DOWNLOAD LOGO KABUPATEN DONGGALA (DONGGALA REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Donggala adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Secara posisi Kabupaten Donggala terletak di titik kordinat 120° 05' 00” - 120° 52' 00” Bujur Timur dan 1° 06’ 00" - 2° 12’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Reluk Tomini dan Peovinsi Sulawe, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong. Secara umum wilayah Kabupaten Donggala merupakan kawasan dataran rendah, perbukitan, hingga pegunungan, dengan ketinggian daratan antara 25 hingga 1.000 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Donggala sendiri wilayahnya terdiri dari 16 Kecamatan dan 166 Kelurahan / Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Donggala mencapai 304.110 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Donggala yaitu 5.275,69 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 58 jiwa/km². Donggala adalah kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, dan memiliki populasi terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah. Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain disektor pertanian dengan komoditi yang dihasilkan berupa kakao, kelapa dalam, kopi robusta, cengkeh, lada, jambu mete, dan cengkeh. Untuk kegiatan pertanian didaerah ini, hasil pertanian yang utama berupa bahan tanaman pangan berupa padi, tanaman holtikultura, dan palawija.Tanamanan bahan pangan tentunya dengan padi sebagai primadona di samping jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian menjadi ujung tombak kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Donggala ada beragam, diantaranya yaitu wisata Sumur Raksasa Alami, warga sekitar memberikan nama sumur ini dengan "Pusentasi", berasal dari bahasa Kaili yang artinya pusat laut, berlokasi di dusun Simbe, Kelurahan Limboro, Kecamatan Banawa Tengah. Kemudian ada wisata Pantai Tanjung Karang, merupakan pantai berpasir putih dengan kekayaan hayati biota bawah laut, berlokasi di desa Labuan Bajo, Kabupaten Donggala. Lalu ada Pantai Sivalenta di desa Sirenja, Pantai Parimpi Indah yang juga berada di desa Sirenja, Pantai Harapan yang berlokadi di desa Salubomba, kemudian ada Pantai Lembasada yang terletak di Lembasada, lalu ada wisata Pantai Surumana di Desa Surumana, dan ada wisata Pantai Parimpi Desa Lende, serta Pantai Salur Sabang di Desa Sioyong.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata danau, antara lain Danau Lino yang berada di Desa Lino, kemudian Danau Talaga yang ada di Desa Talaga, Danau Dampelas, serta Danau Rano yang berlokasi di Desa Rano. Selain iru ada juga wisata air terjun, diantaranya yaitu Air Terjun Loli Tasiburi yang berlokasi di Desa Loli Tasiburi, Kemudian ada Air Terjun Powelua yang berada di Desa Powelua, lalu ada Air Terjun Walandanu yang berlokasi di Malei desa Balaesang, kemudian ada Air Terjun Bou di Desa Bou, Air Terjun Nopubomba di Desa Nopubomba, dan Air Terjun Bale yang ada di Desa Bale Tanantovea. Juga ada destinasi wisata pemandian air panas, seperti pemandian Air Panas Sibado yang berlokadi di  Desa Sibado kecamatan Sirenja, lalu ada wisata pemandian Air Panas Marana yang berada di Desa Marana, Sindue dan wisata Air Panas Tambu yang berada di Desa Tambu. Dan masih banyak lagi destinasi wisata lainnya yang menarik untuk dikunjungi.

Website resmi Kabupaten Donggala (Donggala Regency) :
www.donggala.go.id

SEJARAH KABUPATEN DONGGALA
Menurut literatur Perancis kata Donggala disebut dengan kata “Dunggally.” Pemuatan kata “Dunggally” tersebut dapat dilihat dalam peta tua Pulau Sulawesi yang dibuat pada tahun 1805 yang dibuat oleh David Woodard. Namun, peta pulau Sulawesi sebelum 1805 tidak menggunakan kata "Dunggally" melainkan kata “Durate” yang dimuat dalam peta yang dibuat oleh Lodocus Hondius pada tahun 1611. Sedangkan penyebutan Donggala menurut masyarakat setempat bersumber dari nama pohon Donggala yang tumbuh di wilayah ini. Dalam literatur Cina, wilayah Donggala disebut dengan nama “Tun Chia La". Penyebutan yang berbeda-beda ini hanya berbeda secara penulisan sedangkan maknanya tetap sama.

Catatan tertua tentang Donggala ditemukan dalam sumber-sumber Tiongkok sebelum abad ke-15 yang ditulis oleh J. V. Mills dan disunting Marcell Bonet di buku Chinese Navigation (1965). Sejak tahun 1430, wilayah kota Donggala telah dikenal sebagai pelabuhan untuk memperdagangkan hasil bumi seperti kopra, damar, dan kemiri, juga ternak sapi. Di rentang waktu yang panjang itu, Donggala adalah suatu kesatuan sebagai wilayah Kerajaan Banawa, yang bersamaan dengan masuknya kekuatan kolonial seperti kongsi dagang milik kerajaan Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Pada tahun 1667, VOC melalui Traktat Banawa selanjutnya mengikat Donggala untuk kali pertama dalam perjanjian penyerahan emas.

Oleh Belanda, Donggala dijadikan titik tengah di Selat Makassar untuk mengamankan jalur perdagangan laut di wilayah tersebut yang menghubungkan Makassar dan Manado. Pada tahun 1888, Belanda melalui Plakat Panjang (Lange Verklaring) – sebelumnya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) menetapkan Donggala sebagai jalur eksklusif perusahaan kapal dagangnya, KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij). Jalur penting itu diberi nama Jalur 14. Sejak Traktat Banawa 1667, Donggala telah menjadi penting tidak hanya untuk Belanda (VOC) tapi juga bagi perebutan kuasa tiga kerajaan: Ternate, Gowa (Makassar), dan Bugis (Bone).

Kepentingan di bawah pengaruh koloni Belanda itu kemudian berkaitan dengan penentuan Donggala sebagai wilayah penunjang Karesidenan Celebes en Onderhoorigheden di Makassar dan Karesidenan Midden Celebes di Manado. Jalur darat antara Donggala ke Makassar yang lebih baik dibanding Donggala ke Manado di masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van der Capellen itu melahirkan sarkasme: "lebih cepat ke Eropa dari Manado, daripada dari Manado ke Sulawesi Tengah (Donggala)". Perdagangan di Donggala menjadi lebih intensif hingga memasuki abad ke-20. Intensitas perdagangan antar kota dan kegiatan ekspor-impor melalui Donggala menjadikan pelabuhan di kota itu ramai. Booming Kopra (1920-1939) menjadi kata kunci dalam catatan sejarah selanjutnya, lalu Jepang datang menggantikan Belanda, dan selanjutnya fase pergolakan-pergolakan politik nasional pasca kemerdekaan. 

Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah Pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu Kerajaan Palu, Kerajaan Sigi Dolo, Kerajaan Kulawi, Kerajaan Biromaru, Kerajaan Banawa, Kerajaan Tawaili, dan Kerajaan Moutong. Dalam perkembangan selanjutnya daerah ini yang merupakan bagian dari wilayah Sulawesi Tengah dijadikan afdeling Donggala yang meliputi:

  • Onderafdeling Palu terdiri dari: Landschap Kulawi di Kulawi, Landschap Sigi Dolo di Biromaru, Landschap Palu di Palu
  • Onderafdeling Parigi terdiri dari: Landschap Parigi di Parigi, Landschap Moutong di Moutong
  • Onderafdeling Donggala terdiri dari: Landschap Banawa di Donggala, Landschap Tawaili di Tawaili
  • Onderafdeling Tolitoli.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1952, bahwa mulai tanggal 12 Agustus 1952, daerah Sulawesi Tengah terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, yang wilayahnya meliputi bekas Onderafdeling Palu, Donggala, Parigi dan Tolitoli; serta Kabupaten Poso yang wilayahnya meliputi bekas Onderafdeling Poso, Bungku/Mori dan Luwuk. Tanggal 12 Agustus ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kabupaten Donggala yang diperingati setiap tahun, dengan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1952, juga disertai dengan pembentukan lembaga pemerintahan daerah serta badan-badan perlengkapan lainnya yaitu pembentukan DPRDS yang didasarkan Undang-Undang NIT No. 44 tahun 1950 dan pembentukan dinas-dinas yang terdiri dari Pertanian, Kehutanan, Perikanan Darat, Kehewanan, Pengajaran, Pekerjaan Umum, dan Kesenian.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 29 tahun 1953 tentang pembentukan daerah tingkat II di Sulawesi Tengah, sekaligus merupakan pemekaran pertama saat sebagian wilayah daerah Kabupaten Donggala dibagi menjadi Kabupaten Donggala dan Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 1999, ibu kota Kabupaten Donggala resmi dipindahkan dari Kota Palu, dikembalikan ke Kota Donggala sendiri yang berjarak 34 km dari Kota Palu. Pada tahun 2002, terjadi pemekaran di Kabupaten Donggala, sesuai UU No. 10 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Parigi Moutong. Dalam perkembangan selanjutnya tahun 2008 melalui UU No. 27 Tahun 2008 kembali terjadi pemekaran kabupaten di Kabupaten Donggala, yaitu Kabupaten Sigi. 

ARTI LOGO KABUPATEN DONGGALA

Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Donggala (Donggala Regency) :

- Belum Ada Keterangan -
 

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN DONGGALA
Untuk mendownload logo Kabupaten Donggala (Donggala Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-donggala-provinsi-sulawesi-tengah-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN DONGGALA  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN DONGGALA (DONGGALA REGENCY)"

Posting Komentar