sebuah kampung yang terpencil yaitu Kampung Kela (9 Maret 1904). Dari sinilah daerah Gayo Lues ditaklukkan benteng demi benteng. Dimulai dengan menaklukkan Benteng Pasir (6 Maret 1904), Gemuyang (18,19,20 Maret 1904), Durin (22 Maret 1904), Badak (4 April 1904), Rikit Gaib (21 April 1904), Penosan (11 Mei 1904), dan Tampeng (18 Mei 1904). Hampir seluruh isi benteng dimusnahkan dan yang luka-luka tertawan akhirnya juga dibunuh. Menurut catatan Zentegraaf (pengarang Belanda) hampir 4000 orang rakyat Gayo dan Alas gugur, termasuk pejuang Gayo seperti Aman Lintang. Aman Jata, H. Sulaiman, Lebe Jogam, Srikandi Inen Manyak Teri, Dimas dan lain-lain.

Pasukan  Belanda yang pergi meninggalkan Gayo Lues ke Tanah Alas kembali lagi pada tahun 1905 untuk menyusun pemerintahan. Untuk Gayo dan Alas dibentuk Pemerintah Sipil yang disebutkan Onder Afdeling (Kabupaten). Onder Afdeling Gayo Lues membawahi tiga daerah yang disebut Landschaap (Kecamatan), yaitu : Landschaap Gayo Lues di Blang Kejeren dikepalai oleh Aman Safii, Landschaap Batu Mbulan dikepalai oleh Berakan dan Landschaap Bambel dikepalai oleh Syahiddin. Sejak 1905-1942 Tanah Alas tunduk ke Gayo Lues. Tahun 1926 terjadi pemberontakan rakyat terhadap Belanda di Blangkejeren yang dipimpin oleh Muhammad Din, namun pemberontakan gagal dan dapat dipadamkan, Muhammad Din dibuang ke Boven Digul (Irian) sedangkan kawan-kawannya dibuang ke Cilacap, Sukamiskin dan Madura.

Pada tahun 1942-1945 Gayo Lues dijadikan Jepang sebagai daerah pertahanan terakhir Jepang. Daerah ini cocok untuk pemusatan militer. Untuk itu pemuda-pemuda Gayo Lues dilatih kemiliteran dalam jumlah yang banyak, diharapkan pemuda-pemuda ini kelak sebagai pendukung militer Jepang. Pemuda-pemuda hasil didikan militer Jepang antara lain adalah Bahrin, Zakaria, Maaris, Maat, Jalim Umar, Abdurrahhim, Asa, Dersat, Hasan Sulaiman, Ahmad Aman Bedus, Hasan Tejem dan lain-lain yang kelak berjasa dalam Agresi Militer Belanda ke-I dan II.

Gema Proklamasi baru sampai ke Gayo Lues dalam waktu yang relatif lama. Kepastiannya baru didapat pada akhir September 1945. Pada tanggal 4 Oktober 1945 teks Proklamasi dibacakan ulang di Blangkejeren oleh Muhammad Din. Pada tahun 1946, Pemerintah Aceh menetapkan daerah pedalaman menjadi satu kabupaten (keluhakan) yang bernama Keluhakan Aceh Tengah. Luhak  (Bupati) dan ibukota Kabupaten dimusyawarahkan antara pemimpin dari Takengon, Blang Kejeren  dan Kuta Cane. Setelah diadakan musyawarah terpilihlah Raja Abdul Wahab sebagai Luhak Aceh Tengah Sedangkan Takengon dipilih menjadi ibukota. A.R Hajat menjadi Patih, Mude Sedang menjadi Wedana Takengon, M. Saleh Aman Sari menjadi Wedana Gayo Lues dan Khabar Ginting menjadi Wedana Tanoh Alas. 

Setelah susunan pemerintah terbentuk dan berjalan beberapa bulan mulailah terasa kesulitan menjalankan roda pemerintah  mengingat  hubungan Takengon-Blangkejeren-Kuta Cane  sangat jauh. Atas dasar kesulitan di atas maka sejak tahun 1957, mulailah Gayo dan Alas berjuang membentuk Kabupaten sendiri. Akhirnya pada tahun 1974, Gayo dan Alas terbentuk menjadi Kabupaten yang dinamakan Kabupaten Aceh Tenggara dengan UU No 4 Tahun 1974 tertanggal 26 Juni 1974. Dengan berlakunya UU No. 5 tahun 1974, maka  status kewedanaan diganti dengan sebutan Pembantu Bupati. Namun sejak tahun 1975 s.d 1981 status Gayo Lues masih dalam status transisi karena Gayo Lues dijadikan Daerah Koordinator Pemerintahan untuk 4 Kecamatan. Baru pada tahun 1982 Kewedanaan Gayo Lues dijadikan Wilayah Pembantu  Bupati Gayo Lues dipimpin oleh Pembantu Bupati.

Sehubungan dengan keterbatasan wewenang ditambah lagi luasnya daerah yang harus dikoordinir dan ditambah  pula  minimnya  PAD Aceh Tenggara, sehingga ada kesan  kemajuan pembangunan di Gayo Lues dianaktirikan. Faktor intern di atas ditambah lagi dengan faktor ekstern dengan diresmikannya Pembantu Bupati Simeuleu menjadi Kabupaten Administratif, menyusul Pembantu Bupati Bireuen dan Pembantu Bupati Singkil menjadi Kabupaten menyebabkan masyarakat Gayo Lues tergerak untuk mengikuti jejak daerah tersebut di atas. Atas dasar pertimbangan tadi dan pertimbangan lainnya, maka pada akhir tahun 1997 beberapa orang tua bermusyawarah di Blangkejeren untuk memperjuangkan Gayo Lues menjadi Kabupaten (minimal Kabupaten Administratif). 

Tahun 2000 delegasi dikirim ke Jakarta dari Aceh Tenggara sebagai penjajakan dan menemui Menteri Dalam Negeri, pimpinan DPR dan Pimpinan Parpol untuk dimintai bantuan. Setelah melalui proses yang agak panjang dan berliku akhirnya pada tanggal 30 Agustus 2001 Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) menetapkan 4 Calon Kabupaten dari Aceh dinyatakan lulus menjadi Kabupaten, sedangkan Gayo Lues dikaji ulang. Masyarakat Gayo Lues, Pemda Tk.II Aceh Tenggara, dan Pemda Tk.I Daerah Istimewa Aceh, merasa tidak puas dan kecewa, lalu mengirim delegasi lagi ke Jakarta guna menemui petinggi di Jakarta termasuk Wapres. Kepada mereka dimohon dengan hormat agar Gayo Lues dapat diluluskan menjadi kabupaten. Akhirnya DPOD menyetujui Gayo Lues menjadi kabupaten dalam sidangnya pada tanggal 18 Oktober 2001. 

Tidak lama kemudian pemerintah mengusulkan RUU Pemerintah Kabupaten Gayo Lues ke DPR RI. Dalam Sidang Paripurna DPR RI tanggal 11 Maret 2002 seluruh fraksi menyetujui Gayo Lues menjadi kabupaten beserta 21 kabupaten/kota  lainnya. Pada tanggal 2 Juli 2002 Gayo Lues beserta 21 kabupaten/kota lainnya diresmikan oleh Mendagri Hari Sabarno sebagai sebuah kabupaten. Dan pada tanggal 6 Agustus 2002 Gubernur NAD, Ir. Abdullah Puteh melantik Ir. Muhammad Ali Kasim, MM menjadi Pj. Bupati Gayo Lues di Kuta Cane. Dengan demikian selesailah sebuah perjuangan yang suci untuk mewujudkan sebuah kabupaten yang dicita-citakan.

ARTI LOGO KABUPATEN GAYO LUES
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Gayo Lues :
  1. Periuk Tanah, menggambarkan Masyarakat Gayo Lues yang sangat menjunjung nilai lokal, namun tetap pada bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
  2. Bintang, melambangkan keteguhan akan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa;
  3. Tulisan “GAYO LUES” Sebagai identitas dari Kabupaten Gayo Lues;
  4. Padi dan Kapas, merupakan lambang cita-cita untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Gayo Lues;
  5. Daun Tembakau, menggambarkan Kabupaten Gayo Lues yang merupakan penghasil utama tembakau di Provinsi Aceh, juga melambangkan Kabupaten Gayo Lues sebagai kabupaten agraris;
  6. Lingkaran Putih, menggambarkan kestrategisan Kabupaten Gayo Lues yang terletak di tengah-tengah Provinsi Aceh, yang menghubungkan Pantai Barat dan Timur Aceh;
  7. Gunung Berwarna Hijau, melambangkan kabupaten Gayo Lues yang merupakan daerah dataran tinggi, dengan alamnya yang subur, sejuk dan indah, yang dikelilingi bentangan pegunungan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser;
  8. Pena dan Buku, menggambarkan keinginan untuk terus memajukan sumberdaya manusia Gayo Lues melalui pengembangan pendidikan dan kesehatan masyarakat;
  9. Pita bertuliskan“ MUSARA”, bermakna Kuatnya persatuan dan kesatuan antar etnis dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues;
  10. Cerana (Dalung), melambangkan bahwa masyarakat Gayo Lues yang terus menjunjung tinggi nilai seni budaya dan adat istiadat, walau dihadapkan pada tantangan globalisasi;
  11. Warna Merah, Kuning,Hijau dan Hitam Warna dominan pada kain kerawang Gayo;

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN GAYO LUES

Untuk mendownload logo KABUPATEN GAYO LUES (GAYO LUES REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN GAYO LUES (GAYO LUES REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN GAYO LUES (GAYO LUES REGENCY)"

Posting Komentar