DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PATI (PATI REGENCY)

 
TENTANG KABUPATEN PATI (PATI REGENCY)
Kabupaten Pati (Pati Regency) adalah sebuah kabupaten yang ada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kabupaten Pati terletak pada kootdinat 7.6°S 111°E atau terletak diantara 100° 50' 00" sampai 111° 15' 00" Bujur Timur dan 6° 25' 00" sampai 7° 00' 00" Lintang Selatan. Berdasarkan letaknya, posisi kabupaten Pati pada sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sedangkan pada sisi sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang, lalu pada sisi sebelah selatan kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora, sedangkan pada sisi sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Pati sebagian besar merupakan kawasan dataran rendah, sebelah selatannya terdapat  rangkaian Pegunungan Kapur Utara dan di bagian barat laut wilayahnya  berupa perbukitan.

Sejarah Kabupaten Pati berdasarkan cerita rakyat, dahulu ada dua buah pusaka yang bernama keris rambut pinutung dan kuluk kanigara, dan barangsiapa yang memiliki kedua pusaka tersebut, ia akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana pembesar dari Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.  Kadipaten Cirangsoka sendiri adalah sebuah wilayah yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa, dimana kepemimpinannya dipegang oleh penguasa lokal yang mengangkat dirinya sendiri sebagai Adipati. Hal ini terjadi karena pada masa itu Pemerintahan Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Singosari yang sebelumnya berkuasa telah runtuh dan terjadi kekosongan kepemimpinan, sementara Kerajaan Majapahit belum berdiri, maka beberapa daerah membentuk Kadipaten dan mengangkan penguasa lokal sendiri.

Kala itu ada dua Kadipaten dengan dipimpin oleh penguasa lokal, yaitu Kadipaten Paranggaruda dan Kadipaten Carangsoka. Kadipaten Paranggaruda sendiri dipimpin oleh seorang Adipati bernama Yudhapati dengan wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Sedangkan Kadipaten Carangsoka dipimpin oleh seorang Adipati bernama Puspa Andungjaya dengan wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Kedua kadipaten tersebut hidup rukun dan damai hingga kedua Adipatinya bersepakat untuk mengawinkan putra putrinya yaitu Raden Jasari (putra Adipati Yudhapati) dengan Rara Rayungwulan (putri Adipati Puspa Adungjaya). 

Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan diterima, namun pihak mempelai perempuan meminta bebana (persyaratan) agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama Sapanyana. Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan Sondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana.

Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka, namun baru saja pahargyan dimulai  tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan kemudian melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Gagalnya perkawinan tersebut menyulut permusuhan di kedua Kadipaten tersebut peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana yang memimpin prajurit Carangsoka akhirnya tewas dalam peperangan tersebut, kemudian peperangan dilanjutkan oleh Raden Kembangjaya yang merupakan adik kandung Raden Sukmayana dan membuahkan kemenangan setelah Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putra lelakinya tewas. Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. 

Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya kemudian memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama Kadipatennya menjadi Kadipaten Pesantenan, kemudian Raden Kembangjaya dikenal dengan gelar barunya yaitu Adipati Jayakusuma. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu Raden Tambra. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar "Adipati Tambranegara". Untuk mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya, Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di Desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 6 Agustus 1323 yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pati.

Kabupaten Pati sendiri wilayahnya terdiri dari 21 kecamatan, 5 kelurahan, dan 401 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk kabupaten Pati mencapai 1.283.790 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Pati yaitu 1.489,19 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 862 jiwa/km². Kabupaten Pati tercatat memiliki beberapa prestasi, diantaranya yaitu Desa Langse kecamatan Margorejo terpilih mewakili Kabupaten Pati untuk menjadi Desa Mandiri Energi Tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan sumber energinya berasal dari Reaktor "Kapal Selam", sebuah instalasi alat pengolah limbah kotoran kelinci, kambing dan lain-lain menjadi Biogas. Pati Masuk 13 Kabupaten se-Indonesia yang Telah 100% Terapkan Siskeudes. Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal terbaik sepulau Jawa Tengah dalam pembangunan desa , Karang Taruna, pengelolaan lahan tani dan perkebunan, serta pemanfaatan sumber daya alam. Kabupaten Pati tiga kali berturut-turut mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pati cukup banyak dan beragam, diantaranya berupa wisata alam yaitu ada Air Terjun Grenjengan Sewu di Desa Jrahi, Air Terjun Nglarangan di Desa Jepalo, Air Terjun Gambir di Jepalo, Embung mini Jrahi di Jrahi, Arga Pesona di Desa Beketel Kayen, Waduk Gunung Rowo di Sitilihur, Danau Terpus Beketel di Desa Beketel Kayen, Air Terjun Tadah Hujan di Desa Sukolilo, Air Terjun Grenjengan Seno di Payak, Curug Tadah Hujan di Sukolilo, Gua Wareh di Desa Kedumulyo, Gua Pancur di Desa Jimbaran Kayen, Rawa Teratai di Pengging Wangi, Air Terjun Klating, di Desa Mojoagung, Bukit Pandang Ki Santa Mulya di Desa Durensawit Kayen, Waduk Seloromo di Desa Gembong dan Air Terjun Plorodan Semar di Sumbersari. Di Kabupaten Pati juga ada wisata sejarah berupa memiliki tempat wisata sejarah, yaitu: Masjid Agung Pati di Desa kaborongan Pati Lor, Pintu Gerbang Majapahit di Desa Muktiharjo,  Masjid Syekh Ahmad Mutamakkin, Petilasan Syekh Jangkung di Desa kayen dan Genuk Kemiri Peninggalan Raden Kembang Joyo

Website: www.patikab.go.id


TENTANG LOGO KABUPATEN PATI (PATI REGENCY)
Berikut ini adalah arti/makna dari Logo Kabupaten Pati menurut Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 :
  1. Padi Kapas mencerminkan bahwa Pati adalah daerah pertanian yang subur. Jumlah padinya adalah 17 yang merupakan tanggal Kemerdekaan NKRI, Kapasnya berjumlah 8 melambangkan bulan Kemerdekaan NKRI.
  2. Pintu gerbang majapahit yang jumlah manukan gentingnya 45 melambangkan Tahun Kemerdekaan NKRI.
  3. Gunung muria serta Laut Jawa yang merupakan latar belakangkondisi geografi Kab Pati.
  4. Keris Rambut Pinutung dan Tombak Senjata andalan Kadipaten Pati juga gambar Kepala Lembu Pragola.
  5. Kuluk Kanigoro kesemuanya itu simbol kebesaran Kadipaten Pati.
  6. Makna Bintang adalah bahwasanya masyarakat Pati adalah berkeTuhanan.
  7. Makna rantai adalah kerukunan.
  8. Bendera merah putih merupakan bukti bahwa Kabupaten Pati setia selamanya dalam kerangka NKRI
 
Semboyan Kabupaten Pati adalah “BUMI MINA TANI” yang artinya menurut inisial huruf: yaitu:
  • Berdaya, adalah berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita.
  • Upaya, merupakan usaha masyarakat dalam mencapai cita-cita yang diharapakan.
  • Menuju, merupakan arah / tujuan yang ingin dicapai sesuai identitas daerah.
  • Identitas Pati, merupakan ciri kekhususan yang sebenarnya, sehingga masyarakat dengan segala daya dan upaya ingin menemukan Jari Dirinya sendiri.
  • Makmur, merupakan cita-cita hidup yang diidam-idamkan seluruh bangsa yang sudah ada sejak bangsa itu lahir.
  • Ideal, merupakan harapan masyarakat yang diinginkan agar dicapai suatu keadaan yang selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
  • Normatif, merupakan harapan masyarakat dan pemerintah yang ingin mencapai tata kehidupan senantiasa berpihak pada norma-norma yang berlaku.
  • Adil, merupakan cita-cita bangsa yang didambakan sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
  • Tertib, suatu keadaan yang diharapakan yaitu tertib pemerintah dan tertib masyarakatnya sehingga kedua-duanya harus saling mendukung tanpa ada yang bertentangan.
  • Aman, adalah suatu keadaan dimana masyarakat benar-benar merasa aman dan merasa terlindungi dalam hidupnya sehari-hari sebagai warga masyarakat.
  • Nyaman, adalah suatu keadaan dimana masyarakat merasa enak, sejuk, sehat, dan segar sehingga memungkinkan masyarakat betah tinggal di lingkungannya.
  • Indah, juga sebagai cita-cita pendukung yaitu kondisi estetika dambaan masyarakat.

Untuk mendownload logo KABUPATEN PATI (PATI REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN PATI (PATI REGENCY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN PATI (PATI REGENCY)"

Posting Komentar