TENTANG KABUPATEN TULUNGAGUNG (TULUNGAGUNG REGENCY)
Kabupaten Tulungagung (Tulungagung Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur. Secara geografis kabupaten Tulungagung terletak pada kootdinat 8.0667°S 111.9°E atau terletak diantara 111º 43’ sampai 112º 07’ Bujur Timur dan 7º 51' sampai 8º 18’' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Tulungagung pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo. Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis-Liman. Bagian tengah adalah dataran rendah, sedangkan bagian selatan adalah pegunungan yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Kidul.
Kabupaten Tulungagung (Tulungagung Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur. Secara geografis kabupaten Tulungagung terletak pada kootdinat 8.0667°S 111.9°E atau terletak diantara 111º 43’ sampai 112º 07’ Bujur Timur dan 7º 51' sampai 8º 18’' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Tulungagung pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo. Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis-Liman. Bagian tengah adalah dataran rendah, sedangkan bagian selatan adalah pegunungan yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Kidul.
Asal nama Kabupaten Tulungagung sendiri ada banyak kisah legenda yang melatar belakangiya, salah satunya adalah kisah seorang pemuda yang berasal dari Gunung Wilis bernama Joko Baru. Pemuda ini pada jaman dahulu melakukan aksi mengeringkan sumber air di growo (nama Tulungagung jaman dulu) dengan cara menyumbat semua mata air yang ada dengan menggunakan lidi dari pohon Enau atau Aren.
Konon ceritanya Joko Baru ini merupakan seorang pemuda yang dikutuk oleh ayahnya menjadi seekor ular, masyarakat kemudian menamainya Baru Klinthing. Ayahnya mengatakan bahwa untuk kembali menjadi manusia sejati, Joko Baru harus mampu melingkarkan tubuhnya di Gunung Wilis. Namun, malang menimpanya karena tubuhnya hanya kurang sejengkal untuk dapat benar-benar melingkar sempurna. Alhasil Joko Baru menjulurkan lidahnya. Disaat yang bersamaan, ayah Joko Baru memotong lidahnya. Secara ajaib, lidah tersebut berubah menjadi tombak sakti yang hingga saat ini dipercaya sebagai "gaman" atau "senjata sakti".
Sedangkan menurut kisah yang lain, mengatakan bahwa nama Tulungagung berasal dari kata tulung dan agung, tulung artinya sumber yang besar, sedangkan agung artinya besar. Dalam pengartian berbahasa Jawa tersebut, Tulungagung adalah daerah yang memiliki sumber air yang besar. Sebelum dibangunnya Bendungan Niyama di Tulungagung Selatan oleh pendudukan tentara Jepang, di mana-mana di daerah Tulungagung hanya ada sumber air saja.
Pada masa lalu, karena terlalu banyaknya sumber air di sana, setiap kawasan banyak yang tergenang air, baik musim kemarau maupun musim hujan. Penamaan nama ini dimulai ketika ibu kota Tulungagung mulai pindah ke tempat sekarang ini. Sebelumnya ibu kota Tulungagung bertempat di daerah Kalangbret dan diberi nama Kadipaten Ngrowo (Ngrowo juga berarti sumber air). Perpindahan ini terjadi sekitar tahun 1901 Masehi.
Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.
Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit pada masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan dia.
Kabupaten Tulungagung sendiri wilayahnya terbagi kedalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Kabupaten Tulungagung memiliki luas wilayah 1.055,65 km2 (105.565 Ha). Pada akhir 2006 jumlah penduduk di Kabupaten Tulungagung tercatat sebanyak 1.002.807 jiwa yang terbagi atas laki-laki 498.533 (49,71%) jiwa dan perempuan 504.274 (50,29%). Kepadatan penduduk terkonsentrasi pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru, dan Kecamatan Boyolangu. Kabupaten Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tulungagung diantaranya ada objek wisata andalan Pantai Popoh yang terletak di Kecamatan Besuki, "Sumber Ece" yang terletak di dusun Nglempung, dan ada juga wisata alam "Goa Sepeda" dan "Banyu Ilang" di dusun Nguri. Tulungagung diuntungkan dengan letak geografis yang berada di tepi Samudera Hindia, sehingga memiliki banyak pantai yang menarik untuk dikunjungi selain Pantai Popoh, di antaranya Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Sine, Pantai Molang, Pantai Klatak, Pantai Gerangan, Pantai Sanggar, Pantai Gemah, Pantai Ngalur, Pantai Coro, Pantai Lumbung dan Pantai Dlodo, Pantai Pathok Gebang, dan Pantai Kedung Tumpang. Selain itu Tulungagung juga mempunyai Beberapa Bangunan Candi yang tersebar di beberapa tempat, dan juga wisata lainnya yang juga menarik untuk dikunjungi.
Website : www.tulungagung.go.id
TENTANG LOGO TULUNGAGUNG (TULUNGAGUNG REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Tulungagung:
- Perisai berbentuk jantung bersudut 5 (lima) mengandung arti bahwa dalam segala perjuangan dan pembelaan daerah senantiasa berpijak pada prinsip lima dasar yaitu PANCASILA.
- Tulisan Tulungagung, ada dua makna yaitu Sumber air yang besar (Tulung : artinya sumber air, Agung : artinya besar) dan Pertolongan yang besar (Tulung : artinya pertolongan, Agung : artinya besar)
- Dasar, Perisai berlancip 5 bermakna dasar/falsafah Negara Republik Indonesia “Pancasila”, sedankan untuk Warna hitam dan kuning memiliki arti Hitam melambangkan abadi dan kuning yang melambangkan kemasyuran, keduanya mencerminkan tekad didalam mengamalkan dasar falsafah Negara dengan disertai jiwa yang terkandung di dalam Pancasila secara murni dan konsekuen, demi tercapainya masyarakat tata tentrem kerto raharjo.
- Padi dan Kapas, Melambangkan kemakmuran (padi pangan) dan kemakmuran abadi “lohjinawi kertoraharjo”. Jumlah padi 17, kapas 8 melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia diproklamasikan. Warna emas dan putih adalah lambang dari hasil yang melimpah dari dan dengan usaha yang putih bersih.
- Bintang Bersudut Lima Di Ujung Tombak, Melambangkan cita-cita luhur dalam segala bidang, yang tak terlepas dari jiwa Pancasila. Sinar 4 melambangkan pengamalan Pancasila yang memancarkan keempat penjuru daerah. Sinar 4 dan bintang bersudut 5 menggambarkan angka 45, ialah tahun kemenangan yang menjiwai semangat perjuangan bangsa Indonesia. Bintang sudut 5 berwarna emas adalah lambang Ketuhanan, maka seluruh alam semesta dan seisinya hidup dan berihtiar.
- Inti Bulat, Menggambarkan kebulatan tekat daerah masyarakatnya didalam melaksanakan pembangunan di daerah untuk mewujudkan isi moto daerahnya. Roda bergerigi, menggambarkan semangat kerja/membangun dari kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Tulungagung. Rantai bermata 17 buah bermakna kesatuan dan persatuan yang dijiwai oleh semangat proklamasi serta sekaligus sebagai catatan bahwa Daerah Kabupaten Tulungagung dulu pernah memiliki 17 kecamatan. Warna Biru muda menggambarkan langit/udara, gunung berwarna hitam, daratan berwarna coklat dan air berombak 5 melambangkan Pancasila, hal ini menggambarkan keadaan serta isinya yang dimiliki oleh daerah dalam wilayah Kabupaten Tulungagung yang terdiri dari daerah pengairan, rawa-rawa, ngarai, batu marmer, pelikan dan bahan galian lainnya.
- Tombak Tertutup, Pusaka yang merupakan ciri-ciri khas/spesifik Tulungagung “Kyai Upas” yang secara tradisional hingga kini dianggap bertuah. Menggambarkan pusaka Tulungagung “Kyai Upas” sebagai perlambang kekuasaan Pemerintah daerah yang berlandaskan keadaan sosial.
- Gerbang Putih, Gambaran ideal untuk menjadikan daerah Kabupaten Tulungagung sebagai gerbang kesucian dan kemakmuran yang berkeadilan sosial.
- Beringin, Melambangkan pengayoman yang berarti pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung menjadi pengayom untuk segenap warganya, bahkan bagi setiap warganya diharapkan dapat menjadi pengayom sesamanya. Lekuk rimbun daun 5, bahwa pengayoman tersebut dilandasi dan dijiwai oleh pengamalan Pancasila. Bersulur 5, sebagai gambaran pengalaman Pancasila sehingga kokoh, berurat berakar kesegenap penjuru daerah sebagaimana sulur beringin yang apabila mencapai tanah akan menjelma menjadi akar yang kokoh.
- Bunga Tanjung Berdaun 5, Berkuncup Dua Kanan-Kiri. Bunga Tanjung menggambarkan daerah Kabupaten Tulungagung yang memiliki daerah rawa-rawa. Warna putih melambangkan kesucian dan bersih. Jumlah daun 5 = Pancasila. Kuncup bunga dua kanan-kiri merupakan kesatuan jenis warna daerah. Kabupaten Tulungagung yang terdiri dari pria dan wanita yang bersamasama saling bahu-membahu dalam membina daerahnya masing-masing.
Arti Warna:
Untuk mendownload logo KABUPATEN TULUNGAGUNG (TULUNGAGUNG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
- Putih : Kesucian
- Kuning : Kemasyuran
- Coklat : Kokoh
- Hijau : Kemakmuran
- Hitam : Abadi
- Biru Muda : Kesetiaan
Untuk mendownload logo KABUPATEN TULUNGAGUNG (TULUNGAGUNG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TULUNGAGUNG (TULUNGAGUNG REGENCY)"
Posting Komentar