DOWNLOAD LOGO PROVINSI GORONTALO

 
DESKRIPSI
Provinsi Gorontalo adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Gorontalo terletak di titik kordinat 121° 23' 00” - 125° 14' 00” Bujur Timur dan 0° 19’ 00" - 1° 57’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah. Provinsi terbungsu ini mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 0 – 2.400 meter dengan jumlah pulau-pulau kecil yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah. Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini sejak dahulu kala menjadi sumber kehidupan penduduk Kerajaan-Kerajaan yang bermukim di sekitarnya. Teluk ini pun sejak dahulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan perdagangan.

Provinsi Gorontalo sendiri wilayahnya terdiri dari 5 Kabupaten, 1 Kotamadya,  77 Kecamatan, 72 Kelurahan dan 657 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Provinsi Gorontalo mencapai 1.198.765 jiwa. Luas wilayah Provinsi Gorontalo yaitu 12.435,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 88 jiwa/km². Perekonomian di Provinsi Gorontalo sekarang ini menjadi salah satu perekonomian yang paling pesat perkembangannya di Indonesia. Sektor pertanian, perikanan dan jasa adalah sektor yang di andalkan di Provinsi ini karena memiliki kontribusi yang besar bagi pendapatan asli daerah. Prioritas pengembangan selama lima tahun ke depan diproyeksikan pada komoditas jagung dengan luas areal produksi jagung. Untuk jagung louning sendiri telah berhasil di ekspor sebesar 9.148 ton.

Provinsi Gorontalo terbagi kedalam 5 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu:

  • Kabupaten Boalemo
  • Kabupaten Bone Bolango
  • Kabupaten Gorontalo
  • Kabupaten Gorontalo Utara
  • Kabupaten Pohuwato
  • Kota Gorontalo

Kesenian dan kebudayaan yang ada di Gorontalo cukup beragam. Sebagai daerah Adat, Gorontalo pun memiliki Seni bela diri tradisional yang bernama "Langga" atau bisa disebut pula dengan nama Silat Gorontalo. Pada dasarnya Langga merupakan seni bela diri sejenis Silat yang dikenal sebagai salah satu kekayaan budaya Gorontalo. Langga adalah seni bela diri yang mengandalkan pertahanan serta kekuatan tangan dan kaki. Ciri khas Suku Gorontalo (Hulontalo) dapat diidentifikasi melalui desain arsitektur yang masih bisa kita jumpai melalui dekorasi atap rumah maupun ukiran khas seperti di daerah lain di Indonesia. Bentuk Atap menyerupai "Pelana", di mana ciri khas dari Rumah Gorontalo (Bele) adalah atap segitiga bersusun dua. 

Pada atap bagian pertama (bagian atas) lebih kecil daripada atap kedua (di bawah dari atap pertama). Atap yang paling atas melambangkan keteguhan Orang Gorontalo terhadap keesaan Tuhan dan menempatkan agama di atas segalanya. Sedangkan atap kedua, melambangkan keteguhan Orang Gorontalo terhadap Adat Istiadat serta Budaya yang mengalir deras di dalam darah dan kesehariannya. Masyarakat Gorontalo memiliki ciri khas "sandang" atau pakaian bersama aksesoris yang melengkapinya. Upiya Karanji atau Songkok Gorontalo, songkok ini terbuat dari anyaman rotan dan sangat nyaman digunakan karena memiliki sirkulasi udara yang sangat baik. Kemudian ada Sulaman Karawo atau Sulaman Kerawang, dan Batik Gorontalo.

Website resmi Provinsi Gorontalo :
www.gorontaloprov.go.id

SEJARAH PROVINSI GORONTALO
Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang lebih 1300 tahun lalu, di mana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi atau pada abad ke-8 Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya makam para Raja di tepian hulu sungai Bulawa. Tidak hanya itu, makam Raja Suwawa lainnya dapat kita temukan di hulu sungai Bone, yaitu makam Raja Moluadu (salah seorang Raja di Kerajaan Suwawa) bersama dengan makam istrinya dan anaknya. Namun, sebagai salah satu jazirah tertua di Sulawesi dan Nusantara, Semenanjung Gorontalo pun tidak hanya memiliki catatan sejarah pada prasasti makam-makam Rajanya dahulu, melainkan pula memiliki situs prasejarah yang telah ditemukan. Situs Oluhuta, merupakan sebuah situs prasejarah dan memiliki makam prasejarah di dalamnya. hal ini dapat menjadi bukti bahwa Gorontalo telah memiliki peradaban yang sangat lampau.

Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Desa Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B. Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow. 

Kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Provinsi Gorontalo tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a", ada lima pohala'a, yaitu Pohala'a Gorontalo, Pohala'a Limboto, Pohala'a Suwawa, Pohala'a Bolango (kemudian menjadi Pohala'a Boalemo) dan Pohala'a Atinggola. Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi perubahan struktur pemerintahan Daerah Limo Lo Pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu: Onder Afdeling Kwandang, Onder Afdeling Boalemo dan Onder Afdeling Gorontalo. Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu: Distrik Kwandang, Distrik Limboto, Distrik Bone, Distrik Gorontalo dan Distrik Boalemo. Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu: Afdeling Gorontalo, Afdeling Boalemo dan Afdeling Buol.

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan. Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia. 

Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal dan bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Dr. Ir. Nelson Pomalingo ditemani oleh Natsir Mooduto sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi Utara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Provinsi Sulawesi Utara. Beberapa bulan setelahnya tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik. 

Provinsi Gorontalo secara resmi disahkan pemerintah pada tanggal 22 Desember tahun 2000 setelah melalui penetapan sidang paripurna DPR RI pada tanggal 5 Desember 2000. Namun sejak awal dibentuk hingga tahun 2015, peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo diperingati setiap tanggal 16 Februari, ditandai dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama pada tanggal 16 Februari tahun 2001. Akhirnya setelah melalui perdebatan panjang, Pemerintah Provinsi Gorontalo resmi mengubah Hari Ulang Tahun Provinsi dari sebelumnya tanggal 16 Februari menjadi tanggal 5 Desember setelah disetujui oleh DPRD Provinsi Gorontalo pada sidang paripurna tanggal 19 Agustus 2015.

ARTI LOGO PROVINSI GORONTALO

Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Gorontalo :
  1. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian luar berbentuk jantung yang memberi makna kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo.
  2. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur yang memberi makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi sesuatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo.
  3. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dengan bentuk dalam yang menampakkan keserasian formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi-bintang, kapas-rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua pola kehidupan masyarakat.
  4. Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
  5. Model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak dinamis dan tidak diam tetapi selalu berbuat untuk masa depan.
  6. Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing. Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2000
  7. Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus.
  8. Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi yaitu "Gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit". Bintang juga bisa diartikan sebagai lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi "Adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah".
  9. Pita mempunyai makna keinginan masyarakat Gorontalo untuk menyerap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
  10. Padi dan Kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada Pancasila. Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942
  11. Benteng bermakna masyarakat Gorontalo teguh dan kukuh mempertahankan Harga diri, Martabat, Adat, Agama dan Negara
  12. Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. Rantai juga mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari, digabung dengan jumlah padi dan kapas yang melambangkan tahun 1942, maka terbentuk susunan tanggal 23 Januari 1942 yang merupakan "Hari Kemerdekaan Gorontalo", dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya.

Arti Warna:
  • Warna Hijau mempunyai makna kesuburan
  • Warna Kuning Mempunyai makna keagungan dan Kemuliaan
  • Warna Putih bermakna Kesucian dan Keluhuran
  • Warna Merah mempunyai makna keberanian dan perjuangan

DOWNLOAD LOGO PROVINSI GORONTALO
Untuk mendownload logo Provinsi Gorontalo dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-provinsi-gorontalo-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO PROVINSI GORONTALO  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI GORONTALO"

Posting Komentar