DOWNLOAD LOGO KOTA BANJARMASIN

 
DESKRIPSI
Kota Banjarmasin adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Secara posisi Kota Banjarmasin terletak di titik kordinat 114° 32' 00” -  114° 32' 00” Bujur Timur dan 3° 15’ 00" - 3° 22’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala. Secara umum wilayah Kota Banjarmasin merupakan kawasan dataran rendah, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia, berlokasi di daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito. 

Kota Banjarmasin sendiri wilayahnya terdiri dari 5 Kecamatan dan 52 kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kota Banjarmasin mencapai 671.690 jiwa. Luas wilayah Kota Banjarmasin yaitu 98,46 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 6.822 jiwa/km². Peruntukan tanah di Kota Banjarmasin saat ini diantaranya adalah untuk lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, permukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha.  Kota Banjarmasin terletak di tepian timur sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura, serta dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. 

Destinasi wisata yang ada di Kota Banjarmasin ada beragam, diantaranya yaitu wisata waterboom Pesona Modern yang berada di Perumahan Pesona Modern, kelurahan Pasar Kemis kecamatan Kertak Hanyar,  kemudian ada pasar terapung Lok Baintan Port yang ada di desa Sungai Tandipah kecamatan Sungai Tabuk, serta ada Menara Pandanf Banjarmasin yang terletak di Jl. Kapten Piere Tendean No.07, Gadang, kecamatan Banjarmasin. Selain itu ada juga wisata Kampung Sasirangan yag berada di Jl. Sungai Jingah kecamatan Banjarmasin Utara dan ada wisata sejarah dan edukasi ke Museum Wasaka dan Museum Lambung Mangkurat yang berlokasi di tepi sungai Martapura tepatnya berada di Jl. Kampung Kenanga, Desa Sungai Jingah kecamatan Banjarmasin.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Pantai Jodoh yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman, Siring, Atasan Besar, kecamatan Banjarmasin Tengah. Kemudian ada Taman Satwa Banjarmasin sebagai wisata edukasi bagi anak-anak untuk mengenal satwa, berlokasi di Jl. Jahri Saleh, Sungai Jingah, kecamatan Banjarmasin Utara. Lalu ada wisata religi menuju Masjid Raya Sabilal Muhtadin, terletak di jantung kota Banjarmasin dan telah berdiri sejak 1981, berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No.1, Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Dan ada wisata wahana Waterboom Banua Anyar, berlokasi di Jl. Banua Anyar Rt.01, Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur. Lalu ada Trans Studio Mini yang ada di Jl. Ahmad Yani No. 98, Melayu, kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.

Website resmi Kota Banjaemasin : www.banjarmasinkota.go.id

SEJARAH KOTA BANJARMASIN
Kota Banjarmasin sebelum tahun 1526 adalah nama kampung yang terletak di bagian utara muara Sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Banjarmasin berasal dari kata Banjarmasih, nama asli Banjarmasin sebelum dirobah nama oleh Belanda dari kata Banjarmasih. Banjarmasih adalah nama suatu kampung di muara sungai Kuyin, sebuah anak sungai Barito, Muara Kuyin terletak antara pulau Kembang dan pulau Alalak. Kata Banjar berasal dari Bahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai. Pada abad ke-16, muncul Kerajaan Banjar Masih dengan raja pertama Raden Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalaman (Hulu Sungai). 

Raden Samudera sendiri adalah putra dari pasangan Puteri Galuh Intan Sari (anak perempuan Maharaja Sukarama) dan Raden Bangawan (keponakan Maharaja Sukarama). Atas bantuan Arya Taranggana, mangkubumi negara Daha, Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung di antaranya kampung Banjar (disebut juga Banjar Masih). Sekitar tahun 1520, Patih Masih (kepala Kampung Banjar) dan para patih (kepala kampung) sekitarnya sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke pelabuhan Bandar (dekat muara sungai Kelayan) beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera.

Pada 24 September 1526 bertepatan tanggal 6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah (1526-1550). Kerajaan Banjar Masih berkembang pesat, Sultan Suriansyah digantikan anaknya Sultan Rahmatullah 1550-1570, selanjutnya Sultan Hidayatullah 1570-1620 dan Sultan Musta'in Billah 1520-1620. Tahun 1596, Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten. Hal ini dibalas ketika ekspedisi Belanda yang dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin tanggal 7 Juli 1607. Pada tahun 1612, armada Belanda tiba di Banjar Masih (Banjar Lama) untuk membalas atas ekspedisi tahun 1607. Armada ini menyerang Banjar Masih dari arah pulau Kembang dan menembaki keraton di sungai Kuin pusat pemerintahan Kesultanan Banjar sehingga kota Banjar (kini Banjar Lama) atau kampung Keraton dan sekitarnya hancur, sehingga ibu kota kerajaan dipindahkan dari Banjar Masih ke Martapura. 

Di utara Pulau Tatas adalah Banjar Lama (Kuin) bekas ibu kota pertama Kesultanan Banjar, wilayah ini tetap menjadi wilayah Kesultanan Banjar hingga digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860. Sedangkan pulau Tatas dengan Benteng Tatas (Fort Tatas) menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang sekarang menjadi pusat kota Banjarmasin saat ini. Nama Banjarmasih, oleh Belanda lama kelamaan diubah menjadi Banjarmasin, namun nama Banjarmasin biasanya mengaju kepada kota Tatas di sungai Martapura, sedangkan nama Banjar Masih mengacu kepada Banjar Lama di sungai Kuin. Kota Banjarmasin modern merupakan aglomerasi pulau Tatas (Kota Tatas), Kuin (Banjar Lama) dan daerah sekitarnya. Kesultanan Banjar dihapuskan Belanda pada tanggal 11 Juni 1860, merupakan wilayah terakhir di Kalimantan yang masuk ke dalam Hindia Belanda, tetapi perlawanan rakyat di pedalaman Barito baru berakhir dengan gugurnya Sultan Muhammad Seman pada 24 Januari 1905. 

Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar dengan pusat pemerintahan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826. Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibu kota Divisi Selatan dan Timur Borneo. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178, kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya).

Tahun 1918, Banjarmasin, ibu kota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing. Pada tahun 1936, ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin. Tahun 1937, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibu kota Gouvernement Borneo. Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin. Kemudian Jepang membentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.

Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin. Pada tanggal 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1946) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatra, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin. Pada tahun 1946, Banjarmasin sebagai ibu kota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.

ARTI LOGO KOTA BANJARMASIN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Banjarmasin :
  1. Bentuk Dasar ini mengambil bentuk tameng atau perisai yang berarti percampuran antara penduduk asli suku Dayak/Banjar digabungkan sehingga menjadi satu.
  2. Warna dasar kuning Emas, leluhur yang menggambarkan kesuburan.
  3. Rumah Banjar, artinya bubungan tinggi tempat kediaman para raja-raja kemudian diberi beranjungan atau rumah cara Banjar yang lainnya, yaitu bentuk rumah kebanyakan dan sekarang menjadi rumah rakyat.
  4. Perahu tambangan, menggambarkan alat penghubung/pengangkut salah satu alat penghubung utama, yaitu menghubungkan dalam pergaulan masyarakat dengan rumah, kampung dengan kampung karena kota Banjarmasin digenangan air.
  5. Swpasang Pelepah Nipah, melambangkan dasar ekonomi
  6. Kayuh Baimbai (Cara Bekerja), karena sejak dahulu kala, orang-orang menggunakan pakaian dengan berpakaian senjata. Mereka menyebutnya Pusaka, jadi begitulah cara yang sesuai dengan adat istiadat.
  7. Motto "Kayuh Bimbai", berasal dari bahasa Banjar yang mengandung arti mendayung secara bersama-sama. Makna ini sesuai dengan konteks wilayah Kota Banjarmasin sebagai wilayah Kota Seribu Sungai, namun secara luas memiliki pesan sebagai sikap kegotongroyongan, dan kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama. 

DOWNLOAD LOGO KOTA BANJARMASIN
Untuk mendownload logo Kota Banjarmasin dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kota-banjarmasin-kalimantan-selatan-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA BANJARMASIN  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA BANJARMASIN"

Posting Komentar