ASTRA INTERNATIONAL

DESKRIPSI
PT. Astra International Tbk. adalah sebuah perusahaan multinasional yang memiliki ruang lingkup kegiatan perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Perusahaan ini berkantor pusat berada di Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman setelah sebelumnya menempati Gedung AMDI yang berada di Jalan Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Hingga tahun 2020, Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari:

  • Otomotif.
  • Jasa Keuangan.
  • Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi.
  • Agribisnis.
  • Infrastruktur dan Logistik.
  • Teknologi Informasi.
  • Properti.

Sebagaimana dikutip dari laman resminya www.astra.co.id, Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup, masyarakat Indonesia menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis bermitra dengan Astra memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan bermotor, senantiasa diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi dalam menyumbangkan devisa bagi negara.

Saat ini, kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 240 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi, dengan didukung oleh 188.788 karyawan. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik. Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang pada aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui program tanggung jawab sosial yang berkelanjutan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan serta teknologi.
 
SEJARAH ASTRA INTERNATIONAL
Sebagaimana dikutip dari wikipedia.org, Astra International pada awalnya didirikan oleh Tjia Kian Liong (William Soerjadjaja), Tjia Kin Joe (Benyamin), dan Liem Peng Hong pada tahun 1950-an. Perusahaan ini pada awalnya menempati sebuah toko di Jalan Sabang no. 36A, Jakarta. Nama Astra sendiri diusulkan oleh Kian Tie, adik Kian Liong, dalam bahasa Latin yang berarti bintang. Ketiga pendirinya kemudian mendaftarkan nama Astra International Inc. ke notaris Sie Khwan Djioe pada tanggal 20 Februari 1957 dengan modal sejumlah 2,5 juta rupiah. Pada awal berdirinya, perusahaan ini menjadi distributor dan importir limun merek Prim Club Kornet CIP. Selain produk impor, ada juga produk lokal dari Bandung seperti pasta gigi Fresh O Dent dan pasta gigi Odol Dent. Bisnis usahanya yang lain meliputi pengiriman fosfat alumunium, bohlam lampu, dan mengekspor kopra serta minyak goreng.

Namun belakangan, hanya Kian Liong yang mengelola Astra, karena Kian Tie bekerja di Palembang sementara Pang Hong dengan bisnisnya yang lain. Saham-saham perusahaan pun seluruhnya beralih ke tangan Kian Liong pada 1961. Setelah itu, Astra memasuki babak baru. Pada masa-masa sulit Demokrasi Terpimpin orde lama Presiden Soekarno, antara 1962 hingga 1964, Astra sempat menjadi pemasok lokal proyek pembangunan Waduk Jatiluhur. Memasuki tahun 1965, di tengah situasi ekonomi yang buruk, Kian Liong mencoba mempertahankan perusahaannya agar bisa tetap hidup. Ia kemudian memindahkan kantornya dari Jalan Sabang ke Jalan Juanda III no 8. Pada tahun 1966, Astra menjadi importir 80 ribu ton aspal dari Marubeni, Jepang untuk membangun jalan. 

Perusahaan ini juga mendapat pinjaman dana dari USAID sebesar $2,9 juta untuk mengimpor apapun, termasuk truk-truk dari Amerika Serikat. Ia mengimpor 800 unit truk merek Chevrolet buatan General Motors Co. dan menjualnya kepada Pemerintah. Sayangnya, Astra tak bisa mengimpor lebih banyak lagi truk-truk dari General Motors karena ia dianggap melanggar dan tidak memahami ketentuan USAID yang melarang perusahaan untuk memasok ke pemerintahan. Pada tahun 1969, Astra mengalihkan usahanya ke Jepang. Hideo Kamio, salah seorang mantan manager di Gaya Motor sewaktu zaman Jepang, juga bersikeras truk-truk Toyota yang akan masuk Indonesia harus dirakit di Gaya Motor. Saat itu, Gaya Motor sudah dipegang oleh William. Maka, Astra melalui PT Gaya Motor pun menjadi agen tunggal Toyota.

Mulai tahun 1970, Astra secara perlahan-lahan ditunjuk menjadi distributor dari berbagai hasil produksi Jepang, di antaranya menjadi distributor tunggal sepeda motor Honda serta distributor alat-alat perkantoran produksi Fuji Xerox di Indonesia. Untuk mendukung produksi di Indonesia, Astra juga mendirikan PT Federal Motor (kini PT Astra Honda Motor) untuk menjadi pabrik perakitan sepeda motor Honda di Indonesia pada tahun 1971. Astra memasuki bisnis perdagangan dan penyewaan alat berat melalui pendirian PT United Tractors pada tahun 1972. Sementara itu, Astra juga ditunjuk menjadi agen tunggal pemasaran produk-produk Daihatsu pada tahun 1973, hingga mendirikan PT Daihatsu Indonesia (kini PT Astra Daihatsu Motor) pada tahun 1978.

Lebih lanjut dari penunjukkan Astra sebagai distributor kendaraan bermotor Toyota, Astra kemduian mendirikan ventura bersama dengan Toyota Motor Corporation di Jepang, yaitu perusahaan PT Toyota-Astra Motor (TAM) pada tahun 1971, yang menjadi perusahaan distribusi kendaraan bermerek Toyota di Indonesia. TAM kemudian meluncurkan mobil Toyota Kijang pertama pada tahun 1977, salah satu tipe mobil keluarga pionir di Indonesia. Pada tahun 1990, Astra melalukan penawaran umum perdana atas 30 juta lembar sahamnya di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia). Pada tahun 2004, Astra bekerja sama dengan Standard Chartered Bank melakukan pengambilalihan atas Bank Permata, sebuah bank hasil merger dari lima bank yang berada di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot. Kepemilikan gabungan Astra bersama dengan Standard Chartered Bank mencapai 89,12% sejak 2006 hingga 2020.

Saat ini, sebanyak 50,11 persen saham Astra International dikuasai oleh Jardine Cycle & Carriage Limited, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura. Pada tahun 2016, Astra meluncurkan lini bisnisnya yang ketujuh, yaitu lini bisnis properti. PT Astra Land Indonesia, yang dimiliki masing-masing 50% oleh PT Menara Astra dan Hongkong Land, menandatangani sebuah perjanjian dengan anak usaha PT Modernland Realty Tbk untuk mengembangkan area seluas 67 hektar di Cakung, Jakarta Timur. Ditahun yang sama, sebagaimana dikutip dari laman resminya astra.co.id, AOP melalui Bridgestone Astra Indonesia meresmikan pabrik yang memproduksi komponen anti vibrasi untuk kendaraan roda empat di Purwakarta, Jawa Barat. Pada bulan yang sama, AOP melalui Aisin Indonesia Automotive dan Advics Manufacturing Indonesia meresmikan pabrik yang memproduksi body part, engine part dan brake system di Kawasan KIIC Karawang, Jawa Barat.

Tahun 2017, Astra Tol melaksanakan akuisisi awal 40% saham PT Baskhara Utama Sedaya (BUS), yang memegang kepemilikan 45% operator jalan tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8km yang telah beroperasi penuh, serta menyetujui secara bersyarat akuisisi terhadap sisa 60% saham. Astra Tol juga meningkatkan kepemilikan saham di jalan tol Semarang - Solo dari 25% menjadi 40%. Pada tahun 2020, Grup Astra menyelesaikan penjualan 44,56% sahamnya di Bank Permata, dengan nilai transaksi bersih Rp16,8 triliun. Pada tahun yang sama Astra melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) mengakuisisi 49,99% saham di PT Astra Aviva Life (yang kemudian disebut PT Asuransi Jiwa Astra) yang dikenal sebagai Astra Life dari Aviva International Holdings Limited (Aviva). Melalui transaksi ini, Astra Life dimiliki 99,99% oleh Astra secara langsung maupun tidak langsung.

DOWNLOAD LOGO ASTRA INTERNATIONAL
Untuk mendownload logo Astra International dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO ASTRA INTERNATIONAL <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "ASTRA INTERNATIONAL"

Posting Komentar