DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KLUNGKUNG (KLUNGKUNG REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Klungkung adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Bali. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 115° 21' 28” -  115° 37' 43” Bujur Timur dan 8° 27’ 37" - 8° 49’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bangli, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gianyar. Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiga bagiannya terletak di daratan pulau Bali dan dua pertiganya merupakan wilayah kepulauan yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

Kabupaten Klungkung sendiri wilayahnya terdiri dari 4 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 53 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Klungkung mencapai 215.852 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Klungkung yaitu 315,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 685 jiwa/km². Sektor utama yang menjadi penunjang perekonomian masyarakat di Kabupaten Klungkung adalah sektor pertanian dan penggalian, sementara sektor pendukung lainnya berupa perdagangan, usaha jasa hingga industri. Beberapa tahun terakhir lahan pertanian mengalami penyusutan karena adanya alih fungsi lahan, sementara sektor industri pariwisata justr semakin meningkat.       
     
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Klungkung ada beragam, diantaranya yaitu wisata Dream Beach di kecamatan Nusa Penida, Pantai Jungut Batu di kecamatan Nusa Penida, Jembatan Gantung di kecamatan Nusa Penida, Wisata Goa Gala di kecamatan Nus penida, Pantai Selambong Lembongan di kecamatan Nusa Penida, Bukit Panorama di desa Lembongan, Mushroom Beach di kecamatan Nusapenida, Pantai Toya Pekh di kecamatan Nusa Penida, wisata Nusa Lembongan, Anjungan Tukat Melangit di kecamatan Banjarakang, wisata Manta Point di Nusa Penida, wisata Nusa Ceningan, Pantai Crystal Bay, Pantai Atuh, pantai Pasir Uug, wisata mata air Seganing dan Tebing Blue Lagoon yang semuanya berlokasi di kecamatan Nusa Penida.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Wisata hutan Magrove Lembongan di desa Jungutbatu, wisata Pulau Seribu di wilayah timur pulau Nusa Penida, Pantai Banah di Banjar Salak, Pantai Andus di Desa Sakti, kemudian ada wisata Devils Tear Lembongan di desa Jungutbatu, ada juga wisata Goa Giri Putri di desa Suana, ada Wisata Labuan Ampuak di desa Bunga Mekar, kemudian ada wisata Teluk Sebila di desa Bunga Mekar, wisata Guyangan Mata Air di desa Batu Kendik, lalu ada Pantai Suwehan di desa Tanglad, ada juga Pantai Kelingking di desa Bunga Mekar, wisata Tembeling Water Spring di desa Batumadeg, kwmudian wisata Angels Billabong di Banjar Sumpang dan masih banyak lagi yang lainnya.

Website Resmi Kabupaten Klungkung : www.klungkungkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN KLUNGKUNG
Pada masa kerajaan, Klungkung menjadi pusat pemerintahan raja-raja Bali. Ida I Dewa Agung Jambe adalah Pendiri Kerajaan Klungkung tahun 1686 dan merupakan penerus Dinasti Gelgel. Pada waktu itu, Kerajaan Gelgel merupakan pusat kerajaan di Bali dan masa keemasan kerajaan ini tercipta pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Raja Klungkung adalah pewaris langsung dan keturunan dari Dinasti Kresna Kepakisan. Karenanya, sejarah Klungkung berhubungan erat dengan raja-raja yang memerintah di Samprangan dan Gelgel. Pada tahun 1650, terjadi pemberontakan oleh seorang Perdana Menteri Kerajaan bernama I Gusti Agung Maruti yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Gelgel yang pada saat itu diperintah Dalem Di Made. Gusti Agung Maruti mengambil alih Kerajaan tersebut dari tangan Dalem Di Made raja terakhir yang memerintah kerajaan Gelgel.

Dalem Di Made menyelamatkan diri dengan mengungsi ke Desa Guliang di wilayah Kerajaan Bangli. Salah seorang Putranya, Ida I Dewa Agung Jambe, kemudian berhasil merebut kembali kerajaan Gelgel dari cengkraman I Gusti Agung Maruti pada tahun 1686 M. Sejak itu Gelgel tidak lagi sebagai tempat kerajaan. Di daerah utara dari Gelgel, yang kemudian dinamai Klungkung, disitulah kemudian Ida I Dewa Agung Jambe mendirikan Istana tempat tinggal. Istana ini kemudian dinamakan Semarapura atau Semarajaya. Sejak itu gelar "Dalem" tidak lagi dipergunakan bagi raja- raja yang memerintah di Kerajaan Klungkung. Gelar yang disandang secara turun–temurun oleh raja – raja Klungkung disebut "Dewa Agung". Kerajaan Klungkung Bali telah berhasil mencapai punjak kejayaan dan keemasannya dalam bidang pemerintahan, adat dan seni budaya pada abad ke 14 – 17 di bawah kekuasaan Dalem Waturenggong.

Pada masa pemerintahan raja Klungkung terakhir yaitu Ida I Dewa Agung Gede Jambe, pada tanggal 28 April 1908, terjadi suatu peristiwa yang menggemparkan di Kerajaan Klungkung. Serdadu Belanda dibawah Komando Jenderal M.B.Rost Van Tonningen telah melakukan serangan terhadap Kerajaan Klungkung. Raja Ida I Dewa Agung Jambe dengan disertai para Bahudanda (Pembesar Kerajaan) dan segenap rakyatnya yang setia berupaya melakukan perlawanan yang gigih terhadap serangan pasukan Belanda tersebut, namun sia–sia. Raja bersama dengan pengikutnya gugur di medan Puputan. Sedangkan di pihak Belanda walaupun ada juga beberapa yang tewas dan luka–luka, tapi tidak berarti apa–apa bagi keutuhan pasukan Belanda, namun cukup memberikan pukulan psikologis terhadap Belanda. Kejadian itu dikenal sebagai "Puputan Klungkung". Sejak itu Kerajaan Klungkung menjadi jajahan Belanda.  

Kusamba, sebuah desa yang relatif besar di timur Semarapura yang juga merupakan pelabuhan penting Kerajaan Klungkung, pernah terjadi Perang Kusamba. Perang ini berawal dari perampasan dan penawanan dua skoner atau perahu milik G.P. King (seorang agen Belanda), dimana Raja Klungkung sendiri menganggap kehadiran kapal yang awaknya sebagai pengacau sehingga langsung memerintahkan untuk membunuhnya. Residen Belanda di Besuki memprotes keras tindakan Klungkung dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas perjanjian 24 Mei 1843 tentang penghapusan hukum Tawan Karang. Kegeraman Belanda bertambah dengan sikap Klungkung membantu Buleleng dalam Perang Jagaraga, April 1849. Karenanya, timbullah keinginan Belanda untuk menyerang Klungkung. Ekspedisi Belanda yang baru saja usai menghadapi Buleleng dalam Perang Jagaraga, langsung dikerahkan ke Padang Cove (sekarang Padang Bai) untuk menyerang Klungkung pada 24 Mei 1849.

Perang menegangkan pecah di Pura Goa Lawah. Namun, karena jumlah pasukan dan persenjatan yang tidak berimbang, laskar Klungkung pun bisa dipukul mundur ke Kusamba. Klungkung sendiri kehilangan sekitar 800 laskar Klungkung termasuk 1000 orang luka-luka. Namun, Perang Kusamba tak pelak menjadi kemenangan gemilang karena berhasil membunuh seorang jenderal Belanda, Michels. Meski akhirnya pada 10 Juni 1849, Kusamba jatuh kembali ke tangan Belanda dalam serangan kedua yang dipimpin Lektol Van Swieten, Perang Kusamba merupakan prestasi yang tak layak diabaikan. Tak hanya kematian Jenderal Michels, Perang Kusamba juga menunjukkan kematangan strategi serta sikap hidup yang jelas pejuang Klungkung. Pada tanggal 18 April 1908 terjadi Perang Puputan Klungkung diawali oleh peristiwa Perang Gelgel, dimana pada  tanggal 21 April 1908 Belanda mengerahkan angkatan lautnya dari pantai Jumpai dan keesokan harinya mendarat di Kusamba dan menyerang Klungkung dari arah timur, barat, dan selatan.

Guna memulihkan situasi Kerajaan Klungkung yang baru saja ditaklukkan, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk mengangkat seorang tokoh yang tepat untuk menjadi raja. Tokoh tersebut tiada lain ialah Ida I Dewa Agung Gede Oka Geg. Penobatannya yakni sebagai regen (Zelfbesturder Landschap Van Klungkung) dilakukan pada bulan Juli 1929. Siasat ini dapat memulihkan keadaan di Kerajaan Klungkung sampai akhirnya bangsa Indonesia memploklamirkan Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, melalui Undang-undang Darurat Republik Indonesia no 69 tahun 1958 tanggal 9 Agustus 1958 tentang Pembentukan daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Daerah Swapraja Klungkung diubah bentuknya menjadi Daerah Tingkat II Klungkung. 

Ketika dilaksanakannya Undang-Undang No. 18 tahun 1965, maka DATI II diubah dengan nama Kabupaten DATI II dan kemudian disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 5 tahun 1974 yang menggantikan nama Kabupaten. Dan seiring dengan perjalanan sang waktu, ibu kota kabupaten yakni Kota Klungkung pun diubah dan diresmikan namanya menjadi Kota Semarapura pada 28 April 1992 oleh Menteri Dalam Negeri Rudini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.18 tahun 1992. Selanjutnya, setiap 28 April ditetapkan sebagai Hari Puputan Klungkung dan HUT Kota Semarapura. Hari jadi kota Semarapura bertepatan juga dengan peresmian Monumen Puputan Klungkung.

ARTI LOGO KABUPATEN KLUNGKUNG
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Klungkung :

- Belum ada keterangan -

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KLUNGKUNG
Untuk mendownload logo KABUPATEN KLUNGKUNG (KLUNGKUNG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN KLUNGKUNG (KLUNGKUNG REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KLUNGKUNG (KLUNGKUNG REGENCY)"

Posting Komentar