DESKRIPSI
Kabupaten Sintang adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Secara posisi Kabupaten Sintang terletak di titik kordinat 110° 50' 00” - 113° 20' 00” Bujur Timur dan 1° 05’ 00" - 1° 21’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Serawak Malaysia, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau. Wilayah Kabupaten Sintang secara umum merupakan kawasan dataran tinggi yang bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 100 sampai 500 mter diatas permukaan laut.
Kabupaten Sintang adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Secara posisi Kabupaten Sintang terletak di titik kordinat 110° 50' 00” - 113° 20' 00” Bujur Timur dan 1° 05’ 00" - 1° 21’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Serawak Malaysia, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau. Wilayah Kabupaten Sintang secara umum merupakan kawasan dataran tinggi yang bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 100 sampai 500 mter diatas permukaan laut.
Kabupaten Sintang sendiri wilayahnya terdiri dari 14 Kecamatan, 16 Kelurahan dan 390 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Sintang mencapai 421.306 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Sintang yaitu 21.638,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 20 jiwa/km². Kabupaten Sintang merupakan kabupaten terbesar ke-dua di Provinsi Kalimantan Barat, setelah Kabupaten Ketapang. Mata pencaharian utama masyarakat di kawasan ini adalah petani kelapa sawit dan karet.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sintang ada beragam, diantaranya yaitu wisata Air terjun Lepung Iring yang ada di kecamatan Dedai, Taman Nasional Bukit Baka yang ada di kecamatan Serawai, Hutan Wisata Baning yangterletak di kecamatan Sintang, lalu ada Museum Kapuas Raya yang berada di kecamatan Sintang, Istana Al Mukarramah yang berada di kecamatan Ambalau dan Nohkan Tolangit yang berada di kecamatan Ambalau. Selain itu ada juga wisata Danau Jemelak yang barada di kecamatan Sintang, Panorama Kedah Tempunak di kecamatan Tempunak, Rumah Betang Ensaid Panjang di kecamatan Kelam Permai, wisata gunung Kelam di kecamatan Kelam Permai, Danau Gucci di kecamatan Sintang, Air Terjun Nokan Nayan di kecamatan Ambalu dan Wisata Rohani Bukit Kelam di kecamatan Kelam Permai.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Galeri Motor Bandong yang berlokasi di Jl. Sintang Putussibau KM 14, lalu ada wisata Sawah Adau Kelam yang berada di kecamatan Tenebrous, Majid Jami Sultan Nata yang berada di kampung Kapuas Hilir, lalu ada Museum Dara Juanti yang ada di Kapuas Kiri Hilir, lalu ada makam Aji Melayu Sepauk atau makam Pangeran Kuning yang ada di desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk, lalu ada situs sejarah Batu Dara Muning di kecamatan Serawai dan Batu Lingga Yoni dan Batu Nandi yang ada di kecamatan Sepauk, serta tugu pancasila Kota Sintang dan Serantung Water Park yang berada di kecamatan Sintang serta Rumah Kapal di kecamatan Kelam Permai.
Website resmi Kabupaten Sintang : www.sintang.go.id
SEJARAH KABUPATEN SINTANG
Pada masa pemerintahan Belanda (sekitar tahun 1936), daerah Sintang merupakan daerah lanschop di bawah naungan pemerintahan gouvernement. Daerah lanschop ini terbagi menjadi 4 (empat) onderafdeling yang dipimpin oleh seorang controleur atau gesagkekber, yaitu: Onderafdeling Sintang berkedudukan di Sintang; Onderafdeling Melawi berkedudukan di Nanga Pinoh; Onderafdeling Semitau berkedudukan di Semitau; dan Onderafdeling Boven Kapuas berkedudukan di Putussibau. Sedangkan daerah Kerajan Sintang yang didirikan oleh Demang Irawan (Jubair I) dijadikan daerah swapraja Sintang dan kerajaan Tanah Pinoh dijadikan neo swapraja Tanah Pinoh. Pemerintahan lanschop ini berakhir pada tahun 1942 dan kemudian tampuk pemerintahan diambil alih oleh Jepang.
Pada masa pemerintahan Jepang, struktur pemerintahan yang berlaku tidak mengalami perubahan, hanya sebutan wilayah kepala pemerintahan yang disesuaikan dengan bahasa negara yang memerintah kala itu. Kepala Negara disebut Kenkarikan (semacam bupati sekarang) sedangkan wakilnya disebut dengan Bunkenkarikan dan di setiap kecamatan diangkat Gunco (Kepala Daerah). Setelah adanya pengakuan kedaulatan dari pihak Belanda kepada pihak Indonesia, kekuasaan pemerintahan Belanda yang disebut Afdeling Sintang diganti dengan Kabupaten Sintang, Onderafdeling diganti dengan Kawedanan, Distric diganti dengan Kecamatan. Demikian pula halnya dengan jabatan Residen dengan Bupati, kepala Distric diganti dengan Camat dan yang menjadi Bupati Sintang pada waktu itu adalah Raden Gondowirio.
Lokasi awal Kerajaan Sintang diperkirakan terletak di Desa Tebelian Nanga Sepauk yang terletak sekitar 50 Km dari Kota Sintang (saat ini). Bukti sejarah berdirinya kerajaan ini dapat ditelusuri melalui sejumlah benda peninggalan sejarah, antara lain ditemukan Batu Lingga yang begambar Mahadewa dan arca Nandi (masyarakat menyebutnya dengan batu kalbut atau batu babi) di Dusun Batu Belian Desa Tanjung Riah, Kecamatan Sepauk. Tidak jauh dari lokasi batu lingga tersebut, terdapat Makam Aji Melayu, tokoh yang diperkirakan merupakan nenek moyang raja-raja atau sultan-sultan di Kesultanan Sintang. Nama “Kerajaan Sintang” mulai dikenal setelah Abad ke XIII, Demong Irawan (Jubair Irawan 1) memindahkan pusat kerajaan ke daerah bernama “Senentang” yang terletak di pertemuan antara Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Nama “Senentang” ini lambat laun dikenal dengan sebutan Sintang.
Tahun 1600 Raja Sintang mengirim utusan ke Banjarmasin melewati jalur sungai Katingan untuk menyalin Kitab Suci Al-Quran. Kontrak tahun 1756, Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin dengan VOC-Belanda mendaftarkan Sintang dalam wilayah pengaruh Kesultanan Banjarmasin. Tanggal 1 Januari 1817 Raja Banjar Sultan Sulaiman menyerahkan Sintang kepada Belanda. Tahun 1823 kontrak Sultan Sintang dengan Hindia Belanda. Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan Sintang kepada Hindia Belanda. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.
Hingga masa kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Sintang tetap berdiri sampai tahun 1966 berubah menjadi Daerah Tingkat II (Kabupaten Sintang di Provinsi Kalimantan Barat). Sumbangan terbesar dari Kesultanan Sintang bagi negara Indonesia adalah digunakannya Lambang Kesultanan SIntang sebagai inspirasi terciptanya Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia.
ARTI LOGO KABUPATEN SINTANG
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Sintang :
- Bentuk keseluruhan dari lambang daerah ialah Perisai bersudut lima yang berarti Pancasila dimaksudkan Kabupaten Sintang adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
- Warna yang dipakai pada lambang daerah ada 7 yaitu : hijau tua, biru muda, biru tua, kuning emas, merah, putih perak dan hitam.
- Warna dasar adalah hijau tua dan biru muda.
- Hijau Tua menunjukkan kesuburan tanahnya, biru muda menunjukkan kesuburan air/sungai.
- Warna Perisai dan sumpit bertombak adalah hitam berpinggir putih perak dimaksudkan bahwa pusaka-pusaka ini mengandung kekuatan dan suci murni.
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SINTANG
Untuk mendownload logo Kabupaten Sintang dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SINTANG"
Posting Komentar