TENTANG KABUPATEN KUNINGAN (KUNINGAN REGENCY)
Kabupaten Kuningan (Kuningan Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Kuningan terletak pada kootdinat 6.98°S 108.48°E atau terletak diantara 108° 23' 00" sampai 108° 47' 00" Bujur Timur dan 6° 47' 00" sampai 7° 12' 00" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Kuningan pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Indramayu sebagian besar merupakan kawasan yang relatif datar, namun pada bagian barat permukaanya berbukit-bukit. Sebagian daerah lainya ada yang berupa dataran rendah, khususnya di wilayah Kuningan bagian Timur.
Kabupaten Kuningan (Kuningan Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Kuningan terletak pada kootdinat 6.98°S 108.48°E atau terletak diantara 108° 23' 00" sampai 108° 47' 00" Bujur Timur dan 6° 47' 00" sampai 7° 12' 00" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Kuningan pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Indramayu sebagian besar merupakan kawasan yang relatif datar, namun pada bagian barat permukaanya berbukit-bukit. Sebagian daerah lainya ada yang berupa dataran rendah, khususnya di wilayah Kuningan bagian Timur.
Ditemukannya peninggalan berupa situs batu-batu besar dari kebudayaan Neolitikum dan Megalitikum, diperkirakan wilayah Kuningan sudah dihuni oleh manusia purba sejak 3500 tahun sebelum masehi. Kampung Cipari Kelurahan Cigugur juga alat dari batu obsidian (batu kendan), pecahan-pecahan tembikar, kuburan batu, pekakas dari batu dan keramik. Maka dari itu diperkirakan bahwa Kabupaten Kuningan dulunya sudah ada pemukiman manusia yang telah memiliki kebudayaan tinggi. Situs Cipari sendiri setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa wilayah ini telah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neoletikum dan awal jaman perunggu yang berkisar antara tahun 1000 SM sampai dengan 500 M. Berdasarkan temuan yang ada, dapat disimpulkan pula bahwa masyarakat pada jaman itu juga telah mengenal kepercayaan berupa pemujaan kepada nenek moyang, atau yang sering dikenal dengan animisme dan dinamisme.
Berdasarkan catatan sejarah dalam cerita Parahyangan, disebutkan bahwa ada sebuah negara bernama Kuningan (Kerajaan Kuningan), dengan rajanya bernama Seuweukarma yang bergelar Rahiyang Tangkuku atau Sang Kuku yang bersemayam di Arile atau Saunggalah. Kekuatan politik penuh yang dimiliki kerajaan Kuningan, membuat kekuasaan Seuweukarma bahkan membentang sampai ke negeri Melayu. Kekuatan kerajaan Kuningan diperkuat oleh tiga tokoh yang merupakan pemegang kendali pemerintahan Kuningan, mereka disebut sebagai Triumvirat, yaitu Sang Wulan, Sang Tumanggal dan Sang Pandawa. Ketiga tokoh tersebut bertindak sebagai bertindak sebagai Sang Rama, Sang Resi, dan Sang Ratu, konsep ini kemudian disebut sebagai Tritangtu. Sang Rama sendiri bertindak selaku pemegang kepala adat, sedangkan Sang Resi bertindak selaku pemegang kepala agama, dan Sang Ratu sendiri merupakan kepala pemerintahan.
Ketika Kuningan diperintah Resiguru Demunawan, yaitu menantu dari Sang Pandawa, Kerajaan Kuningan memiliki status sebagai Kerajaan Hindu. kejayaan Kuningan waktu diperintah Resiguru Demunawan atau dikenal dengan nama lain Sang Seuweukarma (penguasa/pemegang Hukum) atau Sang Ranghyangtang Kuku/Sang Kuku, kebesaran Kuningan melebihi atau sebanding dengan Kerajaan Galuh dan Sunda (Pakuan). Perkembangan kerajaan Kuningan selanjutnya seakan terputus, dan baru pada 1175 masehi muncul lagi. Kuningan pada waktu itu menganut agama Hindu di bawah pimpinan Rakean Darmariksa dan merupakan daerah otonom yang masuk wilayah kerajaan Sunda yang terkenal dengan nama Pajajaran. Cirebon juga pada tahun 1389 masehi masuk kekuasaan kerajaan Pajajaran, namun pada abad ke-15 Cirebon sebagai kerajaan Islam menyatakan kemerdekaannya dari Pakuan Pajajaran.
Ketika kesultanan Cirebon telah menjadi kerajaan Islam, saat itu juga kerajaan Kuningan mulai mendapat pengaruh penyebaran ajaran agama Islam. Salah satu tokoh penyebar agama islam di wilayah kuningan yaitu Syeh Syarif Hidayatullah, beliau putra Syarif Abdullahdan ibunya bernama Rara Santang atau Syarifah Modaim yang merupakan putra Prabu Siliwangi. Syarif Hidayatullah sendiri merupakan murid dari Sayid Rahmat yang lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel. Syeh Syarif Hidayatullah masuk ke Kuningan pada tahun 1481, saat itu Kuningan masuk wilayah Cirebon selatan dan dipimpin oleh Ki Gedeng Luragung. Masuknya Agama Islam ke Kuningan tampak dari munculnya tokoh-tokoh pemimpin Kuningan yang berasal atau mempunyai latar belakang agama. Diantaranya yaitu Syekh Maulana Akbar, Syekh Datuk Kahfi, dan Syekh Maulana Arifin yang merupakan saudara sepupu Pangeran Panjunan.
Pada masa penjajahan Belanda, Kuningan merupakan tempat dilaksanakannya Perundingan Linggarjati pada bulan November 1946. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan menginap di Hotel Linggarjati yang sekaligus menjadi tempat perundingan. Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggarjati. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November 1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris.
Kabupaten Kuningan sendiri wilayahnya memiliki 32 kecamatan, 15 kelurahan, dan 361 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Kuningan mencapai 1.132.610 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Kuningan yaitu 1.110,56 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 1.020 jiwa/km².
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kuningan cukup beragam, mulai dari Situs budaya, situs bersejarah, spot foto foto kekinian, Gunung, sampai Air Terjun yang sangat memanjakan mata. Di Kabupaten Kuningan ada wisata Taman Nasional Gunung Ciremai, Waduk Darma, Sukageuri View, Curug Putri Palutungan, Pohon Pinus Cibuntu, curug landung, Situ Wulukut, Talaga Surian, Talaga Biru, Ipukan Cigugur, Desa Wisata Cibuntu, Curug Gongseng, Lembah Cilengkrang, Curug Kimaung, Bumi Perkemahan Palutungan, Curug Landung, Masjid Agung Syiarul Islam Kuningan, Paralayang Paragliding Warujimun Citangtu, Wisata Alam Cadas Gantung, Bukit Lambosir, Museum Situs Purbakala Cipari, Curug Payung, Talaga Remis, Balong Keramat Darmaloka, Wisata Bukit Panembongan, Curug Bangkong, Curug Ngelay, Curug Cisurian, Starcamp – Langit Resto, Buper Bintangot, Grage Sangkan, Paniis Singkup, Sangkan Resort Aqua Park, dan masih banyak lagi destinasi wisata lainnya.
Website: www.kuningankab.go.id
TENTANG LOGO KABUPATEN KUNINGAN (KUNINGAN REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Kuningan :
Arti Warna:
Untuk mendownload logo KABUPATEN KUNINGAN (KUNINGAN REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Kuningan :
- Perisai, berbentuk lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berarti tenang, penegak keamanan Pancasila dan UUD 1945 serta lambang keadaan yang selalu aman, tenteram dan sejahtera.
- Kuda Jantan, Melambangkan sifat masyarakat kuningan yang dinamis, konstruktif, kretif, sportif, semangat menegakan keadilan dan melenyapkan kebathilan. Dalam sejarah perjuangan leluhur Kuningan dan masa gerilya dalam Kabupaten Kuningan, kuda digunakan sarana angkutan dan juga digunakan sebagai alat perjuangan, serta terkenal dengan Leutik-leutik kuda Kuningan (Kecil-kecil kuda Kuningan).
- Gunung Ciremai, Menunjukan Kuningan berada di kaki gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat dengan tanahnya yang subur, udaranya sejuk dan nyaman, cocok untuk daerah wisata.
- Air Sungai Lima Gelombang, Air sungai melambangkan bahwa Kabupaten Kuningan memiliki lima sungai yang besar, yaitu Cisanggarung, Cijolang, Cisande, Cijangkelok dan sungai Citaal.
- Bokor Kuning, Melambangkan sejarah lahirnya Sang Adipati Kuningan yang kemudian menjadi kepala pemerintahan pertama di Kuningan pada tanggal 1 April 1498. Bokor Kuning diartikan juga sebagai lambang lahirnya Pemerintah Kabupaten Kuningan pada tanggal 1 September 1498.
- Padi, Melambangkan kesuburan di bidang pangan.
- Kapas, Melambangkan kesuburan di bidang sandang.
Arti Warna:
- Hijau : Kemakmuran, kesejukan, ketenangan dan harapan (optimis)
- Putih : Kesucian, kebersihan, kejujuran, keadilan dan kewibawaan
- Hitam : Tegak, kuat, kebenaran, ampuh dan teguh
- Biru : Kesetiaan, ketaatan, kepatuhan, kebesaran jiwa, berpandangan luas, perasaan halus, rendah hati dan berjiwa besar
- Kuning Emas : Kesejahteraan, keagamaan, keagungan, keluhurandankeluhungan
Untuk mendownload logo KABUPATEN KUNINGAN (KUNINGAN REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KUNINGAN (KUNINGAN REGENCY)"
Posting Komentar