DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BEKASI (BEKASI REGENCY)

 
TENTANG KABUPATEN BEKASI (BEKASI REGENCY)
Kabupaten Bekasi (Bekasi Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Bekasi terletak pada kootdinat 6.32°S 106.17°E atau terletak diantara 106° 48'28" sampai dengan 107° 27'29" Bujur Timur dan 6°10'6" sampai dengan 6° 30'6" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Bekasi pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Karawang, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kota Bekasi, DKI Jakarta dan Laut Jawa. Sebagian besar wilayah Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-bukit. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun untuk budidaya hewan domestik seperti ayam dan kambing.

Asal usul penamaan Kabupaten Bekasi, menurut beberapa peneliti sejarah yang ahli dalam bahasa sansekerta dan jawa kuno, menyatakan bahwa kata “Bekasi” secara filologis berasal dari kata Candrabhaga; Candra berarti bulan (“sasi” dalam bahasa Jawa Kuno) dan Bhaga berarti bagian. Jadi Candrabhaga berarti bagian dari bulan. Karena terjadinya perbedaan pelafalan, menyebabkan kata Candrabhaga kadang berubah menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi. Pengucapan yang paling sering adalah Bhagasi, dan karena pengaruh bahasa Belanda sering ditulis Bacassie, contohnya di Stasiun KA Lemahabang pernah ditemukan plang nama Bacassie. Kata Bacassie seiring berjalannya waktu dan karena masalah pengucapan lidah masyarakat, kini lebih mudah penyebutannya menjadi Bekasi dan dipakai sampai sampai saat ini.

Berdasarkan temuan prasasti peninggalan jaman kerajaan, Candrabhaga sendiri merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara, yang diperkirakan telah berdiri sejak abad ke 5 Masehi. Setidaknya telah ditemukan 7 buah prasasti yang menyebut kerajaan Tarumanagara, yaitu Prasasti Tugu (Cilincing, Jakarta), Prasasti Ciaruteun, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi (ke enam prasasti ini ada di daerah Bogor), dan satu prasasti di daerah Bandung Selatan (Prasasti Cidangiang). Berdasarkan apa yang tertulis pada Prasasti Tugu, Candrabhaga (Bekasi) merupakan pusat pemerintahan dari Kerajaan Tarumanagara. Tulisan dalam prasasti tersebut menggambarkan perintah Raja Purnawarman untuk menggali kali Candrabhaga, yang bertujuan untuk mengairi sawah dan menghindar dari bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kerajaan Tarumanagara. Setelah kerajaan Tarumanagara runtuh (sekitar abad ke 7), kerajaan yang kemudian memiliki pengaruh cukup besar terhadap Bekasi adalah Kerajaan Padjadjaran.

Seiring berjalannya waktu, kerajaan-demi kerajaan tumbuh, berkembang lalu mengalami masa kejayaan dan akhirnya runtuh, kemudian timbul kerajaan baru lagi dan seterusnya. Pada setiap pergantian kekuasaan kerajaan tersebut, Bekasi selalu menempati posisi strategis. Kerajaan terakhir yang berkuasa di wilayah Bekasi adalah Kerajaan Sumedanglarang, yang menjadi bagian dari Kerajaan Mataram. Pada masa penjajahan Belanda, Bekasi dikenal sebagai wilayah pertanian yang subur dan terdiri atas tanah-tanah partikelir, system kepemilikan tanahnya dikuasai oleh tuan-tuan tanah (kaum partikelir), yang terdiri dari pengusaha Eropa dan para saudagar Cina. Untuk mengawasi tanah, para Partikelir mengangkat pegawai yang disebut potia atau lands opziener. Pada tahun 1913 di Bekasi muncul organisasi Serikat Islam (SI) yang banyak diminati masyarakat yang sebagian besar petani. Serikat Islam menjadi penggerak berbagai protes menentang berbagai penindasan terhadap kaum petani, misalnya pemogokkan kerja paksa (kerja rodi).

Saat Jepang masuk, dan mengusir tentara Belanda, rakyat Bekasi merasa senang dan menyambut kedatangan bangsa Jepang ini. Namun, tak lama setelah itu kesenangan rakyat Bekasi harus luntur setelah Jepang memulai babak baru penindasan di Bekasi. Jepang menerapkan ekonomi perang, dimana seluruh hasil bumi harus diserahkan pada pemerintah Jepang, akibatnya rakyat Bekasi mengalami kekurangan pangan dan kondisi ini diperparah dengan adanya “Romusha” (seperti kerja rodi yang dilakukan Belanda). Pada tahun 1943, para pemuda Bekasi mengorganisasikan diri dalam organisasi non formal yaitu Gerakan Pemuda Islam Bekasi (GPIB). Hingga awal kemerdekaan, anggota GPIB semakin banyak dan memiliki beberapa cabang, beberapa anggota bahkan ada yang bergabung dalam BKR (Sekarang TNI). GPIB dan para tokoh masyarakat kemudian memperjuangkan aspirasi yang salah satunya yaitu membentuk pemerintahan sendiri (setingkat kabupaten). 

Awal tahun 1950 dibentuklah “Panitia Amanat Rakyat Bekasi” dan mengadakan rapat raksasa di Alun-alun Bekasi (17 Januari 1950) untuk menuntut agar nama Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Usulan tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari Mohammad Hatta, dan menyetujui penggantian nama “Kabupaten Jatinegara” menjadi “Kabupaten Bekasi", kemudian pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 14 Tahun 1950 yang ditetapkan tanggal 8 Agustus 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-kabupaten di lingkungan Provinsi Jawa Barat. Atas keputusan tersebut, maka Kabupaten Bekasi secara resmi terbentuk pada tanggal 15 Agustus 1950, dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri, sebagaimana diatur oleh Undang-undang Pemerintah Daerah pada saat itu, yaitu UU No.22 Tahun 1948. Status ini dikukuhkan dengan UU Nomor 14 Tahun 1950 mengenai pembentukan Kabupaten Bekasi. Selanjutnya, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bekasi, bahwa tanggal 15 Agustus 1950 sebagai hari jadi kabupaten. 

Kabupaten Bekasi sendiri wilayahnya terbagi atas 15 kecamatan dan 118 desa. Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2014 mencapai 3.112.698 jiwa, dengan luas wilayah 127.388 hektar maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 2.451 jiwa per km2. Beberapa destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bekasi diantaranya yaitu ada Taman Buaya Indonesia Jaya yang ada di Desa Sukaragam, ada Danau Cibeureum, Curug Parigi, Rumah Pohon Jatiasih, Danau Marakas, Gedung Juang 45, Pantai Mekar, Pantai Muara Gembong, Danu Situ Gede, Jababeka Botanical Garden, Taman Kemang Pratama, Waterboom Lippo Cikarang, Colombus Waterpark, Grand Wisata Bekasi, Fun Park Waterboom, Pantai Muara Beting, Sirkus Waterplay, Piramida terbalik Summarecon, Venetian Water Carnaval, Danau Elysium, Snow World International Revo Town dan lain sebagainya.

Website : www.bekasikab.go.id

 
TENTANG LOGO BEKASI (BEKASI REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Bekasi:
Bentuk Perisai
Melambangkan pertahanan dan sejarah perjuangan Rakyat Kabupaten Bekasi yang di dalam menentang Kolonialisme dan Kapitalisme tak pernah berhenti sebagaimana dilakukan di Daerah lain.

Bagian Atas yang berwarna Hijau
melambangkan daerah Bekasi yang subur. 

Padi dan Kapas
Sebelah kanan untaian Padi yang berwarna Emas berjumlah 17 Butir, sebelah kiri Buah-buahan, palawija dan sayur-sayuran yang berjumlah 8 butir. berarti hari kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus. 

Golok
Melambangkan Rakyat Kabupaten Bekasi, gagang yang berwarna hitam melambangkan ketahanan yang kuat dan punggung Golok melabangkan kesucian, serta Golok merupakan Senjata Khas dari Kabupaten Bekasi.

Dua Garis Hitam
Melambangkan bahwa Perintah Kabupaten Bekasi yang terdiri dari dua badan pemerintah yaitu Legislatif dan Yudikatif. 

Batu Bata Merah
Melambangkan banyaknya Kecamatan dan Desa/Dusun di Daerah Kabupaten Bekasi.
 
6 Buah Gelombang yang Bergejolak
Memiliki arti semangat perjuangan yang tiada henti, 6 gelombang tersebut melambang Kabupaten Bekasi yang mengalami 6 Zaman keturunan yaitu: zaman Tarumanegara, zaman Pajajaran, zaman Jayakarta, zaman pemerintah Belanda, zaman pemerintah Jepang, dan zaman sekarang atau Merdeka.
 
SWATANTRA WIBAWA MUKTI
SWATANTRA artinya Daerah yang dapat mengurus rumah tangganya sendiri, WIBAWA artinya Pengaruh, dan MUKTI artinya Jaya dan Makmur. Sehingga SWATANTRA WIBAWA MUKTI memiliki arti bahwa Kabupaten Bekasi adalah suatu daerah yang dapat mengurus rumah tangganya sendiri dan memiliki pengaruh serta Jaya dan Makmur.

Untuk mendownload logo KABUPATEN BEKASI (BEKASI REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN BEKASI (BEKASI REGENCY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BEKASI (BEKASI REGENCY)"

Posting Komentar