TENTANG KABUPATEN SUBANG (SUBANG REGENCY)
Kabupaten Subang (Subang Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Subang terletak pada kootdinat 6°34'16"S 107°45'42"E atau terletak diantara 107° 32' sampai 107° 55' Bujur Timur dan 6° 11' sampai 6° 49' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Subang pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni bagian selatan yang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah berupa dataran dan perbukitan, sedankan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke Laut Jawa.
Kabupaten Subang (Subang Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten Subang terletak pada kootdinat 6°34'16"S 107°45'42"E atau terletak diantara 107° 32' sampai 107° 55' Bujur Timur dan 6° 11' sampai 6° 49' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Subang pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni bagian selatan yang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah berupa dataran dan perbukitan, sedankan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke Laut Jawa.
Wilayah kabupaten Subang diduga sudah dihuni oleh sekelompok manusia prasejarah, hal ini didasarkan atas pnemuan kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Benda-benda temuan tersebut diperkirakan berasal dari jaman Neolitikum, dimana juga ditemukan sektor pertanian dengan pola sangat sederhana. Selain itu, dalam periode prasejarah juga berkembang pula pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung Engkel, Kecamatan Sagalaherang. Para peneliti, sekarang sedang meneliti situs Nyai Subanglarang, yang diduga asal-muasal nama "Subang".
Wilayah Kabupaten Subang sediri dulunya merupakan bagian dari 3 kerajaan Hindu, yakni Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Selama berkuasanya 3 kerajaan tersebut, dari wilayah Kabupaten Subang diperkirakan sudah memiliki hubungan dagang dengan negara-negara diluar Nusantara. Bukti penemuan pecahan-pecahan keramik asal Cina di Patenggeng (Kalijati), menunjukkan bahwa selama abad ke-7 hingga abad ke-15 sudah terjalin hubungan dagang dengan luar negeri. Sumber lain juga menyebutkan bahwa wilayah Subang pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Tome’ Pires seorang Portugis pernah mengadakan perjalanan keliling Nusantara, ia menyebutkan bahwa saat menelusuri pantai utara Jawa, kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga Banten adalah wilayah kerajaan Sunda. Sementara itu Islam mulai masuk sekitar tahun 1530, dibawa dan disebarkan oleh tokoh bernama Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga, Majalengka.
Pada masa penjajahan bangsa Belanda (VOC), Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816) melakukan konsesi penguasaan lahan di wilayah Subang dan konsensi tersebut diberikan kepada swasta Eropa. Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang berkedudukan di Subang. Sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berawal dari pendaratan tentara angkatan laut Jepang di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret 1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini, menyebabkan terjadinya kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang. Dengan demikian, Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan Jepang.
Setelah masa Proklamasi Kemerdekaan RI, tahun 1946 Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang, dimana pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan. Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya. Bulan Desember 1946 diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya. Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal 5 April 1948 di Cimanggu, Desa Cimenteng. Rapat tersebut memutuskan:
- Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta.
- Wilayah Karawang Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya Danta Gandawikarma.
- Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei.
- Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948 dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPRD No.: 01/SK/DPRD/1977.
Kabupaten Subang sendiri wilayahnya terdiri dari 30 kecamatan, 8 kelurahan, dan 245 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Subang mencapai 1.552.925 jiwa. Luas wilayah kabupaten Subang yaitu 1.893,95 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 820 jiwa/km². Subang wilayah Selatan banyak terdapat area perkebunan, seperti karet pada bagian Barat Laut dan Kebun Teh yang sangat luas, maka perekonomian Subang masih banyak ditunjang dari sektor pertanian. Melalui program binaan dibawah naungan Yayasan Kandaga, para petani sedang membudidayakan jamur tiram dan perikanan di desa Cipunagara.
Destinasi wisata yang ada di kabupaten Subang diantaranya ada perkebunan teh diwilayah Selatan Kabupaten Subang, disana juga terdapat sumber mata air panas yang terus mengalir di daerah Ciater. Sari Ater merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal karena ke-khasan-nya dan ramai pada saat liburan terutama pada saat liburan Hari Raya Lebaran. Selain menyediakan kolam pemandian air panas juga memiliki penginapan - penginapan yang terjangkau dan berkualitas, sehingga sangat cocok bagi keluarga yang ingin berlibur. Selain itu Kabupaten Subang memiliki tujuan wisata alam air terjun yang memiliki pemandangan yang sangat indah, yaitu Curug Cijalu, Curug Cileat yang berada di Kecamatan Cisalak dan Curug Cibareuhbeuy. Selain itu ada Gunung berapi Tangkuban Perahu, Capolaga Adventure Camp, Pantai Kalapa Patimban Subang, Ciater Highland Resort dan masih banyak yang lainnya.
Website : www.subangkab.go.id
TENTANG LOGO SUBANG (SUBANG REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Subang:
- Perisai Bersudut Lima : Menggambarkan makna keselamatan negara, bangsa, agama, masyarakat dan budaya.
- Pohon Beringin Bergelombang 17 Dengan Akar Tunjang Delapan : Menggambarkan aspek sejarah Kabupaten Subang (Kutawaringin), kesatuan bangsa yang berjiwa Pancasila dan semangat Proklmasi 17 Agustus 1945, pemerintahan sebagai pelindung rakyat, dan pelaksanaan pembangunan daerah bidang material maupun spiritual.
- Benteng Berkepala Lima Serta Benteng Bagian Bawah Berbata Empat dan Lima di Bawah Pohon Beringin: Menggambarkan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945 yang berkaitan pula dengan makna pembangunan material dan spiritual.
- Bintang Kuning Bersudut Lima, Menggambarkan karakteristik masyarakat Kabupaten Subang yang selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengangungkan agama.
- “Bentang Pancasila”, Menggambarkan warga Kabupaten Subang yang senantiasa membentengi Pancasila sebagai landasan idiil negara dari pihak-pihak yang akan menyelewengkannya. Teks ini juga menggambarkan tekad masyarakat Kabupaten Subang untuk menjadikan Pancasila sebagai benteng mental dalam mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
- “Karya Utama Satya Negara”, Menggambarkan keutamaan karya untuk kepentingan negara, bangsa, dan agama.
Arti Warna:
- Kuning emas pada pinggir perisai, pinggir pohon beringin, dan garis pinggir benteng, serta bintang : Menggambarkan keluhuran budi dan kebesaran jiwa.
- Hijau tua pada dasar perisai menggambarkan kesuburan tanah, Coklat kawasan pedataran, Hijau Muda pegunungan dan Biru kawasan pantai.
Untuk mendownload logo KABUPATEN SUBANG (SUBANG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SUBANG (SUBANG REGENCY)"
Posting Komentar