DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI SELATAN

 
DESKRIPSI
Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Sulawesi Selatan terletak di titik kordinat 116° 48' 00” - 122° 36' 00” Bujur Timur dan 0° 12’ 00" - 8° 00’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Sulawesi Tengah, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Selat Makassar. Sulawesi merupakan pulau keempat terbesar di Indonesia setelah Kalimantan, Papua, dan Sumatra. Pulau yang dicirikan dengan bentuknya yang unik, seperti huruf K. Ada yang mengatakan bentuknya mirip tangkai-tangkai anggrek. Ada pula yang mengatakan bentuknya mirip tentakel-tentakel gurita.

Provinsi Sulawesi Selatan sendiri wilayahnya terdiri dari 21 Kabupaten, 3 Kotamadya,  305 Kecamatan, 792 Kelurahan dan 2.255 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 9.073.509 jiwa. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 46.717,48 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 194 jiwa/km². Bentuk Pulau Sulawesi dari sisi geografis sangat menguntungkan. Dengan bentuk seperti itu memungkinkan Sulawesi memiliki sejumlah pelabuhan yang sempurna secara alamiah. Secara geografis Sulsel terletak pada posisi yang sangat strategis, karena berada pada persimpangan jalur lalu lintas penumpang, perdagangan barang dan jasa dari kawasan barat Indonesia (KBI) ke kawasan timur Indonesia (KTI). Oleh karena itu, kawasan ini seringkali juga disebut pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia. Sebagai pintu masuk di kawasan rimur Indonesia, provinsi ini memiliki potensi di berbagai sektor yang cukup menjanjikan seperti investasi, pengembangan manufaktur, pariwisata, hingga pengembangan sektor perikanan.

Provinsi Sulawesi Selatan terbagi kedalam 21 Kabupaten dan 3 Kota, yaitu:

  • Kabupaten Bantaeng
  • Kabupaten Barru
  • Kabupaten Bone
  • Kabupaten Bulukumba
  • Kabupaten Enrekang
  • Kabupaten Gowa
  • Kabupaten Janeponto
  • Kabupaten Kepulauan Selayar
  • Kabupaten Luwu
  • Kabupaten Luwu Timur
  • Kabupaten Luwu Utara
  • Kabupaten Maros
  • Kabupaten Pangkajene
  • Kabupaten Pinrang
  • Kabupaten Sidenreng Rappang
  • Kabupaten Sinjai
  • Kabupaten Soppeng
  • Kabupaten Takalar
  • Kabupaten Tana Toraja
  • Kabupaten Toraja Utara
  • Kabupaten Wajo
  • Kota Makassar
  • Kota Palopo
  • Kota Parepare

Kesenian dan kebudayaan yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan cukup beragam. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam suku bangsa. Tiga suku bangsa yang dominan di Sulawesi Selatan adalah suku Bugis, Makassar dan Toraja. Suku asal Sulawesi lainnya termasuk suku Mandar, Duri, Pattinjo, Maiwa, Endekan, Pattae, Kajang atau Konjo. Selain Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah lainnya, Bahasa Bugis adalah bahasa yang menduduki peringkat pertama dengan penutur terbanyak di Sulawesi Selatan. Terdapat 9 dialek Bugis yang dituturkan di Sulawesi Selatan seperti dialek Palakka (Bone), Kessi (Soppeng), Sawitto (Pinrang), Sidrap, Wajo, Barru, Enna (Sinjai, Bulukumba), Camba, dan Luwu.

Salah satu kebiasaan yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mappalili. Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari kata palili yang memiliki makna untuk menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya. Mappalili atau Appalili adalah ritual turun-temurun yang dipegang oleh masyarakat Sulawesi Selatan, masyarakat dari Kabupaten Pangkep terutama Mappalili adalah bagian dari budaya yang sudah diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Mappalili adalah tanda untuk mulai menanam padi. Tujuannya adalah untuk daerah kosong yang akan ditanam, disalipuri (Bugis) atau dilebbu (Makassar) atau disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi produksi. 

Website resmi Provinsi Sulawesi Selatan :
www.sulselprov.go.id

SEJARAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

Sekitar 30.000 tahun silam pulau ini telah dihuni oleh manusia. Penemuan tertua ditemukan di gua-gua dekat bukit kapur dekat Maros, sekitar 30 km sebelah timur laut dan Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kemungkinan lapisan budaya yang tua berupa alat batu Pebble dan flake telah dikumpulkan dari teras sungai di lembah Walanae, di antara Soppeng dan Sengkang, termasuk tulang-tulang babi raksasa dan gajah-gajah yang telah punah. Selama masa kemasan perdagangan rempah-rempah, pada abad ke-15 sampai ke-19, Sulawesi Selatan berperan sebagai pintu Gerbang ke kepulauan Maluku, tanah penghasil rempah. Kerajaan Gowa dan Bone yang perkasa memainkan peranan penting didalam sejarah Kawasan Timur Indonesia di masa Ialu.

Pada sekitar abad ke-14 di Sulawesi Selatan terdapat sejumlah kerajaan kecil, dua kerajaan yang menonjol ketika itu adalah Kerajaan Gowa yang berada di sekitar Makassar dan Kerajaan Bugis yang berada di Bone. Pada tahun 1530, Kerajaan Gowa mulai mengembangkan diri, dan pada pertengahan abad ke-16 Gowa menjadi pusat perdagangan terpenting di wilayah timur Indonesia. Pada tahun 1605, Raja Gowa memeluk Agama Islam serta menjadikan Gowa sebagai Kerajaan Islam. Kerajaan Gowa pun mengislamkan beberapa Kerajaan diwilayah Bugis seperti Soppeng 1609, Wajo 1610 dan Bone 1611 sehingga Islam dapat tersebar ke seluruh wilayah Makassar dan Bugis. 

Perusahaan dagang Belanda atau yang lebih dikenal dengan nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang datang ke wilayah ini pada abad ke-16 melihat Kerajaan Gowa sebagai hambatan terhadap keinginan VOC untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di daerah ini. VOC Belanda kemudian bersekutu dengan seorang tokoh Bugis dari Bone bernama Arung Palakka. Belanda kemudian mensponsori Palakka kembali ke Bone serta mengangkatnya jadi Raja, sekaligus menghidupkan perlawanan masyarakat Bone dan Sopeng untuk melawan kekuasaan Gowa. Setelah berperang selama setahun, Kerajaan Gowa berhasil dikalahkan. Dan Raja Gowa, Sultan Hasanuddin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bungaya yang sangat mengurangi kekuasaan Gowa. Selanjutnya Bone di bawah Palakka menjadi penguasa di Sulawesi Selatan. 

Persaingan antara Kerajaan Bone dengan pemimpin Bugis lainnya mewarnai sejarah Sulawesi Selatan. Ratu Bone sempat muncul memimpin perlawanan menentang Belanda yang saat itu sibuk menghadapi Perang Napoleon di daratan Eropa. Namun setelah usainya Perang Napoleon, Belanda kembali ke Sulawesi Selatan dan membasmi pemberontakan Ratu Bone. Namun perlawanan masyarakat Makassar dan Bugis terus berlanjut menentang kekuasaan kolonial hingga tahun 1905-1906. Pada tahun 1905, Belanda juga berhasil menaklukkan Tana Toraja, perlawanan di daerah ini terus berlanjut hingga awal tahun 1930-an. 

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, Sulawesi Selatan, terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan mendiami empat etnis yaitu: Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Ada tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas yaitu Luwu, Gowa, dan Bone, yang pada abad ke XVI dan XVII mencapai kejayaannya dan telah melakukan hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, China, Melayu, dan Arab.  Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 di mana Sulawesi Selatan menjadi provinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonomi Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1960. Pemisahan Sulawesi Selatan dari daerah otonomi Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dengan UU Nomor 13 Tahun 1964, sehingga menjadi daerah otonomi Sulawesi Selatan.  
 
Lima tahun setelah kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950, yang menjadi dasar hukum berdirinya Provinsi Administratif Sulawesi. 10 tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 47 Tahun 1960 yang mengesahkan terbentuknya Sulawesi Selatan dan Tenggara. 4 tahun setelah itu, melalui UU Nomor 13 Tahun 1964 pemerintah memisahkan Sulawesi Tenggara dari Sulawesi Selatan. Terakhir, pemerintah memecah Sulawesi Selatan menjadi dua, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004. 

Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu dan Polewali Mandar yang tadinya merupakan kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan resmi menjadi kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat seiring dengan berdirinya provinsi tersebut pada tanggal 5 Oktober 2004 berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004. Pada tahun 2008, Kabupaten Toraja Utara terbentuk, menyusul terbitnya Amanat Presiden Yudhoyono, bernomor R.68/Pres/12/2007 pada tanggal 10 Desember 2007, mengenai pemekaran 12 kabupaten/kota. 

ARTI LOGO PROVINSI SULAWESI SELATAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Sulawesi Selatan :
  1. Bintang bersudut yang bersinar lima : melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Lingkaran 17 buah padi, 8 buah kapas dengan kelopak bergerigi 4 dan bergerigi 5 : melambangkan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang berdasarkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  3. Benteng Somba Opu dilihat dari atas : melambangkan semangat rakyat Sulawesi Selatan dalam menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, dan feodalisme.
  4. Perahu pinisi berlayar di atas tiga gelombang, melambangkan jiwa pelaut yang ulet, penuh semangat, dan sanggup melaksanakan tujuan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
  5. Pacul, melambangkan masyarakat yang agraris sebagai dasar, dan gerigi mesin: melambangkan industri sebagai tulang punggung.
  6. Buah kelapa, melambangkan kekayaan hasil bumi.
  7. Sebilah badik : melambangkan jiwa kepahlawanan dan kesiapan membela kehormatan bangsa serta tanah air Indonesia.
  8. Gunung, desa, dan petak-petak sawah, melambangkan adanya kesuburan untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
  9. Semboyan dalam huruf lontara yang berbunyi “toddo’puli’, bermakna teguh dalam keyakinan.
  10. Selembar pita bertuliskan “Sulawesi Selatan”, bermakna sebagai salah satu provinsi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) terkenal dengan keyakinannya yang kuat. Hal ini dibuktikan dengan adanya semangat perjuangan masyarakatnya pada masa kemerdekaan yang tidak mengenal surut.

DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI SELATAN
Untuk mendownload logo Provinsi Sulawesi Selatan dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-provinsi-sulawesi-selatan-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO PROVINSI SULAWESI SELATAN  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Posting Komentar