DOWNLOAD LOGO KOTA TEBING TINGGI (TEBING TINGGI CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Tebing Tinggi adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kota Tebing Tinggi terletak di titik kordinat 98° 11' 00” - 98° 21' 00” Bujur Timur dan 3° 19’ 00" - 3° 21’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Secara umum wilayah Kota Tebing Tinggi merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan atara 26 sampai 34 meter diatas permukaan laut.

Kota Tebing Tinggi sendiri wilayahnya terdiri dari 5 Kecamatan dan 35 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk KotaTebing Tinggi mencapai 172.838 jiwa. Luas wilayah Kota Tebing Tinggi yaitu 38,44 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 4.496 jiwa/km². Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan. Sektor Inustri pengolahan merupakan sektor utama yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembangunan perekonomian Kota Tebing Tinggi, diikuti kemudian oleh sektor perdagangan, diikuti kemudian sektor hotel dan restoran, sektor jasa, serta juga sektor pengangkutan dan komunikasi.

Destinasi wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi ada beragam, diantaranya yaitu wisata Taman Kota Tebing Tinggi, banyak fasilitas yang bisa digunakan oleh semua usia serta ada juga spot khusus yang bisa digunakan oleh anak usia dini dengan beragam permainan yang menarik, berlokasi di Rambung Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Kemudian ada Waterpark Gundaling Paya Pasir, banyak wahana permainan yang dapat menghilangkan stress, berada di Jl. Soekarno Hatta LK III, Tambangan, Padang Hilir, Kecamatan Tebing Tinggi. Lalu ada juga Taman Revolusi Mental, sering dijadikan pusat kebudayaan dan perayaan festival, berada di Rambung, Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Dan ada Taman Edukasi, seperti taman pintar di Jogja, berada di Rambung, kecamatan Tebing Tinggi Kota.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Istana Negeri Padang, berdiri sejak tahun 1800an pada masa Kerajaan Negeri Padang dengan arsitektur menarik, berlokasi di Bandar Utama Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Kemudian ada Green Hill, padang rumput yang luas disertai dengan fasilitas hiburan layaknya taman bermain membuat anak-anak dan remaja senang, berlokasi di Jl. Baja, Kecamatan Padang Hilir. Dan ada Museum Kota Tebing Tinggi, di dalamnya tersimpan peninggalan sejarah masa penjajahan Belandan dan Jepang, museum ini berlokasi di Jl. Kotamadya, Tebing Tinggi Lama, Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

Website resmi Kota Tebing Tinggi (Tebing Tinggi City) :
www.tebingtinggikota.go.id

SEJARAH KOTA TEBING TINGGI

Daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran sungai Padang dan sungai Bahilang itu mulai dihuni sebagai tempat tinggal sekitar tahun 1864, pernyataan ini terdapat dalam makalah berjudul "Kertas Kerja Mengenai Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi". Makalah ini kemudian dijadikan sebagai Perda yang menetapkan bahwa awal berdirinya Kota Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917. Pasca tahun 1864, seorang bangsawan dari wilayah Bandar Simalungun (sekarang masuk wilayah Pagurawan) bernama Datuk Bandar Kajum bersama pengikut setianya menyusuri sungai Padang untuk mencari hunian baru, hingga kemudian mendarat dan bermukim di sekitar aliran sungai besar itu. Pemukiman itu bernama Kampung Tanjung Marulak (sekarang Kelurahan Tanjung Marulak, Rambutan). 

Sayangnya, kehidupan bangsawan dari Bandar ini tidaklah tenteram, karena dia terus saja diburu oleh tentara Kerajaan Raya. Maka, Datuk Bandar Kajum memindahkan pemukimannya ke suatu lokasi yang persis berada di bibir sungai Padang. Pemukiman itu merupakan sebuah tebing yang tinggi. Dia dan para pengikutnya mendirikan hunian di atas tebing yang tinggi itu sembari memagarinya dengan kayu yang kokoh. Pemukiman Datuk Bandar Kajum inilah yang sekarang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Padang Hilir dan kini menjadi lokasi pemakaman keturunan Datuk Bandar Kajum, kemudian yang diyakini sebagai cikal bakal nama Tebing Tinggi. 

Pada masa itu, tentara dari Kerajaan Raya suatu kali kembali menyerang Kampung Tebing Tinggi untuk menangkap Datuk Bandar Kajum, tetapi karena tidak berada di tempat, Datuk Bandar Kajum yang bergelar Datuk Punggawa ini selamat. Sedangkan keluarganya, bersama pengikutnya, melarikan diri ke Perkebunan Rambutan yang saat itu dibawah kekuasaan Kolonial Belanda. Dibantu oleh Belanda, Datuk Bandar Kajum pun mengadakan serangan balasan terhadap tentara Kerajaan Raya ini. Dalam peperangan itu, ia bersama pengikutnya berhasil mengalahkan penyerang. Setelah suasana kembali aman, untuk tetap menjaga ketentraman daerah itu, Datuk Bandar Kajum pun mengadakan perjanjian dengan Belanda. Oleh Belanda, daerah kekuasaan Datuk Bandar Kajum ini dilebur menjadi wilayah taklukan Kerajaan Deli. Penandatanganan perjanjian itu, dilakukan Datuk Bandar Kajum dan Belanda di sebuah sampan bernama "Sagur" di sekitar muara sungai Bahilang. 

Jauh sebelum ada kampung Tebing Tinggi, sepanjang aliran sungai Padang dari hulu hingga hilir, daerah itu merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Padang. Kerajaan ini dulunya merupakan daerah otonom di bawah Kerajaan Deli yang berpusat di Deli Tua. Pusat kerajaan ini berada di Kampung Bandar Sakti (sekarang Bandar Sakti, Bajenis, Tebing Tinggi) yang merupakan pelabuhan sungai dan menjadi pusat perdagangan Kerajaan Padang dengan kerajaan lain. Kerajaan Padang ini, bermula dari memerintahnya seorang penguasa bernama Raja Syah Bokar. Bersama raja ini ada beberapa pembantu raja yang dikenal cukup berpengaruh masa itu, mereka adalah Panglima Daud berkedudukan sebagai panglima perang dan Orang Kaya Bakir sebagai bendahara kerajaan. 

Kerajaan Padang masa itu dihuni penduduk dari multi etnis, baik etnis lokal maupun dari mancanegara. Di pinggiran Sungai Padang, pada masa Kerajaan Padang wilayah itu sudah di huni salah satu suku bangsa dari anak benua India. Selain itu, keberadaan etnis Tionghoa juga telah ada seiring dengan perkembangan hubungan Kerajaan Padang dengan kerajaan lain. Etnis Tionghoa kala itu, banyak menghuni pinggiran muara sungai Bahilang. Di samping kedua etnis ini, orang-orang Belanda juga belakangan menghuni Kerajaan Padang . Ini dibuktikan dengan adanya perkuburan mereka yang disebut Kerkof (kuburan) di Kampung Bagelen, yang sekarang berada  di Jalan Cemara. 

Pada tahun 1887, oleh pemerintah Hindia Belanda, Tebing Tinggi ditetapkan sebagai kota pemerintahan dimana pada tahun tersebut juga dibangun perkebunan besar yang berlokasi di sekitar Kota Tebing Tinggi (hinterland). Pada tahun 1904, menjelang persiapan Tebing Tinggi menjadi kota otonom, didirikan sebuah Badan Pemerintahan yang bernama Plaatselijkke Fonds oleh Cultuur Paad Soematera Timoer. Pada tanggal 23 Juli 1903, pemerintah Hindia Belanda menetapkan daerah Otonom Kota kecil Tebing Tinggi menjadi pemerintahan kota Tebing Tinggi sebagai daerah otonom dengan sistim desentralisasi. Pada tahun 1910, sebelum di laksanakannya Zelf Bestuur Padang (Kerajaan Padang), maka telah dibuat titik "Pole Gruth" yaitu pusat perkembangan kota sebagai jarak ukur antara Kota Tebing Tinggi dengan kota sekitarnya.

Pada masa pendudukan Jepang, pelaksanaan pemerintah di Tebing Tinggi tidak lagi dilaksanakan oleh Dewan Kota yang bernama Gementeeraad. Pemerintah Jepang menggantikannya dengan nama Dewan Gementee Tebing Tinggi. Menjelang Proklamasi (masih pada masa Jepang) pemerintahan kota Tebing Tinggi tidak berjalan dengan baik. Pada tanggal 20 Nopember 1945, Dewan kota disusun kembali. Dalam formasi keanggotaannya sudah mengalami kemajuan, yang para anggota Dewan Kota terdiri dari pemuka Masyarakat dan Anggota Komite Nasional Daerah. Dewan Kota ini juga tidak berjalan lama, karena pada tanggal 13 Desember 1945, terjadilah pertempuran dengan Militer Jepeng dan sampai sekarang terkenal dengan Peristiwa Berdarah 13 Desember 1945, yang diperingati setiap tahun. 

Pada tanggal 17 Mei 1946, Gubernur Sumatra Utara menerbitkan suatu keputusan No.103 tentang pembentukan Dewan Kota Tebing Tinggi, yang selanjutnya disempurnakan kembali dengan nama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, walaupun pada waktu itu ketua Dewan dirangkap Bupati Deli Serdang. Ketika Agresi pertama Belanda yang dilancarkan pada tanggal 21 Juli 1947, Dewan Kota Tebing Tinggi dibekukan, demikian pula keadaan pada waktu berdirinya Negara Sumatra Timur, Kota Tebing Tinggi tidak mempunyai Dewan Kota untuk melaksanakan tugas pemerintahan. Pada masa RIS, Dewan kota diadakan berdasarkan peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1950. Tetapi dalam proses pelaksanaannya, panitia pemilihan belum sempat menjalankan tugasnya, Peraturan Pemerintah No. 39 tersebut telah dibatalkan. 

Menurut undang-undang No.1 tahun 1957, pemerintah di daerah ini menganut azas Otonomi daerah yang seluasnya. Walaupun dalam undang-undang tersebut ditetapkan bahwa daerah ini berhak mempunyai DPRD yang diambil dari hasil Pemilihan Umum 1955, tetapi berdasarkan undang-undang darurat 1956 DPRD PERALIHAN kota Tebing Tinggi hanya mempunyai 10 (Sepuluh) orang anggota. Setelah keluarnya Undang-Undang No. 5 tahun 1974, tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, pelaksanaan pemerintahan di Kota Tebing Tinggi sudah relatif lebih baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

Pada tahun 1980 Presiden Republik Indonesia telah mengganugerakan tanda kehormatan "PARASAMYA PURNA KARYA NUGRAHA" kepada Kotamadya Dati II Tebing Tinggi sebagai penghargaan tertinggi atas hasil kerjanya dalam melaksanakan pembangunan Lima Tahun Kedua, sehingga dinilai telah memberikan kemampuan bagi pembangunan, demi kemajuan Negara Indonesia pada umumnya daerah khususnya.

ARTI LOGO KOTA TEBING TINGGI
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Tebing Tinggi (Tebing Tinggi City) :
  1. Bentuk keseluruhan logo seperti perisai yang melambangkan perjuangan seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam berjuang mempertahankan Negara Republik Indonesia dari berbagai penjajahan. Selain itu juga menggambarkan bahwa Kota Tebing Tinggi akan selalu siap siaga dalam mempertahankan wilayahnya.
  2. Padi, yang ada dibagian tengah logo melambangkan kesuburan dan kecukupan pangan bagi para penduduk Kota Tebing Tinggi.
  3. Kapas, yang ada dibagian tengah logo melambangkan kesuburan tanah dan kecukupan sandang bagi para penduduk Kota Tebing Tinggi.
  4. Roda Besi Bergerigi, yang terdapat pada bagian bawah Tugu melambangkan harap seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi yang ingin menjadikan Kota tersebut sebagai Kota Industri untuk membuka lapangan kerja dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat.
  5. 17 butir padi melambangkan sebuah tanggal yaitu tanggal 17. 8 bunga kapas melambangkan sebuah bulan, yaitu bulan 8 (Agustus). Dan 45 buah rigi-rigi yang terletak dibagian atas tugu melambangkan sebuah tahun yaitu tahun 1945. Dari keseluruhan bilangan angka diatas, maka membentuk sebuah tanggal yaitu 17 – 8 (Agustus) – 1945 yang melambangkan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang wajib kita kenang hingga akhir zaman.
  6. Tugu, yang terdapat dibagian tengah logo melambangkan semangat juang yang besar sebagai pondasi utama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
  7. Pancasila, yang terletak dibagian atas Tugu melambangkan dasar Negara Republik Indonesia yang di jalankan di Kota Tebing Tinggi.
  8. Bambu Runcing, yang terletak dibagian atas Tugu melambangkan kepercayaan dan keyakinan dalam berjuang meraih dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
  9. Buku, Tinta, dan Bulu, yang ada bagian tengah gambar Tugu melambangkan Kota Tebing Tinggi merupakan kota Pendidikan yang turut serta dalam mencerdaskan anak bangasa.
  10. Kalimat “KOTA TEBING TINGGI” melambangkan identitas atau nama dari kota tersebut.
  11. Semboyan Kota Tebing Tinggi, “ESA HILANG DUA TERBILANG”, memiliki arti yaitu “ESA” berarti pengorbanan, “HILANG” berarti hilang dan “DUA TERBILANG” berarti dua balasan. Secara keseluruhan, “ESA HILANG DUA TERBILANG” bermakna pengorbonan dan perjuangan yang di lakukan dengan sungguh-sungguh akan terbalaskan dengan hasil yang memuaskan untuk masa mendatang.

DOWNLOAD LOGO KOTA TEBING TINGGI
Untuk mendownload logo Kota Tebing Tinggi (Tebing Tinggi City) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kota-tebing-tinggi-sumatra-utara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA TEBING TINGGI  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA TEBING TINGGI (TEBING TINGGI CITY)"

Posting Komentar