DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SUMENEP (SUMENEP REGENCY)

download-logo-kabupaten-sumenep-vector-coreldraw-logoawal
TENTANG KABUPATEN SUMENEP (SUMENEP REGENCY)
Kabupaten Sumenep (Sumenep Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur. Secara geografis kabupaten Sumenep terletak pada kootdinat 7°0′S 113°20′E atau terletak diantara  113° 32' 54” sampai 116° 16' 48” Bujur Timur dan 4° 55' 00” sampai 7° 24' 00” Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Sumenep pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Laut Flores, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Selat Madura dan Laut Bali, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Kabupaten Sumenep yang berada di ujung timur Pulau Madura merupakan wilayah yang unik karena terdiri wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau. Pulau Karamian di Kecamatan Masalembu adalah pulau terluar di bagian utara, sedangkan Pulau Sakala merupakan pulau terluar di bagian timur dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala. 
 
Nama Sumenep berasal dari kata "Songènèb", yang berasal dari bahasa Kawi / Jawa Kuno da terdiri dari dua kata yaitu "Sung" dan kata "ènèb". Kata “Sung” mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah, dan kata “ènèb” yang berarti endapan yang tenang. Sehingga apabila diartikan secara keseluruhan Songènèb / Songennep (dalam bahasa Madura) mempunyai arti "lembah/cekungan yang tenang".  Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular sejak Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas tanah Jawa, Madura dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam kitab Pararaton tentang penyebutan daerah "Sumenep" pada saat sang Prabu Kertanegara mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik dan pemerintahan) ke Wilayah Sumenep, Madura Timur pada tahun 1269 M. Berikut ini tulisan yang menyebut nama Sumenep: 
 
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”. 

 Artinya: 
“Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur.” 

Menurut buku "Tjareta Naghara Songenep", Pemerintahan Kompeni atau VOC datang ke wilayah Sumenep pada kurun pemerintahan Raden Bugan ( Kanjeng Pangeran Ario Yudanegara ) yang memerintah pada tahun 1648-1672, yang merupakan salah seorang sahabat dari Pangeran Trunojoyo. Setelah perjuangan Trunojoyo dapat dipatahkan oleh kompeni, maka Wilayah Pamekasan dan Sumenep kemudian takluk kepada kekuasaan Kompeni. Bahkan sepeninggal Kanjeng Tumenggung Ario Yudonegoro, Kompeni ikut campur menentukan tampuk pemerintahan di Sumenep. Pada tahun 1704 Pangeran Cakraningrat meninggal. Pada tanggal 5 Oktober 1705 di Mataram terjadi peristiwa penandatanganan perjanjian antara Pangeran Puger dengan Kompeni, bahwa Kompeni mengakui kekuasaan Pangeran Puger yang saat itu sedang berselisih dengan Sunan Mas (Amangkurat III) atas Kesultanan Mataram di Plered. Sebaliknya Pangeran Puger berkewajiban menyerahkan sebagian dari tanah Jawa dan Madura bagian Timur kepada Kompeni. 

Pada masa pemerintahan Kanjeng R. Tumenggung Ario Cokronegoro IV (1744-1749) terjadi pemberontakan yang dipimpin Ke' Lesap dari Bangkalan. Ke Lesap kemudian memerintah Sumenep, namun hanya dalam kurun waktu 1 tahun saja, yaitu tahun 1749-1750. Pemerintahan berikutnya dipegang oleh Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtonegoro (1750-1762) keturunan dari Kanjeng Pangeran Ario Yudanegara. Oleh Kompeni ia dinobatkan sebagai Adipati Sumenep dengan gelarnya Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro. Setelah tahun 1762, kepemimpinan Sumenep diteruskan oleh Raden Asiruddin (Panembahan Somala) putra Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro. Dia memerintah pada tahun 1762-1811 dengan gelar Pangeran Natakusuma I kemudian berganti menjadi Dia memerintah pada tahun 1762-1811 dengan gelar Pangeran Natakusuma I kemudian berganti menjadi Tumenggung Ario Notokusumo dan kemudian dikenal dengan sebutan Panembahan Somala dia juga dikenal dengan Sultan Sumenep I.  

Sepeninggalnya Tumenggung Ario Notokusumo, kepemimpinan di Sumenep diteruskan oleh Kanjeng R. Tumenggung Abdurraman Tirtadiningrat yang merupakan saudara dari Kanjeng Pangeran Ario Kusumadiningrat. Oleh Pemerintah Hindia Belanda ia dinaikkan tahtanya menjadi Panembahan Natakusuma II dan selanjutnya dinaikan lagi tahtanya menjadi Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I. Selanjutnya pada tahun 1883, Pemerintah Hindia Belanda mulai menghapus sistem sebelumnya (keswaprajaan), Kerajaan-kerajaan di Madura termasuk di Sumenep dikelola langsung oleh Nederland Indische Regening. Pada saat Perang Kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 11 November 1947 terjadi pertempuran antara rakyat Sumenep dengan Belanda, dimana pada saat itu Kota Sumenep diserang oleh lima pesawat udara dari empat jurusan. Belanda berhasil menguasai daerah pertahanan terakhir di Pulau Madura yakni Sumenep, sehingga pemerintahan di Madura yang berpusat Kota Pamekasan dipindahkan ke desa Lanjuk, Manding, Sumenep. 

Kabupaten Sumenep sendiri wilayahnya terdiri dari 27 kecamatan, 4 kelurahan, dan 330 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Sumenep mencapai 1.126.724 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Sumenep yaitu 1.998,54 km² , sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 564 jiwa/km². Sumenep memiliki semboyan "Sumekar", akronim dari "Sumenep Karaton". Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Sumenep mempunyai branding wisata "Sumenep The Heart Purity", julukan tersebut didasarkan pada tingkah pola masyarakatnya yang selalu menjunjung tinggi tata krama serta keramahan kepada setiap tamunya maupun kondisi geografis alamnya yang selalu memberikan keramahan dan kenyamanan bagi setiap wisatawan.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sumenep ada beragam, mulai dari wisata alam, wisata bahari, hingga wisata lainnya yang terus dikembangkan oleh pemerintah setmpat. Beberapa wisata tersebut diantaranya Pantai Lombang, Pantai Slopeng, Pantai Ponjug di Pulau Talango, Pantai Badur di Kecamatan Batu Putih, Taman Air Kiermata di Kecamatan Saronggi, Goa Jeruk Asta Tinggi Sumenep, Goa Kuning di Kecamatan Kangean, dan Goa Payudan di Kecamatan Guluk-Guluk. Ada juga wisata Bahari, diantaranya Kepulauan Kangean, Wisata Taman Laut Mamburit Pulau Arjasa, Wisata Taman Laut Gililabak Pulau Talango, Pantai Pasir Putih dan Terumbu Karang Pulau Saor (Kecamatan Sapeken), dan ada juga Pantai pasir putih, taman mangrove/ bakau dan wisata taman laut takat Pulau Pajangan (kecamatan nonggunong). Selain itu ada lagi wisata yang merupakan hasil pengembangan daerah diantaranya Tirta Sumekar Indah, Water Park Sumekar, Nambakor  dan lain sebagainya.

Website : www.sumenepkab.go.id


TENTANG LOGO SUMENEP (SUMENEP REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Sumenep:
  1. Perisai, melambangakan senantiasa kesiap sediaan dan keberanian masyarakat untuk mempertahankan diri dari setiap gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan kemakmuran daerah.
  2. Lima Sudut Perisai, melambangkan dasar yang akan ditaati dan akan dipertahankan oleh masyarakat Kabupaten Sumenep, yaitu falsafah dasar Negara Kita Pancasila.
  3. Kuda Bersayap Berwarna Kuning Emas, diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di Kabupaten Sumenep yaitu kuda Sakti milik Pahlawan Putra Sumenep DJOKO TOLE (Aria Panole). Kuda melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat Kabupaten Sumenep, Sayap melambangkan jiwa penuh dinamika, sedangkan warna kuning melambangkan dasar mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa.
  4. PITA yang berisikan tulisan SUMEKAR, dimana Sumekar merupakan nama Kabupaten Sumenep di masa lalu yang artinya "Sumenep Keraton". Makna dari kata Sumekar itu ialah senantiasa berkembang (mekar).
  5. Sikap dan bentuk Kuda, kuda dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya sedikit tunduk menoleh ke kiri (gigih, bahasa Madura "nyoronteng"). Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Kabupaten Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8, mengingatkan kita pada proklamasi di tahun 1945 dan keritingan dari bulu-bulu itu mengisyaratkan kita harus bersatu.
  6. Warna Dasar Hijau, Warna hijau ialah berarti yang akan datang (harapan) terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
  7. Warna Hitam, Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari lingkaran termaksud menyatukan cita-cita.

Untuk mendownload logo KABUPATEN SUMENEP (SUMENEP REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN SUMENEP (SUMENEP REGENCY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SUMENEP (SUMENEP REGENCY)"

Posting Komentar