TENTANG KABUPATEN KLATEN (KLATEN REGENCY)
Kabupaten Klaten (Klaten Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Klaten terletak pada kootdinat 7.6489°S 110.6358°E atau terletak diantara 110° 30' 00" sampai 110° 45' 00" Bujur Timur dan 7° 30' 00" sampai 7° 45' 00" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Klaten pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Kdul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Klaten sebagian besar merupakan kawasan dataran tinggi, terutama yang ada di bagian lereng Gunung Merapi pada bagian utara dan deretan gunung kapur di ssi selatan, sementara itu di bagia tengah kabupaten Klaten merupakan dataran rendah.
Kabupaten Klaten (Klaten Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Klaten terletak pada kootdinat 7.6489°S 110.6358°E atau terletak diantara 110° 30' 00" sampai 110° 45' 00" Bujur Timur dan 7° 30' 00" sampai 7° 45' 00" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Klaten pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Kdul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Klaten sebagian besar merupakan kawasan dataran tinggi, terutama yang ada di bagian lereng Gunung Merapi pada bagian utara dan deretan gunung kapur di ssi selatan, sementara itu di bagia tengah kabupaten Klaten merupakan dataran rendah.
Asal nama Klaten menurut sejarah yang ada terdapat dua versi, versi yang pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelathi atau buah bibir. Kata kelathi ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Sementara versi yang kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati (bahasa Jawa: Mlathi) yang berubah menjadi kata Klathi, sehingga memudahkan ucapan kata Klathi berubah menjadi kata Klathen. Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Abdi dalem Kraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga Melati dan buah Joho untuk menghitamkan gigi para putri kraton (sebagaimana yang tertulis dalam Serat Narpawada, 1919:1921). Guna memenuhi kebutuhan bunga Melati untuk raja, Kyai dan Nyai Mlati menanami sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, istri Raden Tumenggung Mangunkusuma yang saat itu menjabat sebagai Bupati Pulisi Klaten.
Sejarah berdirinya Kabupaten Klaten cukup memiliki bukti sejarah yang jelas, terutama melalui catatan dan bangunan-bangunan peninggalan jaman dulu. Salah satu catatan sejarak yang menjelaskan tentang keberadaan Kabupaten Klaten diantaranya yaitu Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Sekar Nawala Pradata, Serat Angger Gunung, Serat Angger Sedasa dan Serat Angger Gladag. Catatan lain yang juga memuat sejarah Kabupaten Klaten adalah bundel arsip karesidenan surakarta yang diantaranya berjudul; Soerakarta Brieven van Buiten Posten, Brieven van den Soesoehoenan 1784-1810, Daghregister van den Residentie Soerakarta 1819, Reporten 1787-1816, Rijksblad Soerakarta dan Staatblad van Nederlandsche Indie. Sumber tertulis lainnya yang juga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menelusur asal muasal berdirinya Kabupaten Klaten tertulis dalam beberapa karya sastra diantaranya: Babad Giyanti, Babad Bedhahipun Karaton Negari Ing Ngayogyakarta, Babad Tanah Jawi dan Babad Sindula.
Sejarah Klaten juga dapat ditelusuri dari keberadaan candi-candi Hindu, Buddha maupun barang-barang kuno. Peninggalan atau petilasan Ngupit bahkan secara jelas menyebutkan pertanda tanggal yang dimaknai 8 November 66 Masehi oleh Raden Rakai Kayuwangi. Daerah Kabupaten Klaten pada mulanya adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir. Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), serta Kajineman (15 orang).
Pada masa penjajaha Belanda, sekitar tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua provinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono. Pada tahun 1847, bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasaan wilayahnya. Berdirinya Benteng atau loji Klaten di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV mempunyai arti penting dalam sejarah Klaten. Pendirian benteng tersebut peletakan batu pertamanya dimulai pada hari sabtu Kliwon, 12 rabiulakir, Langkir, Alit 1731 atau sengkala RUPA MANTRI SWARANING JALAK atau dimaknai sebagai tanggal 28 Juli 1804. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007.
Kabupaten Klaten sendiri wilayahnya terdiri dari 26 kecamatan, 10 kelurahan, dan 391 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Klaten mencapai 1.304.519 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Klaten yaitu 658,22 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 1.982 jiwa/km². Ibu kota kabupaten ini berada di Kota Klaten, yang terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Kota Klaten dulunya merupakan kota administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Klaten cukup beragam, diantaranya ada wisata berupa wisata alam, diantaranya yaitu Rowo Jombor, Deles Indah, Wisata Air Cokro, Wisata Air Janti, Menara Air Klaten, Umbul Ponggok, Wisata Air Water Gong Polanharjo, Kolam Renang Pluneng di Kebonarum, Kolam Renang Umbul Susuhan di Jatinom, Umbul Sigedang, Umbul Siblarak, Umbul Gedaren di Jatinom, Umbul Jolotundo di Jatinom, Umbul Manten di Polanharjo dan Umbul Asri di Polanharjo. Selain itu ada juga wisata sejarah yang meliputi Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Bubrah dan Candi Merak. Selain itu ada juga Festival budaya yang diselenggarakan rutin di Kabupaten Klaten yaitu upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar.
Website: www.klatenkab.go.id
TENTANG LOGO KABUPATEN KLATEN (KLATEN REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Klaten :
- Mahkota Kerajaan, Melambangkan kebesaran/keagungan cita-cita.
- Orang Yang Bersemedi dengan Rambut Terurai, Kaki Berbentuk Pita Bertuliskan KLATEN, mengisyaratkan Orang dengan tekad yang teguh dan suci menuju cita-cita Kab Klaten.
- Perisai Warna Kuning Emas dengan Bingkai Segi Lima Warna Putih, Menggambarkan perlindungan rakyat menuju zaman keemasan “Toto Tentrem Kerto Raharjo” dengan prinsip kebajikan, kejujuran, keadilan dan kebenaran.
- Padi dan Kapas, Mencerminkan sandang dan pangan dari hasil pertanian dan perkebunan padi warna kuning emas jumlah 28 kapas warna putih jumlah 10
- Tulisan Menyerupai Huruf Jawa: “Tumengo Toto Anggotro Raharjo “ artinya 0591 (1950) Hari jadi Pemerintah Kab Klaten (ditanah jawa) 28-10-1950
- Gunungan Warna Biru Muda memiliki arti, dimana Gunungan berarti pembukaan, sedangkan Warna biru muda berarti warna cerah, tenang dan tenteram, yaitu tanda pembukaan berdirinya Pemerintah Kab Klaten dan membuka keadaan baru yang tenang dan tenteram.
- Rantai Warna Kuning Melingkar Dibatang Pada dan Kapas, menggambarkan persatuan dan kegotong royongan rakyat.
- Bambu Runcing dan Api merupakan simbul perjuangan yang berkobar dan menyala menuju cita-cita yang suci dan mulia.
- Tugu Warna Putih dapat diartikan sebagai peringatan dari perjuangan yang suci
- Pohon Beringin Beserta Akarnya Berwarna Hijau merupakan simbol pengayoman dan perlindungan rakyat menuju keadaan sosial ekonomi yang merata, adil dan makmur.
- Warna Hitam Pada Dasar Lambang, memiliki makna yaitu Hitam berarti kuat, tegas, kekal. Maksudnya lambang ini bersifat kuat, tegas dan kekal, baik isi maupun tujuannya.
Untuk mendownload logo KABUPATEN KLATEN (KLATEN REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KLATEN (KLATEN REGENCY)"
Posting Komentar