DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI UTARA

 
DESKRIPSI
Provinsi Sulawesi Utara adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Sulawesi Utara terletak di titik kordinat 123° 07' 00” - 127° 10' 00” Bujur Timur dan 0° 15’ 00" - 5° 34’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Maluku, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Provinsi Gorontalo. Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112 - 1.995 dpl. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. 

Provinsi Sulawesi Utara sendiri wilayahnya terdiri dari 11 Kabupaten, 4 Kotamadya,  171 Kecamatan, 332 Kelurahan dan 1.508 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara mencapai 2.655.970 jiwa. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara yaitu 13.892,47 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 191 jiwa/km². Sulawesi Utara memiliki kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 287 pulau dengan 59 di antaranya berpenghuni. Sulawesi Utara mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain Tinutuan atau Midal (bubur Manado), Nasi Jaa, Pangi yang lezat, Gulai Ikan Fufu dan Dodol serta Dodol Salak yang langka. Di samping itu Dodol Amurang asal kabupaten Minahasa Selatan yang terkenal, yang dibuat dengan aneka rasa.

Provinsi Sulawesi Utara terbagi kedalam 11 Kabupaten dan 4 Kota, yaitu:

  • Kabupaten Bolaang Mongondow
  • Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
  • Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
  • Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
  • Kabupaten Kepulauan Sangihe
  • Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
  • Kabupaten Kepulauan Talaud
  • Kabupaten Minahasa
  • Kabupaten Minahasa Selatan
  • Kabupaten Minahasa Tenggara
  • Kabupaten Minahasa Utara
  • Kota Bitung
  • Kota Kotamobagu
  • Kota Manado
  • Kota Tomohon

Kesenian dan kebudayaan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara cukup beragam. Mayoritas penduduk Sulawesi Utara adalah suku Minahasa, dan selain Minahasa, penduduk asli Sulawesi Utara lainnya termasuk suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik. Suku Bajau mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik, konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu tinggal di sebagian wilayah Bunaken, kota Manado. Namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara termasuk heterogen, ditambah suku lain daerah provinsi lainnya di Indonesia. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangir, Suku Talaud, Suku Siau mendiami di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan barat daratan Sulawesi utara. 

Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Sulawesi Utara mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti Masamper (sebuah tradisi di wilayah Sangihe Talaud) dan Pengucapan (atau Syukuran dalam tradisi Minahasa). Sabel adalah senjata tradisional suku Minahasa, bentuknya menyerupai huruf Daun Kelapa. Sabel termasuk dalam kategori Pedang. Selain Peda, bangsa Sulawesi Utara juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Perisai. Rumah tradisional suku Sulawesi Utara dinamakan Wale. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Sulawesi Utara yaitu serambi depan, serambi tengah dan serambi belakang. Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumah dapur. Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki setidaknya 14 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Utara, seperti Tari Poco-poco.

Website resmi Provinsi Sulawesi Utara :
www.sulutprov.go.id

SEJARAH PROVINSI SULAWESI UTARA
Temuan benda purbakala di Sulawesi Utara di antaranya gua-gua purba di Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow. Kubur batu Waruga yang bertebaran di Minahasa. Pada saat terjadi pengesekan (zaman glacial) di muka bumi pada masa Plestosin, pernah terjadi migrasi fauna dari daratan Asia ke Selatan melalui Filipina dan Sulawesi Utara. Oleh sebab itu di Filipina dan di Sulawesi Utara terdapat peninggalan fosil-fosil binatang purba seperti gajah purba (stegodon) dan fosil hewan lainnya. Di Desa Pintareng di Tabukan Selatan di Pulau Sangihe, telah ditemukan adanya fosil-fosil gading dan geraham gajah purba tersebut. Menurut para ahli dari Museum Geologi Bandung dan dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, fosil-fosil tersebut dinyatakan sebagai bagian dari fosil Stegodon yang pernah hidup di Kepulauan Nusantara pada masa Plestosin sekitar 2 juta tahun lalu. 

Gajah purba ini selain di Pintareng telah ditemukan fosil-fosilnya di Sangiran, di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, di Lembah Cabenge di Sulawesi Selatan dan di Lembah Besoa di Sulawesi Tengah. Stegodon di dunia diperkirakan pernah hidup sejaman dengan binatang purba lainnya. Di Indonesia stegodon hidup dengan binatang-binatang purba lainnya seperti Rinocheros (badak purba) serta kerbau purba dan lain sebagainya. Dengan temuan fosil gajah purba di Pintareng, Tabukan Selatan Sangihe tersebut, maka sebenarnya pada masa lalu gajah pernah hidup di Pulau Sulawesi dan terutama di Sulawesi Utara. Ditemukannya sisa-sisa budaya yang mengenal pemakaian alat-alat batu muda (neolitik) yang berupa beliung batu persegi di Liang Tuo Mane’e di Kabupaten Talaud dan di daerah lain di Sulawesi Utara. 

Disamping itu ditemukan pula sisa-sisa budaya masa logam tua (paleometalik) yang mengenal penggunaan tempayan kubur seperti yang ditemukan di Liang Buiduane di Talaud dan di Bukit Kerang Passo di Minahasa, serta peninggalan budaya megalitik (kebudayaan yang mengenal penggunaan batu-batu besar) tersebar di wilayah kepulauan Sulawesi dan kepulauan Maluku Utara. Sehubungan dengan hal itu wilayah ini menurut para pakar diperkirakan menjadi daerah kunci yang dapat memberi jawaban atas permasalahan daerah asal (home land) dari suku bangsa yang berbahasa Austronesia yang pada masa kemudian mendiami daerah-daerah antara Madagaskar di bagian barat sampai dengan Easter Island di kepulauan Pasifik di bagian timur, serta Formosa Island di bagian Utara.

Budaya yang dibawa oleh suku bangsa penutur bahasa Austronesia meninggalkan warisan-warisan budaya yang terdiri dari alat-alat batu neolitik beliung persegi, benda-benda yang terbuat dari batu-batu besar (megalitik) dan penguburan dengan menggunakan tempayan tanah liat. Warisan budaya semacam itu banyak ditemukan peninggalannya di Sulawesi Utara. Alat-alat batu neolitik telah ditemukan di gua-gua di daerah Talaud, di Guaan Bolaang Mongondow dan daerah Oluhuta yang sebelum pemekaran wilayah daerah itu termasuk ke dalam wilayah Sulawesi Utara.  Demikian juga benda-benda megalitik banyak ditemukan di Sulawesi Utara dalam bentuk kubur batu waruga, batu bergores Watu Pinawetengan, menhir ‘watu tumotowa’, kubur tebing batu Toraut dan lesung batu, yang umumnya ditemukan di Tanah Minahasa dan Bolaang Mongondow. Sedangkan kubur tempayan tanah liat ditemukan di beberapa daerah seperti di Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas Minahasa, di Liang Buiduane Salibabu, di Tara-tara, Kombi, dan di beberapa daerah lainnya. 

Sejarah peradaban manusia di daerah ini cukup panjang dan menarik. Daerah ini pada zaman es melanda dunia pada masa plestosin jutaan tahun yang lalu, merupakan bagian daratan yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan daratan Filipina bahkan daratan Asia. Setelah zaman es berakhir, Sulawesi Utara menjadi daratan yang membentuk jazirah Pulau Sulawesi dan kepulauan di bagian utaranya. Berdasarkan penelitian arkeologi diketahui bahwa tanda-tanda kehidupan manusia di Sulawesi Utara sudah berlangsung sejak 30.000 tahun yang lalu seperti yang ditemukan buktinya di Gua Liang Sarru di Pulau Salibabu. Bukti yang lain menunjukkan adanya kehidupan sekitar 6.000 tahun lalu di Situs Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas dan 4.000 tahun yang lalu sampai awal Masehi di Gua Liang Tuo Mane’e di Arangkaa di Pulau Karakelang. Kemudian muncul kebudayaan megalitik berupa kubur batu ‘waruga’, menhir ‘watutumotowa’, lumpang batu dan lain-lain sejak 2.400 tahun yang lalu sampai abad 20 Masehi di Bumi Minahasa. 

Selain itu Sulawesi Utara pada masa lalu merupakan wilayah penghasil rempah-rempah, beras, dan emas yang potensial yang menjadi ajang pertarungan kepentingan hegemoni ekonomi antara bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Kerajaan-kerajaan di sekitar daerah ini, yang akhirnya bermuara pada pertarungan politik dan militer. Pada masa lalu daerah ini juga menjadi rute perdagangan antara barat dan timur serta penyebaran agama Kristen, Islam maupun kepercayaan atau agama yang dibawa oleh pedagang-pedagang Cina. Sulawesi Utara juga berperan dalam perjuangan-perjuangan kemerdekaan dengan munculnya pahlawan-pahlawan asli dari daerah ini.  Wilayah Indonesia Timur termasuk daratan Sulawesi Utara dan kepulauan Sangihe, Sitaro, dan Talaud, sejak dahulu adalah merupakan wilayah yang strategis di kawasan Pasifik, karena merupakan jembatan penghubung antara kawasan Asia dengan Kepulauan Pasifik.

Pada masa lalu wilayah ini menjadi bagian dari rute perjalanan migrasi fauna dan manusia beserta kebudayaannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di dalam migrasi fauna prasejarah pernah melewati dan singgah di wilayah ini adalah ditandai dengan adanya fosil gading gajah purba (stegodon) yang ditemukan di Pintareng, di Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara (Husni, 1996/1997, 1999), dan geraham binatang purba di lembah Napu di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, serta fosil-fosil binatang purba lainnya di Cabenge di Sulawesi Selatan. Daerah Sulawesi Utara masuk dalam sejarah catatan sejak tahun 1365 demikian menurut tulisan David DS Lumoindong, di dapat dari penemuan berita mengenai Talaud dan Minahasa. Tetapi kalau dilihat sejak adanya tulisan maka bukti penulisan di Watu Pinawetengan yang diperkirakan tahun 670 Masehi menurut Riedel. 

Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Sulawesi Utara, kapal Portugis berlabuh di Pulau Manado di masa Kerajaan Manado tahun 1521. Kapal Spanyol berlabuh di Pulau Talaud dan Siau, terus ke Ternate. Portugis membangun benteng di Amurang. Spanyol membangun Benteng di Manado, sejak itu Minahasa mulai dikuasai Spanyol. Perlawanan melawan penjajahan Spanyol memuncak tahun 1660-1664. Kapal Belanda mendarat di Kota Manado pada tahun 1660 dalam membantu perjuangan Konfederasi Minahasa melawan Spanyol. Perserikatan negara-negara republik anggota Konfederasi Minahasa mengadakan Perjanjian Dagang dengan VOC. Perjanjian kerja sama dagang ini kemudian menjadikan VOC memonopoli perdagangan, yang lama kelamaan mulai memaksakan kehendaknya, akhirnya menimbulkan perlawanan tahun 1700-an di Ratahan yang memuncak pada Perang Minahasa-Belanda tahun 1809-1811 di Tondano. 

Di antaranya Benteng-benteng Portugis seperti di Amurang, Kema, Batu Waruga di Sawangan, Tomohon, Tondano, Tompaso kemudian tugu-tugu batu di semua desa disebut Batu Tumotowa. Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 Provinsi, dan Sulawesi termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Sulawesi adalah Dr. Sam Ratulangi, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional. Tahun 1948 di Sulawesi dibentuk Negara Indonesia Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor UU 13 Tahun 1964, dibentuk Provinsi Sulawesi Utara. Tanggal 23 September 1964 ditetapkan sebagai hari jadi provinsi. 

ARTI LOGO PROVINSI SULAWESI UTARA
Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Sulawesi Utara :
  1. Perisai bersudut 5 melambangkan nilai-nilai Pancasila yang menjadi sumber dari segala kebijakan pemerintah daerah Sulawesi Utara.
  2. Gambar 8 buah pala yang terbuka dan 17 cengkeh melambangkan tanggal dan bulan yang sangat bersejarah yaitu hari Kemerdekaan Indonesia yang tepat pada tanggal 17 Agustus 1945.
  3. Gambar 23 butir biji jagung dan 1 pohon kelapa yang berada ditengah biji jagung dan 9 daun kelapa dengan 6 akar dan di tumbuhi 4 bibit kelapa melambangkan tanggal 23 September 1964 yang merupakan hari jadi Sulawesi Utara.
  4. Pita bertuliskan “SULAWESI UTARA”, melambangkan nama provinsi tersebu yaitu Provinsi Sulawesi Utara.
  5. Keseluruhan logo melambangkan penduduk Sulawesi Utara yang dinamis dan tanah yang subur sehingga ditumbuhi dengan berbagai jenis tanaman yang dapat mensejahterakan dan memakmurkan seluruh penduduk Sulawesi Utara.

DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI UTARA

Untuk mendownload logo Provinsi Sulawesi Utara dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-provinsi-sulawesi-utara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO PROVINSI SULAWESI UTARA  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI SULAWESI UTARA"

Posting Komentar