DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PAMEKASAN (PAMEKASAN REGENCY)

 
TENTANG KABUPATEN PAMEKASAN (PAMEKASAN REGENCY)
Kabupaten Pamekasan (Pamekasan Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur, tepatnya berada di Pulau Madura. Secara geografis kabupaten Pamekasan terletak pada kootdinat 7.17°S 113.47°E atau terletak diantara 6°51' sampai 7°31' Lintang Selatan dan 113°19' sampai 113°58' Bujur Timur. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Pamekasan pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumenep, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Selat Madura, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Sampang.  Secara garis besar wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri dari dataran rendah pada bagian selatan dan dataran tinggi di wilayah tengah dan utara dengan kemiringan lahan tidak lebih rendah dari 2%.

Sejarah kemunculan Kabupaten Pamekasan dikaitkan dengan sebuah legenda tentang Aryo Menak Sunoyo yang diperkirakan ada di pertengahan abad ke-15. Aryo Menak Sunoyo ini menurut beberapa informasi mulai merintis pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuk. Dan sebelum legenda ini muncul, belum ada penuturan atau catatan sejarah yang mengarah kepada berdirinya Kabupaten Pamekasan. Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh raja Kertanegara. Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Namun belum ditemukan cukup bukti tertulis atau prasasti atau situs peninggalan seperti di kabupaten lain tentang pemindahan pusat pemerintahan hingga daerah ini diberi nama Pamekasan.

Jika Pamekasan lahir pada abad ke-15, itu artinya kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit, dimana beberapa daerah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, yaitu ketika pengaruh Mataram mulai masuk ke wilayah Madura. Dimana ketika itu Ronggosukowati yang diduga merupakan raja pertama Pamekasan mulai melakukan mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayah Pamekasan. Pada waktu yang sama Raja Ronggosukowati secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di area kraton dan meyebarkannya kepada rakyat Pamekasan. Bukti sejarah yang ada yaitu penamaan jalan Se Jimat, yaitu jalan-jalan di sekitar Alun-alun kota Pamekasan dan keberadaan Masjid Jamik Pamekasan. Sejarah ini kemudian diperkuat dengan adanya legenda kyai Joko Piturun, yaitu pusaka andalan milik Ronggosukowati yang kononceritanya mampu membunuh  Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya melalui peristiwa mimpi.

Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda, banyak para tokoh dan pemimpin masyarakat yang dimanfaatkan oleh pemerintah kolonial belanda. Keberadaan penjajah Belanda di Pamekasan telah menorehkan sejarah tentang pedihnya luka akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Pemerintah Kolonial Belanda juga menggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki). Ditambah lagi dengan diberlakukanya perlindungan terhadap system apanage telah membuat orang-orang kecil di pedesaan tidak bisa menikmati hak-haknya secara bebas. Tenaga kerja Madura juga banyak dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Atas kondisi tersebut orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. 

Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi tampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak tokoh-tokoh Pamekasan yang kemudian bergabung dengan partai-partai politik nasional yang mulai bangkit seperti Sarikat Islam dan Nahdatul Ulama diakui sebagai tokoh nasional. Kita mengenal Tabrani, sebagai pencetus Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang mulai dihembuskan pada saat terjadinya Kongres Pemuda pertama pada tahun 1926. Melihat dari sedikitnya, bahkan hampir tidak ada sama sekali prasasti maupun inskripsi sebagai sumber penulisan ini, maka data-data ataupun fakta yang digunakan untuk menganalisis peristiwa yang terjadi tetap diupayakan menggunakan data-data sekunder berupa buku-buku sejarah ataupun Layang Madura.

Kabupaten Pamekasan sendiri wilayahnya terbagi menjadi 13 kecamatan, 11 kelurahan, dan 178 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduknya Kabupaten Pamekasan mencapai 811.330 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Pamekasan yaitu 792,24 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 1.024 jiwa/km². Kabupaten Pamekasan juga populer dengan sebutan Kota Batik dan Gerbang Salam. Selain itu Kabupaten Pamekasan juga dinobatkan sebagai Kabupaten Pendidikan dikarenakan banyaknya lembaga pendidikan mulai dari Tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Predikat ini telah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Nuh pada akhir tahun 2012, sejak saat itulah Kabupaten pamekasan secara resmi mendeklarasikan diri menjadi kabupaten Pendidikan.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pamekasan ada cukup banyak dan beragam, beberapa diantaranya yaitu Pantai Talang Siring, Kecamatan Montok, Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu, Pantai Batu Kerbuy, dan Api tak kunjung padam / Jhengkah. Di wilayah ini juga ada wisata religi seperti Makam Batuampar, Makam Kyai Ratoh Sumber Anyar, Vihara Avalokitesara, Situs Pangeran Rangga Sukawati dan Candi Burung, Kecamatan Proppo. Di sana juga ada Museum Daerah, Pasar Batik Joko Tole, ada Pasar 17 Agustus, dan ada juga Campor Lorjuk Jumiang. Di Pamekasan juga berdiri Monumen Arek Lancor, Pamekasan dan Monumen Proklamasi, Pamekasan. Kabupaten Pamekasan juga memiliki festival budaya yaitu Pekan Budaya Madura.

Website : www.pamekasankab.go.id


TENTANG LOGO PAMEKASAN (PAMEKASAN REGENCY)
  1. Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Pamekasan:
  2. Perisai berbentuk Teratai bersudut lima beraturan berwarna hijau, melambangkan kesucian, keadilan dan harapan masa gemilang, kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.
  3. Bintang berwarna kuning emas, melambangkan pedoman hidup yang berketuhanan Yang Maha Esa.
  4. Keris berwarna hitam, melambangkan kesiapsiagaan dan keselamatan.
  5. Laut berwarna biru, melambangkan kejayaan dan kelapangan dada.
  6. Daun/Bunga kapas berwarna hijau muda/putih dan setangkai padi berwarna kuning, melambangkan keadilan sosial dan kemakmuran.
  7. Madu Ganda Mangesti Tunggal, artinya Madura yang harum ikut serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  8. Kata "Mekkas Jatna Paksa Jenneng Dibi", artinya dengan kemampuan sendiri dan didukung oleh masyarakat Kabupaten Pamekasan menjalankan pemerintahan

Untuk mendownload logo KABUPATEN PAMEKASAN (PAMEKASAN REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN PAMEKASAN (PAMEKASAN REGENCY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PAMEKASAN (PAMEKASAN REGENCY)"

Posting Komentar