DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI (MERANTI ISLANDS REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Kepulauan Meranti adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau. Secara posisi Kabupaten Kepulauan Meranti terletak di titik kordinat 102° 12' 00” - 103° 10' 00” Bujur Timur dan 0° 42’ 30" - 1° 28’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun (Provinsi Kepulauan Riau), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis. Secara umum wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 6 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri wilayahnya terdiri dari 9 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 98 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 206.116 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu 3.707,84 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 56 jiwa/km². Kabupaten Kepulauan Meranti terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatra, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT ) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Posisi geografis inilah yang mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten Kepulauan Meranti.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti ada beragam, diantaranya yaitu wisata Tasik Air Putih, ada sebuah pulau kecil tiba-tiba muncul di tengah Tasik Air Putih, berlokadsi di Teluk Samak, Kecamatan Rangsang. Kemudian ada wisata Tasik Nambus, memiliki keunggulan pemandangan berupa hutan lindung di sekitar lokasi, berlokasi di Desa Tanjung Darul Takzim, Kecamatan Tebing tinggi Barat. Lalu ada wisata Tasik Putri Pepuyu, berada di tengah hutan lindung yang masih alami dan belum terjamah, terletak di Desa Tanjung Padang atau Pulau Padang, Merbau. Dan ada wisata Pulau Dedap Durhaka, memiliki cerita rakyat yang hampir mirip dengan Malin Kundang, berlokasi di Selat Bengkalis, Kecamatan Merbau. Serta ada wisata Pantai Ceria, Ceria merupakan singkatan dari Centai Riau, terletak di Desa Centai, Kecamatan Merbau. 

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Pantai Motong, menawarkan keindahan laut biru dan melihat Selat Malaka yang luas, terletak di Desa Permai, Tanjung Motong. Kemudian ada wisata Pantai Dorak, terdapat bebatuan tangkahan kayu yang dibuat layaknya pelabuhan kecil, berlokasi di Tanjung Bunga, Kecamatan Pulau Merbau. Lalu ada wisata Kelenteng Hoo Ann Kiong, kelenteng ini ada karena mayoritas penduduk di Pulau Meranti adalah warga keturunan Tionghoa, berada di Alah Air Timur, Kecamatan Tebing Tinggi. Dan ada Danau Pulau Padang, menjadi lokasi pilihan untuk yang hobi memancing, berada di Pulau Padang, Kecamatan Tasik Putri Puyu. Serta ada Festival Sungai Bokor, berupa lomba berlari di atas tual sagu, yakni berlari di atas permukaan air yang dialasi dengan batang-batang sagu, berlokasi di Bokor kecamatan Rangsang Barat.

Website resmi Kabupaten Kepulauan Meranti (Meranti Islands Regency) :
www.merantikab.go.id

SEJARAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu merupakan salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan terkenal perniagaan di dalam Kesultanan Siak. Bandar ini sejak dahulu telah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa, karena peran antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang maupun manusia dari China ke nusantara dan sebaliknya. Daerah Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang merupakan salah satu kesultanan terbesar di Riau saat itu.

Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi ( yang bertahta tahun 1784 - 1810 ), biasa disapa Sultan Syarif Ali, memberi titah kepada Panglima Besar Muda Tengku Busu Sayid Ahmad untuk mendirikan Negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi. Selain tertarik pada pulau itu juga karena Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi sendiri pernah singgah ke daerah itu, tujuan utama Sultan Syarif Ali ingin himpun kekuatan melawan kerajaan Sambas ( Kalimantan Barat ) yang terindikasi bersekutu dengan Belanda yang telah khianati perjanjian setia dan mencuri mahkota Kerajaan Siak. Negeri atau Bandar ini nantinya sebagai ujung tombak pertahanan ketiga setelah Bukit Batu dan Merbau'' untuk menghadang penjajah dan lanun. 

Maka bergeraklah armadanya di bawah pimpinan Panglima Besar Muda Tengku Busu Sayid Ahmad pada awal Muharram tahun 1805 Masehi diiringi beberapa pembesar Kerajaan Siak, ratusan laskar dan hulu balang menuju Pulau Tebing Tinggi. Mereka tiba di tebing Hutan Alai( sekarang Ibu kota Kecamatan Tebingtinggi Barat ). Panglima itu segera menghujam kerisnya memberi salam pada Tanah Alai.Tanah Alai tak menjawab, Ia meraup tanah sekepal, terasa panas. Ia melepasnya, “Menurut sepanjang pengetahuan patik, tanah Alai ini tidak baik dibuat sebuah negeri karena tanah Hutan Alai adalah tanah jantan, Baru bisa berkembang menjadi sebuah negeri dalam masa waktu yang lama,” kata sang panglima dihadapan pembesar Siak dan anak buahnya. 

Panglima bertolak menyusuri pantai pulau ini. Lalu, terlihat sebuah tebing yang tinggi. “Inilah gerangan yang dimaksud oleh ayahanda Sultan Syarif Ali,” pikirnya. Armada merapat ke Tebing Tanah Tinggi bertepatan tanggal 07 April 1805 Masehi. Di usia masih 25 tahun itu, dengan mengucap bismillah Panglima melejit ke darat yang tinggi sambil memberi salam. “Alha-mdulillah tanah tinggi ini menjawab salam patik,” katanya. Tanah diraupnya, terasa sejuk dan nyaman. Ia tancapkan keris di atas tanah (lokasinya sekarang kira-kira dekat komplek kantor Bea Cukai Selatpanjang ). Sambil berkata, “Dengarkanlah oleh kamu sekalian di tanah Hutan Tebing Tinggi inilah yang amat baik didirikan sebuah negeri. Negeri ini nantinya akan berkembang aman dan makmur apabila pemimpin dan penduduknya adil dan bekerja keras serta menaati hukum-hukum Allah.”

Panglima itu berdiri tegak dihadapan semua pembesar kerajaan, laskar, hulu balang, dan bathin-bathin sekitar pulau. “Patik bernama Tengku Bagus Saiyid Thoha Panglima Besar Muda Siak Sri Indrapura. Keris patik ini bernama Petir Terbuka Tabir Alam Negeri. Yang patik sosok ini patik namakan Negeri Makmur Kencana Bandar Tebing Tinggi.”itulah nama asal muasal kota Selatpanjang. Setelah menebas hutan, membuka wilayah kekuasaan, berdirilah istana panglima besar itu. Pada 1810 Masehi Sultan Syarif Ali mengangkat Panglima Besar Muda Tengku Busu Sayid Ahmad itu sebagai penguasa pulau. Kala itu, sebelah timur negeri berbatasan dengan Sungai Suir dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Perumbi,seiring perkembangan waktu bandar ini semakin ramai dan bertumbuh sebagai salah satu bandar perniagaan di kesultanan siak. 

Ramai interaksi perdagangan didaerah pesisir Riau inilah menyebabkan pemerintahan Hindia Belanda ikut ambil dalam bagian penentuan nama negeri ini. Sejarah tercatat pada masa Sultan Siak yang ke 11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Pada tahun 1880, pemerintahan di Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi dikuasai oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi yang bergelar Tuan Temenggung Marhum Buntut (Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak). Pada masa pemerintahannya di bandar ini terjadilah polemik dengan pihak Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu Konteliur Van Huis mengenai perubahan nama negeri ini, dalam sepihak pemerintahan kolonial Belanda mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang, namun tidak disetujui oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah. 

Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal 4 September 1899, Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi berubah menjadi Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi Selatpanjang.J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908. Seiring waktu masa diawal Pemerintahan Republik Indonesia, kota selatpanjang dan sekitarnya ini merupakan Wilayah Kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Tebingtinggi.Pada tanggal 19 Desember 2008,daerah selatpanjang dan sekitarnya ini berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti memekarkan diri dari Kabupaten bengkalis dengan ibukota Selatpanjang. 

Pembentukan Kabupaten Meranti merupakan pemekaran dari kabupaten Bengkalis dibentuk pada tanggal 19 Desember 2008, Dasar hukum berdirinya kabupaten Kepulauan Meranti adalah Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009. Tuntutan pemekaran kabupaten Kepulauan Meranti sudah diperjuangkan oleh masyarakat Meranti sejak tahun 1957. Seruan pemekaran kembali diembuskan oleh masyarakat pada tahun 1970 dan 1990-an hingga tahun 2008, yang merupakan satu-satunya kawedanan di Riau yang belum dimekarkan saat itu,dengan perjuangan gigih sejumlah tokoh masyarakat Meranti maka pada tanggal 25 Juli 2005 dibentuklah Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Meranti (BP2KM) sebagai wadah aspirasi masyarakat Meranti untuk memekarkan diri dari kabupaten Bengkalis. 

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat tersebut maka dituangkan dalam: 

  • Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 05/KPTS/P/DPRD/1999/2000 tanggal 17 Juni 1999 tentang Persetujuan Terhadap Pemekaran Wilayah Kabupaten Bengkalis.
  • Surat Bupati Bengkalis Nomor 135/TP/876 tanggal 17 Juni 1999, Perihal dukungan terhadap pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  • Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau Nomor 16/KPTS/DPRD/2008 tanggal 11 Juli 2008.
  • Surat Gubernur Provinsi Riau Nomor 100/PH/21.16.a tanggal 9 Juni 2008 Perihal Dukungan terhadap Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  • Surat Gubernur Provinsi Riau Nomor 100/PH/58.24 tanggal 8 September 2008 perihal Rekomendasi Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  • Keputusan Gubernur Riau Nomor 1396/IX/2008 tanggal 19 September 2008 tentang Persetujuan Pemerintah Provinsi Riau terhadap Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  • Keputusan Gubernur Provinsi Riau Nomor 100/PH/58.32 tanggal 18 Desember 2008 tentang Persetujuan Pemerintah Provinsi Riau terhadap Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti. 

Berdasarkan hal tersebut Pemerintah telah melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai kelayakan pembentukan daerah dan berkesimpulan maka tanggal 19 Desember 2008 Pemerintah memutuskan dan menetapkan terbentuk Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. 

ARTI LOGO KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Kepulauan Meranti (Meranti Islands Regency) :
  1. Perisai dengan warna dasar hijau yang memiliki arti alam yang subur sebagai ketahanan pangan masyarakat Kabupaten kepulauan Meranti
  2. Garis pinggir hitam dan kuning memiliki arti kekuatan dan kebesaran masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dalam mempertahankan wilayahnya
  3. Lekukan di kanan dan kiri atas memiliki arti bentuk geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti yang memiliki tanjung dan teluk.
  4. Bambu berwarna kuning memiliki arti semangat dan perjuangan masyarakat dalam pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  5. Ruas Bambu berjumlah 9 (Sembilan) menunjukan tahun 2009 sebagai tahun pengesahan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  6. Pohon Sagu memiliki arti salah satu sumber kekuatan pangan dan perekonomian masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti
  7. Jumlah pohon Sagu sebanyak 1 (satu) batang dan pelepah yang berjumlah 16 (enam belas) buah menunjukan tanggal 16 Januari yang merupakan tanggal dan bulan pengesahan Kabupaten Kepulauan Meranti.
  8. Daun sirih, Urat-urat pada daun sirih dan setangkai buah pinang berwarna orange memiliki arti sifat dan ciri masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti yang selalu hidup dalam tuntunan agama, rukun dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan budaya, ramah tamah dan terhormat serta selalu mengembangkan ilmu pengetahuan.
  9. Daun sirih 17 (Tujuh Belas) helai, dengan urat-urat pada daun sirih berjumlah 45 (empat puluh lima) serta 8 (delapan) buah pinang merupakan simbol tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
  10. Perahu Layar Berwarna Kuning dengan warna putih yang terkembang, melambangkan wilayah Kabupaten kepulauan Meranti Sebagai kawasan strategis yang menjadi sumber ekonomi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dengan letaknya yang berada pada jalur transportasi laut serta memiliki potensi sebagai kawasan niaga dengan posisinya sebagi tempat persinggahan atau daerah transit.
  11. Lima garis gelombang berwarna biru dan putih menunjukan jumlah sila yang terdapat dalam Panca Sila sebagai dasar Negara Republik Indonesia serta melambangkan masyarakat kabupaten kepulauan meranti yang berketuhanan, berkemanusiaan, bersatu, demokratis dan sejahtera.
  12. Tulisan Arab Melayu "Kepulauan Meranti" melambangkan penghormatan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti terhadap ilmu pengetahuan dan sejarah.
  13. Pita berwarna merah bertulisan "KEPULAUAN MERANTI" berwarna putih melambangkan tekad dan kesiapan rohani dan jasmani masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dalam menghadapi perubahan peradaban dan perkembangan zaman.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Untuk mendownload logo Kabupaten Kepulauan Meranti (Meranti Islands Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-kepulauan-meranti-provinsi-riau-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI (MERANTI ISLANDS REGENCY)"

Posting Komentar