DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JEMBRANA (JEMBRANA REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Jembrana adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Bali. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 114° 25' 53” -  114° 56' 38” Bujur Timur dan 8° 09’ 30" - 8° 28’ 02" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tabanan, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Selat Bali. Wilayah Kabupaten Jembrana secara umum berup[a wilayah pegunungan di sisi utara dan dataran rendah di sisi selatan menuju pesisir pantai.

Kabupaten Jembrana sendiri wilayahnya terdiri dari 5 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 41 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Jembrana mencapai 323.211 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Jembrana yaitu 841,80 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 384 jiwa/km². Sektor perekonomian utama masyarakat di Kabupaten Jembrana adalah sektor perikanan, dimana masyarakatnya banyak yang berprofesi menjadi Nelayan, hal ini juga didukung oleh letak kabupaten ini yang berbatasan dengan Samudra Indonesia dan selat Bali. Sektor kedua setelah nelayan adalah bidang pertanian, didukung dengan kondisi pegunbungan dan iklim yang sesuai.  
          
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Jembrana ada beragam, diantaranya yaitu pantai Peracak di kecamatan Jembrana, Pantai Medewi di Kecamatan Pekutatan, Pura Rambut Siwi di kecamatan Mendoyo, Pantai Perancak Candikusumadi kecamatan Negara, Teluk Gilimanuk di kecamatan Melaya, Monumen Lintas Laut Jawa di kecamatan Melaya, taman nasional Bali Barat, wisata bendungan Palasari di kecamatan Melaya, wisata Bunut Bolong di kecamatan Pekutatan, wisata Pantai Baluk Rening di kecamatan Negara, wisata Pura Jati di kecamatan Negara, wisata Pantai Delod Berawah di kecamatan Mendoyo dan wisata pantai Pengeragoan kecamatan Pekutan serta Wisata Pura Majapahit di kecamatan Negara.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Wisata Museum Manusia Purba kecamatan Melaya, wisata air Tirta Lestari Gumbrihdi kecamatan Pekutatan, wisata Rest Area Rambut Siwi di kecamatan Mendoyo, alun-alun Jembrana di kecamatan Jembrana, wisata Bendungan Benel di kecamatan Negara, wisata Karang Sewu di kecamatan Gilimanuk, wisata Desa Blimbing di kecamatan Melaya, wisata Makam Tua di kecamatan Loloan, wisata Rumah Panggung di kecamatan Loloan Timur, wisata kuliner khas Ayam Betutu di kecamatan Melaya, wisata Tukad Gelar di desa Batuagung dan wisata Air Terjun Juwuk Manis di kecamatan Pekutatan serta masih banyak lagi destinasi lainnya.

Website Resmi Kabupaten Jembrana : www.jembranakab.go.id

SEJARAH KABUPATEN JEMBRANA
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis, Jembrana sudah dihuni sejak 6000 tahun yang lalu, asal-usul nama tempat atau kawasan mengacu nama-nama fauna dan flora, munculnya nama Jembrana berasal dari kawasan hutan belantara (Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular (Naga-Raja). Sifat-sifat mitologis dari penyebutan nama-nama tempat ini telah menjadi tradisi melalui cerita turun-temurun di kalangan penduduk. Berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan (folklore) yang muncul, masyarakat Bali membangun kraton sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana pada awal abad XVII oleh I Gusti Made Yasa (penguasa Brangbang). Raja I yang memerintah di kraton (Puri) Gede Agung Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana.

Sejak kekuasaan kerajaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, Puri baru sebagai pusat pemerintahan dibangun. Puri yang dibangun itu diberi nama Puri Agung Negeri pada awal abad XIX yang kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Periode pertama ditandai oleh birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional yang berlangsung sampai tahun 1855. Periode kedua selanjutnya digantikan oleh birokrasi modern, melalui tata pemerintahan daerah (Regentschap) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Karesidenan Banyuwangi. Pemerintahan daerah Regentschap dikepalai oleh seorang kepala pribumi (Regent) sebagai pejabat yang dimasukkan dalam struktur birokrasi Kolonial Modern Gubernemen yang berpusat di Batavia. Status pemerintahan daerah (Regentschap) berlangsung selama 26 tahun (1856 - 1882). 

Pada masa Kerajaan Jembrana VI, I Gusti Ngurah Made Pasekan (1855 - 1866) mengalami dua peralihan status yaitu 1855 - 1862 sebagai Raja Jembrana dan 1862 - 1866 sebagai status Regent (Bupati) kedudukan kerajaan berada di Puri Pacekan Jembrana. Ketika reorganisasi pemerintahan di daerah diberlakukan berdasarkan Staatblad Nomor 123 tahun 1882, maka untuk wilayah administratif Bali dan Lombok diberi status wilayah administratif Keresidenan tersendiri. Wilayah Keresidenan Bali dan Lombok dibagi lagi menjadi dua daerah (Afdelingen) yaitu Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana berdasarkan Staatblad Nomor 124 tahun 1882 dengan satu ibu kota yaitu Singaraja. 

Selanjutnya daerah Afdeling Jembrana terbagi atas distrik-distrik yang waktu itu terdiri dari tiga distrik yaitu Distrik Negara, Distrik Jembrana dan Distrik Mendoyo. Masing-masing distrik dikepalai oleh seorang Punggawa. Selain distrik juga diberlakukan jabatan Perbekel, khusus yang mengepalai komunitas Islam dan komunitas Timur Asing sebagai kondisi daerah yang unik dari sudut interaksi dan integrasi antar etnik dan antar umat beragama. Sejak reorganisasi tahun 1882 telah ditetapkan dan disahkan nama satu ibu kota untuk Keresidenan Bali dan Lombok yaitu Singaraja, yang akan membawahi daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Akan tetapi, pada proses selanjutnya, memperhatikan munculnya aspirasi masyarakat di dua daerah afdeling (Buleleng dan Jembrana), maka pihak Gubernemen menanggapi positif. 

Respon positif pihak Gubernemen di Batavia dapat dibuktikan dengan diterbitkannya sebuah Lembaran Negara (Staatsblad) tersendiri untuk melakukan pembenahan (reorganisasi) tata pemerintahan daerah di daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Pihak Gubernemen dan segenap jajaran bawahan di Departemen Dalam Negeri (Binnenlandsch Bestuur) memperhatikan dan mendukung aspirasi masyarakat untuk menetapkan nama-nama ibu kota Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Pihak Gubernemen dalam pertimbangannya ingin mengakhiri kebiasaan yang menyebut nama Ibu kota Afdeling Buleleng dan Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok dengan nama lebih dari satu.

Semula (tahun 1882-1895) hanya diberlakukan satu nama Ibu kota yaitu Singaraja untuk wilayah Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak disetujui dan untuk kemudian, ditetapkanlah nama ibu kota daerah tersendiri terhadap Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok. Berdasarkan Staatsblad Van Nederlandsch - Indie Nomor 175 Tahun 1895, sampai seterusnya ditetapkanlah Singaraja dan Negara sebagai ibu kota dari masing-masing Afdeling. Dengan demikian, sejak 15 Agustus 1895 berakhirlah nama satu ibu kota: Singaraja sebagai ibu kota Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. 

Sejak itu pula dimulailah nama-nama Ibu kota: Singaraja untuk Keresidenan Bali dan Lombok dan daerah bagiannya di Afdeling Buleleng, serta Negara untuk Daerah Bagian Afdeling Jembrana. Munculnya nama-nama Jembrana dan Negara hingga sekarang, memiliki arti tersendiri dari perspektif historis. Nama yang diwarisi itu telah ada dalam lembaran sejarah sejak digunakan sebagai nama Puri yaitu Puri Gede / Agung Jembrana dan Puri Agung Negeri Negara. Karena Puri adalah pusat birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional, maka dapat dikatakan bahwa Jembrana dan Negara merupakan Puri yang dibangun pada permulaan abad XVIII dan permulaan abad XIX adalah tipe kota-kota kerajaan yang bercorak Hindu.
 
Jembrana sebagai sebuah kerajaan yang ikut mengisi lembaran sejarah delapan kerajaan (asta negara) di Bali. Sejak 1 Juli 1938, Daerah (Afdeling, regentschap) Jembrana dan juga daerah-daerah afdeling (Onder-afdeling, regentschap) lainnya di Bali ditetapkan sebagai daerah-daerah swapraja (Zelfbestuurlandschapen) yang masing-masing dikepalai oleh Zelfbestuurder (Raja). Raja di Swapraja Jembrana (Anak Agoeng Bagoes Negara) dan Raja-raja di swapraja lainnya di seluruh Bali terlebih dahulu telah menyatakan kesetiaannya terhadap pemerintah Gubernemen. Anak Agung Bagoes Negara memegang tampuk pemerintahan di swapraja Jembrana secara terus-menerus selama 29 tahun meskipun terjadi perubahan tatanegara dalam sistem pemerintahan. Kepemimpinannya di Jembrana berlangsung paling lama dibandingkan dengan kepemimpinan yang dipegang oleh pejabat-pejabat sebelumnya. 

Selama kepemimpinannya pula, dua nama yaitu Jembrana dengan ibu kotanya Negara senantiasa terpateri dalam sejarah pemerintah di Jembrana, baik dalam periode Pendudukan Jepang (tahun 1943-1945), periode Republik Indonesia yang hanya beberapa bulan (tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Indonesia Timur (Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (tahun 1950-1958). Dapat dikatakan bahwa, sejak gelar "Bupati" yang mengepalai pemerintahan di Daerah Tingkat II Jembrana untuk pertama kali diberlakukan pada tahun 1959 sampai saat ini, nama "Negara" sebagai ibu kota Daerah Kabupaten Jembrana tetap dilestarikan.

ARTI LOGO KABUPATEN JEMBRANA
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Jembrana :
  1. Daun logo berbentuk prisai segi lima, melambangkan dasar dan filsafat negara kesatuan republik indonesia pancasila, dimana daerah Kabupaten Jembrana merupakan bagiannya
  2. Motto "Tri Ananta Bhakti" artinya tiga pengabdian yang kekal, mengabdi kepada tuhan, mengabdi kepada tanah air dan mengabdi kepada hidup
  3. Bintang melambangkan ke Tuhanan Yang Maha Esa
  4. Candi melambangkan kebudayaan, dan naga melambangkan penjaga kekokohan sebuah pemerintahan
  5. Padi dan kapas melambangkan kemakmuran
  6. Gelombang laut melambangkan gerak dan dinamis
  7. Tulisan Jembrana menunjukan logo daerah Kabupaten Jembrana
 
Arti Warna:
  • Warna dasar hijau tua mengandung arti keinginan, ketabahan dan kekerasan hati
  • Warna kuning tua mengandung arti kejayaan / kebesaran
  • Warna kuning emas mengandung arti keemasan
  • Warna putih mengandung arti suci
  • Warna hitam mengandung arti ketegasan, kuat dan teguh
  • Warna merah mengandung arti keperwiraan / keberanian
 
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JEMBRANA
Untuk mendownload logo KABUPATEN JEMBRANA (JEMBRANA REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN JEMBRANA (JEMBRANA REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JEMBRANA (JEMBRANA REGENCY)"

Posting Komentar