DESKRIPSI
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di titik kordinat 120° 45' 00” - 124° 30' 00” Bujur Timur dan 2° 45’ 00" - 6° 15’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di laut banda, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur di laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Sulawesi Selatan di teluk bone. Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 4 bandar udara, yaitu Bandara Betoambari, Bandara Pomala, Bandara Sugimanuru, Bandara Haluoleo. Untuk transportasi laut tersedia 4 pelabuhan, antara lain Pelabuhan Bau-bau, Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Khusus PT Antam UBPN Operasi Pomalaa, Pelabuhan Kolaka, dan Pelabuhan Raha.
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di titik kordinat 120° 45' 00” - 124° 30' 00” Bujur Timur dan 2° 45’ 00" - 6° 15’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di laut banda, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur di laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Sulawesi Selatan di teluk bone. Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 4 bandar udara, yaitu Bandara Betoambari, Bandara Pomala, Bandara Sugimanuru, Bandara Haluoleo. Untuk transportasi laut tersedia 4 pelabuhan, antara lain Pelabuhan Bau-bau, Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Khusus PT Antam UBPN Operasi Pomalaa, Pelabuhan Kolaka, dan Pelabuhan Raha.
Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri wilayahnya terdiri dari 15 Kabupaten, 2 Kotamadya, 220 Kecamatan, 377 Kelurahan dan 1.915 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 2.755.589 jiwa. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 38.140,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 72 jiwa/km². Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2007 didominasi sektor Pertanian (38,12 %), Pengolahan (7,90 %) dan Perdagangan (15,22 %). Pada sektor pertanian kontribusi sub sektor pertanian Ubi Kayu menjadi yang terbesar, diikuti oleh jagung. Komoditi unggulan Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit, Kakao, Kopi, Kelapa, Cengkeh, Jambu Mete, Lada dan Pala. Sub sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa perikanan Tangkap, Budidaya Keramba, Budidaya Kolam, Budidaya Laut, dan Budidaya Tambak.
Provinsi Sulawesi Tenggara terbagi kedalam 15 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu:
- Kabupaten Bombana
- Kabupaten Buton
- Kabupaten Buton Selatan
- Kabupaten Buton Tengah
- Kabupaten Buton Utara
- Kabupaten Kolaka
- Kabupaten Kolaka Utara
- Kabupaten Konawe
- Kabupaten Konawe Kepulauan
- Kabupaten Konawe Selatan
- Kabupaten Konawe Utara
- Kabupaten Muna
- Kabupaten Muna Barat
- Kabupaten Wakatobi
- Kota Baubau
- Kota Kendari
Kesenian dan kebudayaan yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara cukup beragam. Mayoritas penduduk yang mendiami provinsi Sulawesi Tenggara adalah suku asli setempat, termasuk yang paling banyak ialah suku Mandar, Mamasa, Galumpang, dan lainnya. Ada juga suku Bugis, Jawa, Bali dan suku Lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Tenggara adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 14 bahasa daerah di Sulawesi Tenggara. Keempat belas bahasa tersebut adalah Bajo, Bali, Cia-Cia, Culambacu, Jawa, Kulisusu, Lasalimu-Kamaru, Morunene, Muna, Pulo, Sasak, Sunda, Tolaki, dan Wolio.
SEJARAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Sulawesi Tenggara pada masa pemerintahan Negara Kesultanan – Kerajaan Nusantara hingga terbentuknya Kabupaten Sulawesi Tenggara pada tahun 1952, sebelumnya merupakan Afdeling. Onderafdeling ini kemudian dikenal dengan sebutan Onderafdeling Boeton Laiwoi dengan pusat Pemerintahannya di Bau-Bau. Onderafdeling Boeton Laiwui tersebut terdiri dari: Afdeling Boeton, Afdeling Muna, dan Afdeling Laiwui. Onderafdeling secara konsepsional merupakan suatu wilayah administratif setingkat kawedanan yang diperintah oleh seorang (wedana bangsa Belanda) yang disebut Kontroleur (istilah ini kemudian disebut Patih) pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebuah onderafdeling terdiri atas beberapa landschap yang dikepalai oleh seorang hoofd dan beberapa distrik (kedemangan) yang dikepalai oleh seorang districthoofd atau kepala distrik setingkat asisten wedana.
Status Onderafdeling diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada daerah-daerah yang memiliki kekuasaan asli dan kedaulatan yang dihormati bahkan oleh pemerintah Hindia Belanda sendiri. Pengakuan kekuasaan ini diberikan karena daerah-daerah tersebut bukanlah daerah jajahan Belanda namun sebagai daerah yang memiliki jalinan hubungan dengan Belanda. Dalam beberapa anggapan bahwa Onderafdeling merupakan jajahan kiranya tidaklah benar, karena dalam kasus Onderafdeling Boeton Laiwoi terdapat hubungan dominasi yang agak besar oleh Belanda sebagai pihak yang super power pada masa itu dengan Kesultanan dan Kerajaan di Sulawesi Tenggara khususnya Kesultanan Buton, sehingga diberikanlah status Onderafdeling Boeton Laiwoi. Afdeling Kolaka pada waktu itu berada di bawah Onderafdeling Luwu (Sulawesi Selatan).
Kemudian dengan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1952 Sulawesi Tenggara menjadi satu Kabupaten, yaitu Kabupaten Sulawesi Tenggara dengan ibu Kotanya Baubau. Kabupaten Sulawesi Tenggara tersebut meliputi wilayah-wilayah bekas Onderafdeling Boeton Laiwui serta bekas Onderafdeling Kolaka dan menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Pusat Pemerintahannya di Makassar. Melalui Undang-Undang No. 29 Tahun 1959, Kabupaten Sulawesi Tenggara dimekarkan menjadi empat kabupaten, yaitu: Kabupaten Buton, Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Muna. Keempat daerah tingkat II tersebut masih merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sulitnya komunikasi perhubungan saat itu, antar Daerah Tingkat II se Sulawesi Selatan Tenggara dengan pusat Pemerintahan Provinsi di Makassar, menghambat pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maupun pelaksanaan tugas pembangunan disamping gangguan pemberontakan DI/TII.
Daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas, memiliki berbagai hasil tambang yaitu aspal dan nikel, maupun sejumlah bahan galian lainya. Demikian pula potensi lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan berupa rotan, damar serta berbagai hasil hutan lainnya. Atas pertimbangan ini tokoh–tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara, membentuk Panitia Penuntut Daerah Otonom Tingkat I Sulawesi Tenggara. Tugas Panitia tersebut adalah memperjuangkan pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tenggara pada Pemerintah Pusat di Jakarta. Cita-cita tersebut tercapai dengan keluarnya Perpu No. 2 Tahun 1964 Sulawesi Tenggara yang menetapkan menjadi Daerah Otonom Tingkat I dengan ibu kotanya Kendari.
Realisasi pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dilakukan pada tanggal 27 April 1964, yaitu saat dilakukannya serah terima wilayah kekuasaan dari Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara, Kolonel Inf. A.A. Rifai kepada Pejabat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, J. Wajong. Pada saat itu, Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara mulai berdiri sendiri terpisah dari Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Karena itu, tanggal 27 April 1964 adalah hari lahirnya Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara yang setiap tahun diperingati.
Pada 3 Agustus 1995, dibentuk satu kota yaitu Kota Kendari, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kendari. Kabupaten Kendari sekarang bernama Kabupaten Konawe. Pada 21 Juni 2001, dibentuk satu kota baru bernama Kota Baubau, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buton. Kemudian selanjutnya terbentuk beberapa kabupaten baru, antara lain:
- Kabupaten Bombana, pemekaran dari Kabupaten Buton (18 Desember 2003)
- Kabupaten Wakatobi, pemekaran dari Kabupaten Buton (18 Desember 2003)
- Kabupaten Kolaka Utara, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (18 Desember 2003)
- Kabupaten Konawe Selatan, pemekaran dari Kabupaten Konawe (25 Februari 2003)
- Kabupaten Konawe Utara, pemekaran dari Kabupaten Konawe (2 Januari 2007)
- Kabupaten Buton Utara, pemekaran dari Kabupaten Muna (2 Januari 2007)
- Kabupaten Kolaka Timur, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (14 Desember 2012)
- Kabupaten Konawe Kepulauan, dimekarkan dari Kabupaten Konawe (12 April 2013)
- Kabupaten Buton Tengah, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)
- Kabupaten Buton Selatan, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)
- Kabupaten Muna Barat, dimekarkan dari Kabupaten Muna (Juli 2014)
Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 15 kabupaten dan 2 kota. Saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki Kantor Penghubung Provinsi Sulawesi Tenggara pada Gedung Menara Global yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto DKI Jakarta.
ARTI LOGO PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Sulawesi Tenggara :
- Gambar keseluruhan logo berbentuk perisai bersegi 5 yang melambangkan nilai-nilai Pancasila yang dijalankan di Sulawesi Tenggara.
- Tulisan "Sulawesi Tenggara" melambangkan nama provinsi tersebut yang bernama Sulawesi Tenggara.
- Kepada Anoa yang ada dibagian tengah logo melambangkan ketekunan dan kegigihan dalam membangun Sulawesi Tenggara.
- Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang menjadi harapan bagi seluruh penduduk Sulawesi Tenggara.
- Rantai yang melingkari kepala anoa melambangkan kegigihan dalam membangun Sulawesi Tenggara yang didasari dari persatuan dan kesatuan yang kokoh dari seluruh lapisan penduduk Sulawesi Tenggara.
Arti Warna:
- Warna putih melambangkan ketulusan hati yang didasari dari kesucian dan kebersian.
- Warna hitam melambangkan tekad yang kuat dan kemantapan hati dalam menegakkan kebenaran di Sulawesi Tenggara.
- Warna hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran Sulawesi Tenggara.
- Warna coklat melambangkan nikel yang menjadi sumber kekayaan Sulawesi Tenggara.
- Warna kuning melambangkan kayu jadi yang menjadi sumber kekayaan Sulawesi Tenggara.
DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Untuk mendownload logo Provinsi Sulawesi Tenggara dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI TENGGARA"
Posting Komentar