DOWNLOAD LOGO KABUPATEN LEBONG (LEBONG REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Lebong adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Bengkulu. Secara posisi Kabupaten Lebong terletak di titik kordinat 105° 00' 00” -  108° 00' 00” Bujur Timur dan 2° 65’ 00" - 3° 60’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sorolangun, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara, dan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara. Kondisi wilayah Kabupaten Lebong merupakan kawasan dataran tinggi, dengan puncak tertinggi di Taman Nasional Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Lebong sendiri wilayahnya terdiri dari 13 Kecamatan, 11 Kelurahan dan 100 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Lebong mencapai 97.091 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Lebong yaitu 2.427,31 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 188 jiwa/km². Sektor Utama di Kabupaten Lebong adalah adalah sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan. Komoditas andalan dari tanaman pangan adalah padi, komoditas perkebunan yang menjadi primadona adalah Nilam dan kopi, sementara di sektor perikanan yang menjadi komoditas unggulan Ikan Mas, dan di sektor pertambangan menghasilkan bahan galian C seperti marmer, batu kapur, pasir kuarsa dan kaolin.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lebong ada beragam, diantaranya yaitu wisata Danau Tes yang berlokasi di desa Kota Donok kecamatan Lebong Selatan, kemudian ada juga wisata Air Panas Karang Dapo yang berada di desa Tes kecamatan Lebong Selatan, lalu ada juga wisata Danau Picung yang berlokasi di desa Tanjung Agung kecamatan Pelabai, ada juga Lobang (Goa) Kacamata yang merupakan bekas penambangan emas peninggalan belanda yang berlokasi di desa Lebong Tambang Kecamatan Lebong Utara, ada juga wisata Air Putih Lebong yang berada di desa Saweak kecamatan Pinang Belapis, dan ada juga wisata Danau Lupang yang ada di desa Mubai kecamatan Lebong Selatan, serta wisata Gunung Belerang yang ada di desa Sumber Urip kecamatan Selupuh Rejang. 

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu wisata Air Panas Turan Lalan gyang berlokasi di Desa Turan Lalalng kecamatan Lebong Selatan, kemudian ada wisata Telaga Puteri Tujuh Warna yang terletak di desa Rimbo Pengadang kecamatan Air Dingin, lalu ada juga wisata Air Terjun Ketenong yang ada di desa Ketenong kecamatan Pinang Belapis, kemudian ada juga wisata air terjun Telun Buyuk yang terletak di desa Semelako kecamatan Lebong Tengah, atau bisa juga berkunjung wisata ke taman bunga Rejang Lebong yang memiliki koleksi bunga yang cantik dan cocok untuk berswaphoto, berlokasi di desa Karang Jaya kecamatan Selupu Rejang, selain itu ada juga wisata air terjun Paliak Embong di kecamatan Uram jaya, Air terjun Semelako di kecamatan Lebong Tengah dan Suban Hot Spring di desa Cawang Baru Kecamatan Selupu Rejang.

Website Resmi Kabupaten Lebong : www.lebongkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN LEBONG
Dikutip dari laman resmi kabupaten Lebong, secara historis Kabupaten Lebong memiliki sejarah yang cukup panjang dalam catatan sejarah di Indonesia, catatan sejarah tersebut merupakan saksi bahwa Kabupaten Lebong memiliki nilai historis yang cukup tinggi, Suku Rejang merupakan satu komunitas masyarakat di Kabupaten Lebong yang memiliki tata cara dan adat istiadat yang dipegang teguh sampai sekarang. Selain memegang teguh adat, budaya Suku Rejang ini memiliki satu budaya yang unik dari kebiasaan dan tata cara hidup mereka sehari-hari, dari beberapa catatan sejarah yang membuktikan keunikan Suku Rejang. 

John Marsden, Residen Inggris di Lais (1775-1779), memberikan keterangan tentang adanya empat Petulai Rejang, yaitu Joorcalang (Jurukalang), Beremanni (Bermani), Selopo (selupu) dan Toobye (Tubay). J.L.M Swaab, Kontrolir Belanda di Lais (1910-1915) mengatakan bahwa jika Lebong di angap sebagai tempat asal usul bangsa Rejang, maka Merigi harus berasal dari Lebong. Karena orang-orang merigi memang berasal dari wilayah Lebong, karena orang-orang Merigi di wilayah Rejang (Marga Merigi di Rejang) sebagai penghuni berasal dari Lebong, juga adanya larangan menari antara Bujang dan Gadis di waktu Kejai karena mereka berasal dari satu keturunan yaitu Petulai Tubei.

Dr. J.W Van Royen dalam laporannya mengenai Adat-Federatie in de Residentie’s Bengkoelen en Palembang pada pasal bengsa Rejang mengatakan bahwa sebagai kesatuan Rejang yang paling murni dengan marga-marga yang didiami hanya oleh orang-orang dari satu Bang dan harus diakui yaitu Rejang Lebong. Pada mulanya suku bangsa Rejang dalam kelompok-kelompok kecil hidup mengembara di daerah Lebong yang luas, mereka hidup dari hasil-hasil hutan dan sungai. Pada masa ini suku bangsa Rejang hidup nomaden (berpindah-pindah) dalam tatanan sejarah juga pada masa ini disebut dengan meduro kelam (jahiliyah), di mana masyarakatnya sangat mengantungkan hidupnya dengan sumber daya alam dan lingkungan yang tersedia.

Barulah pada zaman Ajai mereka mulai hidup menetap terutama di lembah-lembah sepanjang sungai Ketahun, pada zaman ini suku bangsa Rejang sudah mengenai budidaya pertanian sederhadan serta pranata sosial dalam mengatur proses ruang pemerintahan adat bagi warga komunitasnya. Menurut riwayat yang tidak tertulis suku bangsa Rejang bersal dari Empat Petulai dan tiap-tiap Petulai di Pimpin oleh seorang Ajai. Ajai ini berasal dari Kata Majai yang mempunyai arti pemimpin suatu kumpulan masyarakat. 

Dalam zaman Ajai ini daerah Lebong yang sekarang masih bernama Renah Sekalawi atau Pinang Belapis atau sering juga di sebut sebagai Kutai Belek Tebo. Pada masa Ajai masyarakat yang bekumpul sudah mulai menetap dan merupakan suatu masyarakat yang komunal di dalam sisi sosial dan kehidupannya sistem Pemerinatahan komunial ini di sebut dengan Kutai. Keadaan ini ditunjukkan dengan adanya kesepakatan antara masyarakat tersebut terhadap hak kepemilikan secara komunal. Semua ketentuan dan praktik terhadap hak dan kepemilikan segala sesuatu. Dari referensi yang berhasil dihimpun maka ajai merupakan kelompok masyarakat yang terdiri bari beberapa kategori ajai, kategori ajai tersebut merupakan satu komunitas yang hidup di beberapa lokasi atau tempat sebagai berikut:
  • Ajai Bintang memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Pelabai suatu tempat yang berada di Marga Suku IX Lebong
  • Ajai Begelan Mato memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Kutai Belek Tebo suatu tempat yang berada di Marga Suku VIII, Lebong
  • Ajai Siang memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Siang Lekat suatu tempat yang berada di Jurukalang yang sekarang.
  • Ajai Malang memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Bandar Agung/Atas Tebing yang termasuk kedalam wilayah Marga Suku IX sekarang.
  • Pada masa pimpinan Ajai inilah datang ke Renah Sekalawi empat orang Biku/Biksu masyarakat adat Rejang menyebutnya Bikau yaitu Bikau Sepanjang Jiwo, Bikau Bembo, Bikau Pejenggo dan Bikau Bermano. Dari beberapa pendapat menyatakan bahwa para Bikau ini berasal dari Kerajaan Majapahit namun beberapa tokoh yang ada di Lebong berpendapat tidak semua Bikau ini bersal dari Majapahit.

Dari perjalan proses Bikau ini merupakan utusan dari golongan paderi Budha untuk mengembangkan pengaruh kebesaran Kerajaan Majapahit, dengan cara yang lebih elegan dan dengan jalan yang lebih arif serta mementingkan kepedulian sosial dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya lokal. Tercatat nama raja-raja yang pernah berjaya ditanah renah sekalawi pada saat itu antara lain Rajo Mudo gelar Rajo Megat Sutan Saktai Rajo Jonggor Raja Jang Tiang Pat Petuloi ke I, Raja Sutan Sarduni gelar Rio Mawang raja Tiang Pat Petuloi ke II, Raja Ki Karang Nio gelar Sultan Abdullah Hepnulillah Raja Jang Tiang Pat ke III, Raja Ki Pandan gelar Rajo Girang raja Tiang Pat ke IV (suku IX), Raja Setio Merah Depati raja suku VIII. 

Kabupaten Lebong kemudian dikenal sebagai "Kota Tua",  sebutan ini tak lain karena sejarah Kabupaten Lebong merupakan salah satu bukti catatan sejarah berdirinya kota Lebong, dilihat dari struktur dan kondisi kota yang ada di Kabupaten Lebong saat ini terlihat jelas bahwa Kabupaten Lebong merupakan kota tua, seperti adanya peninggalan penambangan emas dari zaman penjajahan Belanda, dan dari bentuk arsitektural bangunan di Kabupaten Lebong, selain itu pola tata ruang kota Lebong menunjukan kota tersebut hasil karya peninggalan konsep tata ruang bangsa Belanda. 

Sejarah mengapa kabupaten Lebong merupakan kota tua, karena di Kabupaten Lebong ini terdapat sumber daya alam berupa tambang emas, dan tambang emas tersebut menjadikan ketertarikan pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan kota di Lebong tepatnya di daerah Muara Aman. Beberapa peninggalan tambang emas tua di Kabupaten Lebong sampai saat ini masih difungsikan dan di ekplorasi baik secara semi modern atau secara tradisional, namun sayang bangunan-bangunan sejarah seperti di desa Tambang Sawah tinggal puing saja yang merupakan saksi bisu bahwa Lebong merupakan kota tua.

Kejayaan Kabupaten Lebong sebagai daerah yang memiliki potensi alam dan sumber daya mineral sudah dikenal sejak zaman dahulu, semenjak kolonial Belanda ada di Indonesia, bukti-bukti kejayaan tersebut sampai sekarang masih terlihat dari sisa - sisa peninggalan tambang emas tua di Kabupaten Lebong. Beberapa sisa-sisa peninggalan tambang emas tersebut sampai sekarang masih di manfaatkan oleh masyarakat, dan diexplorasi oleh pihak swasta dengan izin dari Pemerintah Kabupaten Lebong, seperti yang terdapat di tambang emas Lubang Kacamata.

Pada tahun 2003 berdasarkan UU RI Nomor 39 Tahun 2003 yang ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2003 dibentuklah Kabupaten Lebong yang terdiri atas 5 Kecamatan yakni: Lebong Utara, Lebong Tengah, Lebong Selatan, Rimbo Pengadang dan Lebong Atas. Kabupaten Lebong diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 dan sekaligus pelantikan Bupati pertama Kabupaten Lebong. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Lebong.

ARTI LOGO KABUPATEN LEBONG
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Lebong :
  1. Persegi Lima bermakna Suku Rejang memegang teguh agama Islam dan terdiri dari 4 (empat) suku dan raja.
  2. Dasar warna hijau melambangkan Kabupaten Lebong adalah daratan yang subur.
  3. Gambar Padi dan kopi, melambangkan sumber kehidupan masyarakat Kabupaten Lebong. Ikatan lima menunjukkan suku Rejang berasal Jang Raja dan pembentukan Kabupaten Lebong pertama kali terdiri dari lima kecamatan. Padi berjumlah 17 butir tanggal kemerdekaan Republik Indonesia. Kopi 13 daun menunjukkan tanggal peresmian dan pelantikan bupati pertama kabupaten Lebong pada 7 Januari 2004.
  4. Cerano menggambarkan masyarakat kabupaten Lebong memegang teguh adat istiadat dalam budaya.
  5. Gunung melambangkan bahwa Kabupaten Lebong ini dikelilingi oleh pegunungan dan hutan.
  6. Bintang keemasan melambangkan Kabupaten Lebong adalah penghasil emas dan masyarakatnya mempunyai cita-cita yang tinggi.
  7. Tulisan Kabupaten Lebong menunjukkan wilayah pemerintah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  8. Moto "Swarang Patang Stumang" memiliki pengertian suku Rejang sangat mendambakan persatuan dan kesatuan, rasa senasib sepenanggungan berat sama dipikul ringan sama dijinjing, pahit sama-sama dibuang manis sama-sama dimakan.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN LEBONG
Untuk mendownload logo KABUPATEN LEBONG (LEBONG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN LEBONG (LEBONG REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN LEBONG (LEBONG REGENCY)"

Posting Komentar