TENTANG KABUPATEN PANGANDARAN (PANGANDARAN REGENCY)
Kabupaten Pangandaran (Pangandaran Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Pangandaran terletak pada kootdinat 7°42,047'S 108°39,511'E atau terletak diantara 7° 40' 20” sampai 7° 50' 20” Lintang Selatan dan 108° 30' sampai 108° 40' Bujur Timur. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Pangandaran pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Ciamis, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Kabupaten Pangandaran (Pangandaran Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Pangandaran terletak pada kootdinat 7°42,047'S 108°39,511'E atau terletak diantara 7° 40' 20” sampai 7° 50' 20” Lintang Selatan dan 108° 30' sampai 108° 40' Bujur Timur. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Pangandaran pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Ciamis, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Sejarah berdirinya Kabupaten Pangandaran tak lepas dari keberadaan desa Pananjung, yang merupakan salah satu desa tertua di Kecamatan Pangandaran. Pada masa-masa awal, desa ini merupakan tempat tinggal para nelayan dari Suku Sunda, namun seiring berjalannya waktu desa ini selalu mendapat pendatang baru yang akhirnya menetap di sana. Alasan para pendatang menyukai lokasi ini adalah karena gelombang lautnya yang kecil, sehingga memudahkan mereka dalam mencari ikan di laut. Ombak yang kecil ini bagian dari pengaruh adanya sebuah daratan yang menjorok ke laut di Pantai Pangandaran (sekarang menjadi cagar alam). Daratan/tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.
Para nelayan akhirnya menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu mereka yang dalam Bahasa Sunda disebut andar. Setelah beberapa lama, semakin banyak nelayan dari luar desa yang berdatangan ke tempat ini dan menetap. Lambat laun desa inipun penhuninya semakin ramai sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Nama Pangandaran berasal dari kata "andar" yang artinya menyandarkan kapal, sehingga "Pangandaran" bisa diartikan sebagai "sebuah tempat untuk menyandarkan kapal". Sedangkan nama desa Pananjung berasal dari kata Tanjung (daratan yang menjorok ke laut), namun dalam bahasa Sunda Pananjung artinya pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur).
Sebenarnya Pananjung dulunya merupakan salah satu pusat kerajaan, yang keberadaannya sejaman dengan Kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad ke-14 Masehi. Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang, namun sayangnya Kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para bajak laut karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka. Di masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah Kabupaten Pangandaran ini dikenal dengan nama Kabupaten Sukapura. Pada tahun 1922, Pananjung dijadikan taman baru oleh Y. Everen (Residen Priangan) pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.
Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis-jenis tanaman langka, maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961 ditemukan Bunga Raflesia Padma, sehingga membuat status kawasan ini berubah menjadi cagar alam. Pada tahun 1978 sebagian kawasan dengan luas 37,70 Ha dijadikan Taman Wisata, lalu pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan disekitarnya sebagai cagar alam laut, dengan luas area 470,0 Ha. Sehingga luas total kawasan pelestarian alam yang ada di kawasan ini seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Lalu pada pengembangan berikutnya, diterbitkan SK Menteri Kehutanan No.104/KPTS-II/1993 tentang pengusahaan wisata Taman Wisata Alam Pananjung.
Kabupaten Pangandaran sendiri wilayahnya terdiri atas 10 kecamatan dan 93 desa / kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah populasi penduduk Kabupaten Pangandaran mencapai 560.698 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Pangandaran yaitu 1,680 km2, sehingga tingkat kepadatan penduduknya mencapai 330 jiwa/km2.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran didominasi oleh pantai, karena lokasinya yang menhadap langsung ke Samudera Hindia. Wisata Pantai tersebut diantaranya yaitu Pantai Pangandaran, Pantai Karapyak, Pantai Karangnini, Pantai Lembah Putri, Pantai Karang Tirta, Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas dan Pantai Madasari. Selain itu ada juga wisata Pemandian Alam Citumang, Cukang Taneuh dan ada juga wisata Pepedan Hills.
Website : www.pangandarankab.go.id
TENTANG LOGO PANGANDARAN (PANGANDARAN REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Pangandaran:
- Perisai dengan warna biru melambangkan kedamaian, ketenteraman, dan kesejahteraan yang merupakan keinginan atau tujuan utama masyarakat Kabupaten Pangandaran. Selain itu warna biru juga melambangkan daerah perairan pesisir yang merupakan daerah pariwisata.
- Tulisan Kabupaten Pangandaran, memiliki 3 maka yaitu Simbol: Identitas Kabupaten Pangandaran, Warna: Putih dan Ukuran huruf: Jarak dari garis teratas ke tulisan 17 mm, tinggi 8 mm, lebar 45 mm. Disatukan menjadi 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal berdirinya NKRI. Dalam kondisi dan situasi tertentu dapat ditulis Kabupaten Pangandaran.
- Bintang berwarna kuning melambangkan keyakinan yang tinggi masyarakat Kabupaten Pangandaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Pohon kelapa melambangkan sumber daya alam di Kabupaten Pangandaran, yaitu tanaman yang memiliki nilai ekonomi mulai dari buahnya, daunnya, pohonnya, dan sabutnya.
- Gunung, melambangkan sebagian wilayah Kabupaten Pangandaran terdiri dari pegunungan, dengan warna hijau melambangkan kesuburan tanah di wilayah Kabupaten Pangandaran, sehingga berbagai tanaman tropis tumbuh dengan baik di seluruh kawasan Kabupaten Pangandaran.
- Fondasi berjumlah 25 merupakan simbol dasar kekuatan cikal bakal berdirinya Kabupaten Pangandaran yakni tanggal 25 Oktober 2012.
- Gelombang 12 berwarna putih, melambangkan sumber daya alam perairan Kabupaten Pangandaran berupa laut, sungai, kolam, tambak, dan rawa. Gelombang air sebanyak 12 berwarna putih menunjukan tahun pembentukan Kabupaten Pangandaran.
- Benteng berjumlah 10 melambangkan kekuatan pesatuan dan kesatuan yang merupakan kekuatan pertahanan masyarakat Kabupaten Pangandaran. Simbol benteng berjumlah 10 merupakan bulan awal berdirinya Kabupaten Pangandaran.
- Bunga Rafflesia berkelopak 5 berwarna merah melambangkan keabadian dan keadilan yang merata berdasarkan Pancasila sebagai cita-cita bersama.
- Gambar pita berwarna kuning melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Pangandaran.
- Semboyan "Jaya Karsa Makarya Praja", memiliki arti diantaranya Jaya adalah kemenangan atau keunggulan. Karsa adalah ide-ide atau daya cipta yang selalu unggul dan sukses dalam pembangunan. Makarya adalah mendirikan, membangun, mengerjakan hasil pekerjaannya indah dan megah. Praja adalah negara atau negeri dan pemerintahan yang kuat, tegar, dan tangguh. Secara harfiah berarti Unggul, Sukses, Membangun, Kuat.
Untuk mendownload logo KABUPATEN PANGANDARAN (PANGANDARAN REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PANGANDARAN (PANGANDARAN REGENCY)"
Posting Komentar