DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KAPUAS (KAPUAS REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Kapuas dalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara posisi Kabupaten Kapuas terletak di titik kordinat 112° 02' 36” -  114° 44' 00” Bujur Timur dan 0° 08’ 48" - 3° 27’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Gunung Mas. Secara umum wilayah Kabupaten Kapuas merupakan kawasan dataran tinggi bagian utara dan dataran rendah di bagian selatan dengan ketinggian antara 0 hingga 500 meter diatas permukaan laut. 

Kabupaten Kapuas sendiri wilayahnya terdiri dari 17 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 233 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Kapuas mencapai 410.400 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Kapuas yaitu 14.999,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 27 jiwa/km². Sektor pertanian dengan komoditi utama padi merupakan salah satu andalan kabupaten yang merupakan lumbung pangan Kalimantan Tengah. Tak kurang dari 65 persen produksi beras Kalimantan Tengah dipasok oleh Kabupaten Kapuas. Kabupaten ini memang didukung lahan pertanian seluas 76,80 ribu ha dari potensi lahan 277 ribu ha. Selain padi, komoditas pertanian lainnya yang cukup potensial adalah usaha perikanan laut, plywood, karet (crumb rubber), sabut kelapa dan anyaman rotan. Belum lagi industri meubeler, hasil kerajinan purun, perahu kayu, karet sirap ulin dan balok ulin. 

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kapuas ada beragam, diantaranya yaitu wisata Taman Kota Kapuas, luas area taman ini sekitar 174 meter persegi, banyak spot erfoto di area taman dan menjadi lokasi wisata favorit warga lokal dan wisatawan luar, berlokasi di Jl. Trans Kalimantan, Selat Dalam, Kecamatan Sekat. Kemudian ada wisata Cafe Terapung, cafe yang megusung konsep terapung ini menjadi daya tarik tersendiri untuk merasakan sensasi makan di atas perahu, berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman, Kuala Kapuas, Selat Hilir, kecamatan Selat. Kemudian ada wisata Stadion Panunjung Tarung, stadion yang hingga kini masih digunakan untuk berlatih club sepak bola lokal ini memiliki fasilitas lengkap dan unik yang pastinya cocok untuk dikunjungi kala berlibur di Kabupaten Kapuas, berlokasi di Selat tengah, kecamatan selat.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Pulau Telo, merupakan pulau yang digunakan oleh warga setempat untuk ercocok tanam berbagai jenis tanaman, keasrian dan keaslian pulau ini menjadi daya tarik tersendiri, berlokasi di Pulau Telo kecamatan Selat. Kemudian ada desrinasi wisata berupa air terjun Masupa, merupaka air terjun yang masih terjaga keasrian dan kebersihan alamiahnya, airnya yang jernih dan dingin sangat cocok untuk berendam melepas penat, berlokasi di Masupa Ria kecamatan Mandau Talawang. Dan ada Tugu Batang Garing, memiliki warna dan bentuk yang unik sehingga sangat cocok untuk spot berfoto yang iconik dari kabupaten Kapuas, berada di tengah-tengah bundaran jalan Pemuda, Kabupaten Kapuas. 

Website resmi Kabupaten Kapuas : www.kapuaskab.go.id

SEJARAH KABUPATEN KAPUAS
Kabupaten kapuas adalah satu satunya kabupaten atonomeks daerah dayak besar dan swapraja kotawaringin yang termasuk dalam wilayah karesidenan kalimantan selatan. Suku dayak ngaju merupakan penduduk asli kabupaten kapuas. Suku ini terdiri dari dua sub suku : Suku oloh kapuas-kahayan dan oloh otdanum. Menurut penuturan pusaka”Tetek Tatum"Nenek moyang suku Dayak Ngaju pada mulanya bermukim sekitar pegunungan schwazener di sentra kalimantan ( Alang 1981 ) barulah pada perkembangan berikutnya suku Dayak Ngaju bermukim menyebar disepanjang tepi sungai kapuas dan sungai kahayan. Pada abad ke-16 dalam naskah Negarakertagama yang ditulis oleh pujangga Empu Prapaca dari Majapahit pada tahun 1365 M, menyebutkan adanya pemukiman. Kemudian dalam naskah hikayat Banjar, berita Tionghoa pada masa dinasti Ming (1368-1644) dan piagam-piagam perjanjian antara Sultan Banjarmasin dengan pemerintah Belanda pada Abad ke-19 memuat berita adanya pemukiman sepanjang sungai kapuas dan sungai kahayan yang disebut pemukiman Lewu Juking.

Lewu Juking merupakan sebuah pemukiman berumah panjang yang terletak di muara sungai kapuas murung (bagian barat delta pulau petak yang bermuara kelaut jawa) sekitar 10km dari arah pesisir laut jawa yang dipimpin oleh kepala suku bernama Raden Labih. Penduduk Lewu Juking dan penduduk sekitarnya sering diserang oleh rombongan bajak laut. Walaupun beberapa kali rombongan bajak laut dapat di pukul mundur oleh penduduk Lewu Juking dan sekitarnya, tetapi penduduk merasa kurang aman tinggal didaerah tersebut, sehingga pada tahun 1800 banyak penduduk pindah tempat tinggal mencari tempat yang jauh lebih aman dari gangguan bajak laut.

Akibat perpindahan penduduk Lewu Juking dan sekitarnya, maka sepanjang arah sungai kapuas dan sungai kapuas murung bermunculan pemukiman-pemukiman baru, seperti disungai kapuas murung muncul pemukiman palingkau yang dimpimpin oleh Dambung Tuan, pemukiman sungai Handiwung dipimpin oleh Dambung Dayu, pemukiman sungai Apui (seberang palingkau) dipimpin oleh Raden Labih yang kemudian diganti oleh putranya Tamanggung Ambu. Sedangkan ditepi sungai kapuas terdapat pemukiman baru, seperti sungai Basarang dipimpin oleh Panglima Tengko, sungai Bapalas oleh Panglima Uyek dan sungai Kanamit dipimpin oleh petinggi Sutil.

Kawasan sungai Kapuas pada bagian hilirnya masih merupakan rawa pasang surut yang tidak mungkin menghasilkan rempah-rempat sebagai komoditi perdagangan. Kawasan kapuas-Kahayan bersama penduduknya masih terisolasi sekian lama dari hubungan dengan dunia luar. Bulan Februari 1860, dalam rangka mengawasi lalu lintas perairan dikawasan kapuas,pihak belanda membangun sebuah fort (benteng) diujung murung dekat muara sungai kapuas, sekitar rumah jabatan Bupati kapuas sekarang. Bersama dengan adanya benteng ditempat tersebut, lahirlah nama “Kuala kapuas” yang diambil dari sebutan penduduk setempat, yang sedianya menyebutkan dalam bahasa dayak ngaju “Tumbang kapuas”. Seiring dengan itu ditempatkanlah seorang pejabatan belanda sebagai Gezaghebber ( pemangku kuasa ) yang dirangkap oleh komandan benteng yang bersangkutan, sehingga kawasan kapuas-kahayan tidak lagi berada dibawah pengawasan pemangku kuasa yang bekedudukan di Marabahan.

Disamping itu ditunjuklah pejabat Tamanggung Nicodemos Ambu sebagai kepala Distrik (Districtshoold). Sementara itu perkampungan diseberang, yakni dikampung Hampalung yang menjadi tempat kediaman kepala distrik yang pada saat itu bertepat disekitar Sei Pasah. Sejak terbentuknya terusan anjir serapat tahun 1861, berangsur-angsur berubah dari pemukiman rumah Adat Betang perkampungan perumahan biasa. Selanjutnya bertambah lagi stasi zending di Barimba pada tahun 1968, disusul munculnya perkampungan orang cina diantara kampung hampatung dan barimba, serta terbentuknya perkampungan dengan nama kampung mambulau disekitar kampung hampatung. 

Dari berbagai peristiwa dan keterangan tersebut, akhirnya dijadikan sebagai acuan untuk hari jadi Kota Kuala Kapuas, yaitu dari pemulanya Betang Sei Pasah yang didirkan sebagai satu satunya pemukiman Adat yang tertua dilingkungan batas kota kuala kapuas ( yang masih utuh sewaktu permulaan pembangunan kota ketika Temanggung Micodemus Jayanegara). Penyempurnaan buku sejarah Kabupaten Kapuas pada tanggal 1-2 Desember 1981 di Kuala Kapuas, menetapkan hari jadi kota Kuala Kapuas pada tanggal 21 maret 1806 berdasarkan atas berdirinya Betang Sei Pasah pada tahun 1806. Terbentuknya pemerintah kabupaten Kapuas, sejak Proklamasi Republik Indonesia tanggal 17 agustus 1945 saat kedatangan pasukan Australia yang bertugas melucuti senjata Jepang dibawah pimpinan Kolonel Robson yang ikut membonceng rombongan orang belanda dari organisasi bersenjata NICA dibawah pimpinan Mayor Van Assendep.

Sebelum pasukan Australia meninggalkan Banjarmasin pada tanggal 24 Oktober 1945 pihak NICA telah menyusun Administrasi pemerintahan untuk wilayah borneo selatan dibawah pimpinan Residen Ablay sampai awal desember 1945. Pihak belanda belum menjamah daerah kapuas sekali pun instruksi mereka telah disampaikan kepada para pejabat Indoensia yaitu para mantan Guncho ( Kepala Distrik ) di Kuala kapuas dan kuala Kurun untuk melakukan tugas pemerintahan sebagaimana biasa dan untuk pertama kali pihak pejabat setempat ( Hoold Van Plaatselijk Bestuur ) pada masa sebelumnya dijabat oleh seorang belanda Gezaghebber ataupun kontrolir ditempat yang bersangkutan. Pada tanggal 17 desember 1945 pihak belanda/NICE datang langsung kekuala kapuas dengan melewati pahlawan rakyat oleh haji alwi disekitarnya kilometer 9,8 anjir serapat.

Pada tahun 1964 dengan mantapnya kekuasaan belanda dikalimantan, daerah kapuas sedikit dimekarkan dengan membentuk onderdistrik kapuas hilir beribu kota kuala kapuas, onderdistik kahayan tengah beribu kota pulang pisau,dan onderdistik kahayan hulu beribukota tewah. Pada akhir tahun 1946 (tanggal 27 desember 1946) dibanjarmasin terbentuk dewan daerah dayak besar, yaitu suatu badan pemerintah daerah yang meliput apdeling kapuas baritu (tidak termasuk lanskap kotawaringin) atas dasar Zelfbestuurs Regeling/Reheling (peraturan swapraja) tahun 1938 sebagai ketua adalah Groeneveld (eka asisten residen),wakil ketua Raden Cyrillus kersanegara dan sekretaris mahar mahir,asal pemilihan anggota dewan dayak besar. 

Pada tanggal 14 April 1950 atas dasar tuntutan rakyat dengan didasari keyakinan sendiri untuk memenuhi aspirasi rakyat, pihak dewan daerah dayak besar menentukan sikap peleburan diri secara resmi kedalam negara Republik Indonesia dengan surat keputusan menteri dalam negeri Nomor : C.17/15/3 tanggal 29 juni 1950,menetapkan tentang daerah-daerah di Kalimantan yang sudah bergabung dalam Republik Indonesia dengan administrasi pemerintahannya terdiri dari 6 daerah kabupaten yaitu Banjarmasin,Hulu sungai, kota baru, barito, kapuas dan kotawaringin, serta 3 daerah swapraja yaitu kutai, berau dan bulungan. Pada hari rabu tanggal 21 maret 1951 di kuala kapuas dilakukan peresmian kabupaten kapuas oleh menteri dalam Negeri dan sekaligus melantik para anggota dewan perwakilan rakyat daerah sementara.

Pada awal mei 1951 Raden Badrussapari diangkat selaku Bupati Kepala Daerah Kabupaten Kapuas yang pertama. Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 9 mei 1951 oleh Gubernur Murdjani atas nama Menteri Dalam Negeri. Oleh masyarakat kabupaten kapuas setiap tanggal 21 maret dinyatakan menjadi hari jadi kabupaten kapuas dan bertepatan dengan peresmian pemerintah Daerah kabupaten kapuas. Pada tahun 2002 kabupaten kapuas telah dimekarkan menjadi 3(tiga) kabupaten yaitu kabupaten kapuas sebagai kabupaten induk dengan ibu kota kuala kapuas, terdiri dari 12 kecamatan; kabupaten pulang pisau dengan ibukota pulang pisau, terdiri dari 6 kecamatan, dan kabupaten Gunung mas dengan ibukota kuala kurun terdiri dari 6 kecamatan. Untuk mendekatkan pelayanan Kepada Masyarakat telah dilakukan pemekaran baik kecamatan maupun desa sampai dengan akhir tahun 2015 kabupaten kapuas terdiri dari 17 kecamatan dan 214 desa dan 17 kelurahan.

ARTI LOGO KABUPATEN KAPUAS
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Kapuas :
  1. Warna dasar berwarna hijau tua, berarti keadaan alam daerah yang berupa hutan belantara berbagai macam tumbuhan lainnya yang bermanfaat bagi penduduk.
  2. Bahtera burung tingang, melambangkan pemerintah daerah yang kokoh, kuat, bijaksana dan berwibawa.
  3. Bahtera burung menghadap kekanan, melambangkan negara hukum, keadilan dan kebenaran serta kejujuran yang berlaku dalam pemerintahan kapuas.
  4. Perisai berwarna merah putih, melambangkan kebudayaan yang berkepribadikan khas indonesia.
  5. Bintang pancasila berwarna kuning emas, melambangkan pemerintahan yang berdasarkan pada pancasila dan dalam satu wadah yaitu negara kesatuan republik indonesia.
  6. Tikar anyaman rotan, merupakan kerajinan tangan dan sekaligus melambangkan kebudayaan daerah.
  7. Tiga gelombang, melambangkan tiga sungai besar yang mengalir di kabupatan kapuas yang merupakan urat nadi penghidupan dan perekonomian masyarakat dan merupakan sumber rezeki yang murah dan abadi.
  8. Arti tulisan "TINGANG MENTENG PANUNJUNG TARUNG", yaitu Tekad bersama (TINGANG MENTENG) berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat mengangkat harkat dan martabat secara berkelanjutan (PANUNJUNG TARUNG) seluruh komponen masyarakat kabupaten kapuas

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KAPUAS
Untuk mendownload logo Kabupaten Kapuas (Kapuas Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-kapuas-kalimantan-tengah-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN KAPUAS  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KAPUAS (KAPUAS REGENCY)"

Posting Komentar