DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR (SELAYAR ISLANDS REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Kepulauan Selayar adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara posisi Kabupaten Kepulauan Selayar terletak di titik kordinat 120° 15' 00” - 122° 30' 00” Bujur Timur dan 5° 42’ 00" - 7° 35’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Laut Flores dan Selat Masyarakat. Secara umum wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 800 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Kepulauan Selayar sendiri wilayahnya terdiri dari 11 Kecamatan, 7 Kelurahan dan 81 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar mencapai 137.071 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu 1.357,03 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 101 jiwa/km². Potensi Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup banyak meliputi wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam dan wisata bahari. Salah satu yang terkenal adalah Taman Nasional Taka Bonerate yang terletak di kecamatan Takabonerate. Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia (terbesar di Asia Tenggara) yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektare, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km². 

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar ada beragam, diantaranya yaitu di Kecamatan Benteng ada Tari Pakarena, Gedung Lembaga Pemasyarakatan Selayar, Kantor Dinas Pariwisata Selayar, Plaza Marina, Rumah Jabatan Bupati Selayar. Kemudian di Kecamatan Bontoharu ada wisata Pantai Jeneiya, Jangkar Selayar, Gong Nekara, Benteng Bontobangun, Perkampungan Tua Bitombang. Lalu di Kecamatan Bontomanai ada wisata Permandian alam Eremata, Air terjun Suttia, Pusat Bumi (To'do), Puncak, dan Kompleks Perkampungan Tua Gantarang. Dan di Kecamatan Bontomatene ada wisata Pantai Pa'badilang, Gua Ereposo, Sumur Tua Tajuiya, Makam Bulaenna Parangia dan wisata Rumah Adat Batangmata. Serta di Kecamatan Bontosikuyu ada wisata Pantai Baloiya, Wisata Jammeng, Gua Bonetappalang, Pantai Batu Etang, Air Terjun Patikore', Air terjun Ohe Gonggong dan Pantai Sunari.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti di Kecamatan Buki ada wisata Kuburan Tua Silolo, Pantai karang Indah, Benteng Pertahanan dan Istana Lalaki Buki. Kemudian di Kecamatan Pasilambena ada Pantai Pulau Madu, Pantai Karumpa, Pulau Kakabia, Perkampungan Tua dan Gua Buranga. Lalu di Kecamatan Pasimarannu ada wisata Gua Majapahit, Rumah Adat Opu Bonerate, Pembuatan Perahu dan Pantai Larafu. Kemudian di Kecamatan Pasimasunggu wisata Pulau Tanamalala, Pulau Jai Lamu dan Pulau Batu. Di Kecamatan Pasimasunggu Timur ada Perairan Batu So'bolo, Pulau Bembe, Makam Ali Kabar, dan Pantai Doda. Dan di Kecamatan Takabonerate ada wisata Pantai Bone Lambere, Pulau Kauna, Buhung Tuma, Pulau Tinabo dan wisata Pulau Kayuadi.

Website resmi Kabupaten Kepulauan Selayar (Selayar Islands Regency) :
www.selayarkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Kabupaten Kepulauan Selayar pernah menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan (Maluku) pada abad ke-14. Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi perbekalan sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar. Dari aktivitas pelayaran ini pula muncul nama Selayar. Nama Selayar berasal dari kata cedaya (bahasa Sanskerta) yang berarti satu layar, karena konon banyak perahu satu layar yang singgah di pulau ini. Kata cedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan dalam Nusantara, yaitu pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ini berarti bahwa armada Gajah Mada atau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini. 

Selain nama Selayar, pulau ini dinamakan pula dengan nama Tana Doang yang berarti tanah tempat berdoa.[9] Pada masa lalu, Pulau Selayar menjadi tempat berdoa bagi para pelaut yang hendak melanjutkan perjalanan baik ke barat maupun ke timur untuk keselamatan pelayaran mereka. Dalam kitab hukum pelayaran dan perdagangan Amanna Gappa (abad 17), Selayar disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju ke timur dan ke barat. Disebutkan dalam naskah itu bahwa bagi orang yang berlayar dari Makassar ke Selayar, Malaka, dan Johor, sewanya 6 rial dari tiap seratus orang. Jejak-jejak keberadaan orang Cina (Tiongkok) bermula pada tahun 1235 M, Raja Tallo I Makkadae Daeng Mangrangka melakukan perjalanan ke negeri Tiongkok dan menikah seorang Putri Penguasa setempat yang bernama Nio Tekeng Bin Sie Djin Kui. 

Sepulang dari Negeri Tiongkok Raja Tallo mampir dan bermukim Kampung Bonto Bangun Selayar. Selama di Selayar Raja Tallo melahirkan putra dan purti di antaranya Sin Seng (Putra), Tian Lay (Putra) dan Shui Lie Putri dan menjadi cikal bakan nenek moyang orang Tionghoa di Selayar.  Belanda mulai memerintah Selayar pada tahun 1739. Selayar ditetapkan sebagai sebuah keresidenan dimana residen pertamanya adalah W. Coutsier (menjabat dari 1739-1743). Berturut-turut kemudian Selayar diperintah oleh orang Belanda sebanyak 87 residen atau yang setara dengan residen seperti Asisten Resident, Gesagherbber, WD Resident, atau Controleur. Barulah Kepala pemerintahan ke 88 dijabat oleh orang Selayar, yakni Moehammad Oepoe Patta Boendoe. Saat itu telah masuk penjajahan Jepang sehingga jabatan residen telah berganti menjadi Guntjo Sodai, pada tahun 1942. Di zaman Kolonial Belanda, jabatan pemerintahan di bawah keresidenan adalah Reganschappen. 

Reganschappen saat itu adalah wilayah setingkat kecamatan yang dikepalai oleh pribumi bergelar "Opu". Dan kalau memang demikian, maka setidak-tidaknya ada sepuluh Reganschappen di Selayar kala itu, antara lain: Reganschappen Gantarang, Reganschappen Tanete, Reganschappen Buki, Reganschappen Laiyolo, Reganschappen Barang-Barang dan Reganschappen Bontobangun. Di bawah Regaschappen ada kepala pemerintahan dengan gelar Opu Lolo, Balegau dan Gallarang. Pada tanggal 29 November 1945 (19 Hari setelah Insiden Hotel Yamato di Surabaya) pukul 06.45 sekumpulan pemuda dari beberapa kelompok dengan jumlah sekitar 200 orang yang dipimpin oleh seorang pemuda bekas Heiho bernama Rauf Rahman memasuki kantor polisi kolonial (sekarang kantor PD. Berdikari).
 
Para pemuda ini mengambil alih kekuasaan dari tangan Belanda yang di kemudian hari tanggal ini dijadikan tanggal Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Tahun Hari Jadi diambil dari tahun masuknya Agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar yang dibawa oleh Datuk Ribandang, yang ditandai dengan masuk Islamnya Raja Gantarang, Pangali Patta Radja, yang kemudian bernama Sultan Alauddin, pemberian Datuk Ribandang. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1605, sehingga ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 29 November 1605.

ARTI LOGO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Kepulauan Selayar (Selayar Islands Regency) :
  1. Lingkaran berbentuk sebuah jeruk, melambangkan produksi Selayar yang terkenal dengan "LEMOCINANYA"
  2. Bintang Lima, adalah perlambang Ketuhanan Yang Maha Esa di daerah Selayar yang menjiwai seluruh hidup dan kehidupan penduduknya.
  3. Rangkaian Bunga Kapas dan Daun Kelapa, adalah perlambang kemakmuran yang mengajak penduduknya untuk menggalinya dan Pulau Selayar dengan garis-garis semisal kayu, melambangkan produksi kayu dari daerah ini. Kembang kapas berjumlah 8, melambangkan bulan Agustus, Daun Kelapa berjumlah 17, melambangkan tanggal 17 . Gerigi Bunga Kapas serta Kelopak menunjukkan angka-angka sejarah 17 Agustus 1945, yang menyatakan patriotisme putera-putera Selayar dalam merebut kemerdekaan.
  4. Gelombang Melintang Tiga (Bombang Tallu), melambangkan keberanian pelaut-pelaut Selayar mengarungi lautan dan semangat kerja yang menyala-nyala. Dengan huruf Lontara "TANAH DOANG" adalah julukan untuk daerah ini dengan kebudayaannya yang hidup.
  5. Dalam segi empat " Jampea" adalah pulau-pulau Selayar yang memegang peranan penting dalam perekonomian Selayar.
  6. Kata "Selayar" di atas pita membelit, mengenangkan kita akan hak sejarah Lontara Bilang, sejak dahulu kala hingga kini, suatu pertanda adanya masyarakat yang berbudaya tinggi di daerah ini.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Untuk mendownload logo Kabupaten Kepulauan Selayar (Selayar Islands Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-kepulauan-selayar-provinsi-sulawesi-selatan-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR (SELAYAR ISLANDS REGENCY)"

Posting Komentar