TENTANG KABUPATEN WONOSOBO (WONOSOBO REGENCY)
Kabupaten Wonosobo (Wonosobo Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Wonosobo terletak pada kootdinat 7.361389°S 109.926669°E atau terletak diantara 109º 43’ sampai 110º 04’ Bujur Timur dan 7º 11' sampai 7º 18’' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Wonosobo pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur ada dua gunung berapi yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu. Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.
Kabupaten Wonosobo (Wonosobo Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Wonosobo terletak pada kootdinat 7.361389°S 109.926669°E atau terletak diantara 109º 43’ sampai 110º 04’ Bujur Timur dan 7º 11' sampai 7º 18’' Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Wonosobo pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur ada dua gunung berapi yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu. Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.
Asal usul nama Kabupaten Wonosobo menurut beberapa penuturan dan kisah legenda berasal dari kata "Wanasaba" yang merupakan kata dalam bahasa jawa yang artinya "Tempat berkumpul di hutan". Kata dalam bahasa jawa ini sebenarnya berasal dari serapan kata dalam bahasa Sansekerta yaitu "Vaasabha" yang memiliki arti yang sama. Kata ini juga ditemukan dalam buku Mahabharata yaitu kata "Wanaparwa" dan "Sabhaparwa". Kedua kata inilah yang apabila digabunkan akan membentuk kata "Wanasabha". Berdasarkan cerita rakyat, dulu pada awal abad ke-17 didapati ada 3 orang pengelana yang antara lain bernama Kiai Kolodete, Kiai Karim dan Kiai Walik. Ketiga pengelana tersebut kemudian membangun pemukiman di wilayah yang saat ini bernama Kabupaten Wonosobo. Ketiganya membangun pemukiman di lokasi yang berbeda, yaitu Kiai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kiai Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kiai Walik bermukim di sekitar Kota Wonosobo sekarang. Dari peristiwa tersebut, wilayah pemukiman ini kemudian diberinama Wonosobo (tempat bermukim di hutan).
Di Wonosobo dulunya pernah dikenal seorang tokoh penguasa yang bernama Tumenggung Kartowaseso dengat pusat kekuasaannya berada di wilayah Selomanik. Selain Tumenggung Kartowaseso ini, di Wonosobo juga dikenal tokoh penguasa yang lain bernama Tumenggung Wiroduta, dimana ia memiliki pusat kekuasaan di Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok, Wonosobo, atau Plobangan saat ini. Salah seorang cucu Kiai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kiai Karim tersebut dikenal sebagai Ki Singowedono yang telah mendapat hadiah suatu tempat di Selomerto dari Keraton Mataram. Ki Singowedono kemudian diangkat sebagai penguasa daerah tersebut dan mengganti namanyamenjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa Tumenggung Jogonegoro ini pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di Desa Pakuncen.
Pada masa Perang Diponegoro, Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau yang dikenal sebagai Tumenggung Kertosinuwun, selain itu ada juga Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kiai Muhamad Ngarpah. Dalam pertempuran melawan Belanda, Kiai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kiai Muhamad Ngarpah dengan nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro. Tumenggung Setjonegoro ini jugalah yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo saat ini. Tanggal pengangkatan Tumenggung Setjonegoro menjadi bupati, yaitu tanggal 24 Juli 1825 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Wonosobo.
Kabupaten Wonosobo sendiri wilayahnya terdiri dari 15 kecamatan, 29 kelurahan, dan 236 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Woosobo mencapai 858.273 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Wonosobo yaitu 981,41 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 874 jiwa/km². Wonosobo adalah wilayah dengan keadaan tanah yang begitu subur sehingga banyak sekali tanaman yang dapat tumbuh khususnya sayuran. Kabupaten Wonsobo juga mendapat julukan sebagai Kota Dingin karena wilayahnya berada di dataran tinggi yang memiliki suhu udara lebih rendah.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Wonosobo cukup beragam dan sebagian besar didominasi oleh wisata alam. Diantaranya ada Kawasan Wisata Dieng, Puncak Gunung Sindoro dan Sumbing, Gunung Prahu, Golden Sunrise Sikunir, Kebun Teh Tanjungsari Sapuran, Agrowisata Tambi dan Wisata Alam Jaten. Selain itu di Kabupaten ini juga ada lokasi wisata berupa Air Terjun Sikarim, Curuk Winong, Telaga Menjer, Kali Anget dan juga ada Waduk Wadaslintang. Tempat wisata keluarga di Kabupaten Wonosobo antara lain Pemandian Air Panas Manggisan, Outbound, Pemandian dan kolam renang Mangli, Pemandian Air panas Kebrengan, Pemandian Air panas kebondalem Sukorejo dan Pasar Kumandang. Ada juga beberapa festival di kota Wonosobo, yaitu Festival Carica Day (setiap 30 Juli), Festival Merdeka dan Festival Balon Udara.
Website : www.wonosobokab.go.id
TENTANG LOGO WONOSOBO (WONOSOBO REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Wonosobo:
- Bentuk Perisai merupakan lambang pertahanan (bathin) yang tunggal.
- Garis Lurus Kebawah 19 menunjukkan angka ratusan tahun dan melambangkan hujan.
- Garis yang berlekuk-lekuk masing-masing 10, adalah tahun 1930 berdirinya otonomi Kabupaten Wonosobo dan melambangkan daerah sumber air.
- Perbandingan ukuran bidang 5:7 menunjukkan tahun 1957 terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Swatantra Tingkat II Wonosobo yang langsung dipilih oleh rakyat.
- Daun Teh yang berjumlah 13 menunjukkan nilai (Neptu) hari dan pasaran menurut hitungan jawa, terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Swatantra Tingkat II Wonosobo pada hari Senin Pahing.
- Daun Tembakau sebanyak 9 menerangkan tanggal dan bulan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pilihan rakyat pada tanggal 9 September 1957.
- Dwi Arga menunjukkan gunung-gunung: Sindoro dan Sumbing
- Sabda Pandawa Raga Nyawiji adalah hitungan Surya Sangkala yang mengandung makna Panca Tunggal Ika cita-cita untuk persatuan dan kesatuan.
Arti Warna:
- Hitam : Keabadian
- Hijau : Kemakmuran
- Kuning Keemasan : Keluhuran
- Merah : Kebenaran
- Putih : Kesucian
Untuk mendownload logo KABUPATEN WONOSOBO (WONOSOBO REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN WONOSOBO (WONOSOBO REGENCY)"
Posting Komentar