DOWNLOAD LOGO KABUPATEN NGAWI (NGAWI REGENCY)

download-logo-kabupaten-ngawi-vector-coreldraw-logoawal
 
TENTANG KABUPATEN NGAWI (NGAWI REGENCY)
Kabupaten Ngawi (Ngawi Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur. Secara geografis kabupaten Ngawi terletak pada kootdinat 7.4°S 111.43°E atau terletak diantara 110° 10' sampai 111° 40' Bujur Timur dan 7° 21' sampai 7° 31' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Ngawi pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Ngawi terletak pada ketinggian antara 47 – 500 meter DPAL hampir semua wilayah, sementara wilayah yang meliputi Kecamatan Sine, Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal berada di ketinggian antara 500 – 1000 meter DPAL berlokasi di kaki Gunung Lawu. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan Kendeng semetara di bagian barat daya merupakan kawasan pegunungan yang menyatu pada Gunung Lawu.

Penamaan Kabupaten Ngawi berasal dari kata "awi" yang berasal dari dialek Jawa Kuno dimana artinya adalah "Bambu". Dalam kata "Ngawi" ada penambahan kata "Ng" didepan kata "awi" yang menunjukkan sebuah tempat yang ada pohon Bambunya. Berdasarkan letak wilayahnya, Kabupaten Ngawi dilintasi oleh sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun dimana disekitaran sungai tersebut banyak ditumbuhi pohon bambu. Jika diteliti, hampir sebagian besar nama-nama wilayah yang ada di Jawa memakai penamaan flora atau fauna, beberapa contohnya yaitu nama daerah seperti Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain. 

Sejarah Kabupaten Ngawi dapat dirunut dari peninggalan bangunan bersejarah berupa Punden yang diberi nama Punden Srigati, terletak di desa Babatan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Punden Srigati ini konon kabarnya dibangun oleh Eyang Srigati, beliau adalah seorang Priyagung atau Begawan yang berasal dari benua Hindia dan datang ke tanah jawa. Eyang Priyagung inilah yang dianggap sebagai orang yang menurunkan kerajaan-kerajaan di Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram dan seterusnya. Lokasi Pesanggrahan Srigati yang terletak 12 km arah barat daya Kota Ngawi, tepatnya di Desa Babadan Kecamatan Paron, dapat ditempuh dengan berbagai macam kendaraan bermotor. Dilokasi ini terdapat petilasan Raja Brawijaya. Konon tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah.

Bukti sejarah lain yang ada di Kabupaten Ngawi adalah keberadaan Benteng Pendem Ngawi, yang dulunya bernama Benteng Van Den Bosch. Benteng Pendem Ngawi dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng ini juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai. Selain itu, bangunan benteng ini dikelilingi gundukan tanah yang sengaja dibangun untuk menahan serangan dan luapan air Bengawan Solo. Hal inilah yang membuat bangunan benteng seperti terpendam. Bangunan ini juga dikelilingi parit air selebar 5 meter, hanya saja saat ini paritnya telah tertutup tanah.

Terkait dengan awal pemerintahan administratif kabupaten Ngawi, melalui penelusuran sejarah berdirinya kabupaten Ngawi dikaitkan dengan Prasasti Canggu yang beranka tahun 1280 Saka, dimana diperoleh keterangan bahwa pada masa pemerintahan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Ngawi dulunya pernah ditetapkan sebagai Naditirapradesa (daerah penambangan) dan daerah swatantra. Penetapan ini dilakukan pada tanggal 7 Juli 1358 M (Setelah dikonversi dari tahun Saka penanggalan Jawa). Penelusuran sejarah ini merupakan sejarah dengan angka tahun tertua yang berhasil ditelusuri, sehingga tanggal 7 Juli 1358 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Ngawi. Hari jadi Kabupaten Ngawi ini kemudian ditetapkan dengan keluarnya Surat Keputusan nomor: 188.70/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 DPRD Kabupaten Dati II Ngawi, kemidian diperkuat lagi dengan  Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi No. 04 Tahun 1987 pada tanggal 14 Januari 1987.

Kabupaten Ngawi sendiri wilayahnya terbagi kedalam 19 kecamatan, 4 kelurahan, dan 213 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk kabupaten Ngawi mencapai 899.495 jiwa. Luas wilayah kabupaten Ngawi yaitu 1.295,98 km², sehigga tingkat sebaran penduduknya mencapai 694 jiwa/km².  Di Kabupaten Ngawi terdapat beberapa makanan khas diantaranya Tepo Tahu, wedang Cemue, Sate ayam Ngawi, nasi pecel ngawi dan yang paling populer adalah Tempe Keripik khas Ngawi.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Ngawi ada cukup banyak ragamnya, mulai dari wisata alam, wisata keluarga hingga tempat-tempat wisata hasil pengembangan pemerintah daerah. Di Kabupaten Ngawi ada Wisata Air Terjun Pengantin yang terletak di dusun Besek Desa Hargomulyo Kec. Ngrambe, lalu di tempat lain ada juga wisata pemandianTawun, Waduk Pondok, Air terjun Srambang, serta kebun Teh Jamus yang berhawa sejuk dan terdapat Kolam Pemandian di sekitar Perkebunan Teh tersebut. Selain itu terdapat juga situs purbakala Trinil yang menyimpan fosil Pithecanthropus erectus (Manusia kera berjalan tegak) pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda bernama Eugene Dubois. Ada juga Benteng van Den Bosch yang digunakan oleh Belanda sebagai strategi Benteng Steelsel dalam upaya mempersempit ruang gerak Pangeran Diponegoro dalam perang gerilya. Selain itu ada juga beberapa tempat wisata baru diantaranya Air Terjun Watu Jonggol, Selondo Village di Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Hot springs in ngawi yang terletak di Tempuran, Paron. Ada juga Monumen Soerjo (Suryo) yang dibangun pada tahun 1975 di desa Pelanglor Kec. Kedunggalar dan ada juga Hargo Dumilah  yang berada di lereng utara Gunung Lawu tepatnya di Desa Setono, Kecamatan Ngrambe.

Website : www.ngawikab.go.id


TENTANG LOGO NGAWI (NGAWI REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Ngawi:
  1. Bintang bersudut lima :  Melambangkan pancaran Berketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Api yang menyala dengan lidahnya lima buah berwarna kuning dan bertepi merah : Melambangkan pancaran semangat Pancasila yang senantiasa menerangi dan menjiwai penghidupan dan perjuangan Daerah Kabupaten Ngawi.
  3. Sebuah tulang batok kepala dan tulang paha berwearna kuning didalam lingkaran berwarna merah terletak ditengah-tengan lambang : Melambangkan bahwa nama Ngawi dikenal dan dicatat dalam dunia keilmuan arkeologi dengan diketemukannya sebuah tulang batok kepala dan tulang paha dari mahkul purba Pithecanthropus Erectus pada tahun 1891 oleh Dr.Eugene Dubois di desa Trinil Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.
  4. Garis lebar melintang berlekuk-lekuk dan bergelombang bagian atas berwarna putih dan yang bawah berwarna kuning, dari sebelah kiri menuju ketengah dan dari sebelah kanan menuju ketengah lalu bertemu menjadi satu : Melambangkan bahwa Ibu Kota daerah Kabupaten Ngawi terletak didaerah pertemuan dua buah sungai (bengawan Solo berwarna putih dan Bengawan Madiun berwarna kuning).
  5. Kelompok pepohonan berwarna hijau : Melambangkan bahwa daerah Kabupaten Ngawi dikenal dengan daerah hutan jati yang memberikan hasil kemakmuran.
  6. Tulisan NGAWI terletak pada dasar berwarna putih bagian kanan dan kiri berlekuk dan melengkung di bagian tengahnya : Melambangkan Wilayah Daerah Kabupaten Ngawi terdiri daerah pegunungan (kendeng) dan lereng Gunung (lawu) serta dataran rendah.
  7. Padi dan Kapas berwarna kuning dan putih di bagian samping kanan dan kiri dari kedua sudut bintang : Melambangkan bahwa berkat ketaqwaan kepada Alloh SWT membawa masyarakat Kabupaten Ngawi kepada ketahanan dan kesempurnaan di bidang pangan, sandang bagi kemakmuran yang adil dan merata.
  8. Perisai sebagai latar belakang dari lambang berwarna hitam dan bertepi merah dengan didalamnya terdapat padi dan kapas masing-masing berjumlah tujuh belas, pohon jati berjumlah delapan batang dan lekuk daun jati berjumlah empat puluh lima ; Melambangkan semangat pertahan yang patriotic bagi ketangguhan dan stabilitas Daerah Kabupaten Ngawi yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia.

Arti Warna:
  1. Warna Putih artinya Kesucian
  2. Warna Kuning artinya Kemasyhuran
  3. Warna Merah artinya Patriotik, Kebranian
  4. Warna Hijau artinya Kemakmuran
  5. Warna Hitam artinya Stabilitas, Ketangguhan

Untuk mendownload logo KABUPATEN NGAWI (NGAWI REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN NGAWI (NGAWI REGENCY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN NGAWI (NGAWI REGENCY)"

Posting Komentar