DESKRIPSI
Kota Medan adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kota Medan terletak di titik kordinat 98° 35' 00” - 98° 44' 00” Bujur Timur dan 3° 30’ 00" - 3° 43’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Secara umum wilayah Kota Medan merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan atara 2,5 sampai 37,5 meter diatas permukaan laut.
Kota Medan adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kota Medan terletak di titik kordinat 98° 35' 00” - 98° 44' 00” Bujur Timur dan 3° 30’ 00" - 3° 43’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Secara umum wilayah Kota Medan merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan atara 2,5 sampai 37,5 meter diatas permukaan laut.
Kota Medan sendiri wilayahnya terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kota Medan mencapai 2.435.252 jiwa. Luas wilayah Kota Medan yaitu 265,10 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 9.522 jiwa/km². Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor).
Destinasi wisata yang ada di Kota Medan ada beragam, diantaranya yaitu wisata Taman Mora Indah yang berlokasi di Jl. Sisingamangaraja, Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas, kemudian ada wisata Istana Maimun yang berlokasi di Jl. Sultan Ma’moen Al Rasyid No.66, A U R, Kecamatan Medan Maimun, lalu ada wsata Danau Siombak yang berlokasi di Jl. Pasar Nippon Ujung Kel, Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, dan ada wisata Kolam Renang Seksama Indah yang ada di Jl. M. Nawi Harahap No.125, Sitirejo III, Kecamatan Medan Amplas. Selain itu ada juga wisata Tjong A Fie Mansion yang berlokasi di Jl. Jend. Ahmad Yani No.105, Kesawan, Kecamatan Medan Barat.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Masjid Raya Medan yang lokasinya berada di Jl. Sisingamangaraja No.61, Mesjid, Kecamatan Medan Kota. Kemudian ada wisata Graha Maria Annai Velangkanni yang berlokasi di Jl. Sakura III No.7-10, Tj. Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan. Kemudian ada juga wisata Rahmat Internasional Wildlife Museum & Gallery yang berlokasi di Jl. S. Parman No.309, Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, Kota Medan. Ada juga wisata Tjong Yong Hian Gallery yang ada di Jl. Kejaksaan, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, serta ada Gedung London Sumatera di Jl. Jend. Ahmad Yani No.2, Kesawan, Kecamatan Medan Barat.
SEJARAH KOTA MEDAN
Medan berasal dari kata bahasa Tamil Maidhan atau Maidhanam, yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas, yang kemudian teradopsi ke Bahasa Melayu. Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 yang pada mulanya ditetapkan pada tanggal 1 April 1909. Tanggal ini kemudian mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa ahli sejarah. Karena itu, Wali kota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan. Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani membentuk Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan.
Dalam buku The History of Medan tulisan Tengku Luckman Sinar (1991), dituliskan bahwa menurut "Hikayat Aceh", Medan sebagai pelabuhan telah ada pada tahun 1590, dan sempat dihancurkan selama serangan Sultan Aceh Alauddin Saidi Mukammil kepada Raja Haru yang berkuasa di situ. Serangan serupa dilakukan Sultan Iskandar Muda tahun 1613, terhadap Kesultanan Deli. Sejak akhir abad ke-16, nama Haru berubah menjadi Ghuri, dan akhirnya pada awal abad ke-17 menjadi Deli. Pertempuran terus-menerus antara Haru dengan Aceh mengakibatkan penduduk Haru jauh berkurang. Sebagai daerah taklukan, banyak warganya yang dipindahkan ke Aceh untuk dijadikan pekerja kasar.
Selain dengan Aceh, Kerajaan Haru yang makmur ini juga tercatat sering terlibat pertempuran dengan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaka dan juga dengan kerajaan dari Jawa. Serangan dari Pulau Jawa ini antara lain tercatat dalam kitab Pararaton yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Dalam Negarakertagama, Mpu Prapanca juga menuliskan bahwa selain Pane (Panai), Majapahit juga menaklukkan Kampe (Kampai) dan Harw (Haru). Berkurangnya penduduk daerah pantai timur Sumatra akibat berbagai perang ini, lalu diikuti dengan mulai mengalirnya suku-suku dari dataran tinggi pedalaman turun ke pesisir pantai timur Sumatra. Suku Karo bermigrasi ke daerah pantai Langkat, Serdang, dan Deli.
Suku Simalungun ke daerah pantai Batubara dan Asahan, serta suku Mandailing ke daerah pantai Kualuh, Kota Pinang, Panai, dan Bilah. Guru Patimpus Sembiring Pelawi, tokoh masyarakat Karo, sebagai orang yang pertama kali membuka "desa" yang diberi nama Medan. Patimpus adalah anak Tuan Si Raja Hita, pemimpin Karo yang tinggal di Kampung Pekan (Pakan). Ia menolak menggantikan ayahnya dan lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan mistik, sehingga akhirnya dikenal sebagai Guru Patimpus. Antara tahun 1614-1630 Masehi, ia belajar agama Islam dan di-Islamkan oleh Datuk Kota Bangun, setelah kalah dalam adu kesaktian.
Selanjutnya Guru Patimpus menikah dengan adik Tarigan, pemimpin daerah yang sekarang bernama Pulau Brayan dan membuka Desa Medan yang terletak di antara Sungai Babura dan Sungai Deli. Dia pun lalu memimpin desa tersebut. Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590 kemudian dipandang sebagai pembuka sebuah kampung yang bernama Medan Puteri walaupun sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Karenanya hari jadi ditetapkan berdasarkan perkiraan tanggal 1 Juli 1590. Namun tanggal usulan tersebut oleh sidang DPRD perlu dilakukan penyempurnaan kembali.
Sesuai dengan sidang DPRD, Wali kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590. Secara resmi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu sebelumnya.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
ARTI LOGO KOTA MEDAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Medan (Medan City) :
- Suatu lingkaran yang terdiri dari setangkai padi dan sedahan kapas, 17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 8 bunga kapas berati bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Perisai, 4 tiang dan 5 bahagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia.
- Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita.
- Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar-sinar bahagia dan lepas dari kemiskinan dan kemelaratan.
- Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
DOWNLOAD LOGO KOTA MEDAN
Untuk mendownload logo Kota Medan (Medan City) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA MEDAN (MEDAN CITY)"
Posting Komentar