DESKRIPSI
Kabupaten Sampang adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Jawa Timur tepatnya di Pulau Madura. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 113° 08’ 00” – 113° 39’ 00” Bujur Timur dan 6° 05’ 00" – 7° 13’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bangkalan. Keadaan datarannya merupakan dataran rendah hingga kawasan pesisir di bagian utara.
Kabupaten Sampang adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Jawa Timur tepatnya di Pulau Madura. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 113° 08’ 00” – 113° 39’ 00” Bujur Timur dan 6° 05’ 00" – 7° 13’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bangkalan. Keadaan datarannya merupakan dataran rendah hingga kawasan pesisir di bagian utara.
Kabupaten Sampang sendiri wilayahnya terdiri dari 14 kecamatan, 6 kelurahan, dan 180 desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Sampang mencapai 844.872 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Sampang yaitu 1.233,08 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 685 jiwa/km². Kabupaten Sampang mempunyai 1 buah pulau berpenghuni yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Sampang. Nama pulau tersebut adalah Pulau Mandangin, luas Pulau Mandangin sebesar 1,650 km2
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sampang ada beragam diantaranya ada wisata Pulau Mandangin, Pantai Camplong, Waduk Klampis di kecamatan Kedungdung, Air terjun Toroan, Rimba monyet - Nepa Raden segoro, Reruntuhan Pababaran, Pemandian Sumber Otok dan Wisata Alam Goa Lebar. Ada juga situs-situs peninggalan sejarah diantaranya Monumen Sampang, Situs Pababaran Trunojoyo, Situs Ratoh Ebuh, Kuburan Madegan dan Sumur Daksan. Ada juga wisata religi dengan ziarah ke beberpa makam tokoh penting, diantaranya Situs Makam Pangeran Santo Merto, Situs Makam Bangsacara dan Ragapatmi dan Situs Makam Sayyid Ustman Bin Ali Bin Abdillah Al-Habsyi.
Selain tempat wisata diatas masih ada lagi destinasi yang cukup menarik untuk dikunjungi, diantaranya yaitu wisata seni dan budaya berupa upacara "Ngumbeg'en", yaitu membersihkan dan menyucikan pusaka (senjata tradisional). Tidak ada yang tahu kapan tradisi ini mulai dicetuskan, namun acara ini sudah berlangsung turun temurun hingga sekarang. Pusaka yang akan dicuci ada beragam, misalnya berbentuk tombak, clurit, pedang, linggis dan pisau bermata dua. Pusaka ini merupakan peninggalan tokoh sakti, yaitu Buju' Toban dan Buju' Bung Kenek. Jumlah pusaka semula ada 50, namun yang tersisa di tangan anak cucu kedua tokoh tersebut hanya 24 saja. Upacara gumbak dilaksanakan bersamaan dengan upacara bersih desa, setahun sekali.
Website Resmi Kabupaten Sampang : www.sampangkab.go.id
SEJARAH KABUPATEN SAMPANG
Sejarah keberadaan Kabupaten Sampang dapat dirunut berdasarkan sejarah kuno memalui bukti tertulis pada prasasti Sangkala Chandra atau Chandra Sangkala. Candra Sangkala pertama kali ditemukan di situs Sumur Daksan di desa Dalpenang, pada prasasti tersebut tertulis angka tahun 757 Saka atau 835 Masehi. Melalui prasasti inilah diketahui bahwa di Kabupaten Sampang dulunya ada komunitas kaum Budha yang dipimpin oleh Resi (guru spiritual). Candra Sangkala kedua ditemukan di situs Bujuk Nandi, di desa Kamoning Kabupaten Sampang, prasasti yang satu ini tertulis angka tahun Saka 1301 atau 1379 M. Prasasti kedua ini menyebutkan sebuah komunitas yang dipimpin oleh seorang Resi bernama Durga Shiva Mahesasura Mardhini danThe Nandi banteng adalah vahana atau kendaraan Dewa Shiwa.
Candra Sangkala ketiga ditemukan di situs Pangeran Bangsacara di desa Polagan, dimana prasasti ketiga ini tertulis angka tahun 1383. Prasasti yang satu ini menceritakan pembangunan sebuah kuil Buddha dengan ber-relief yang menceritakan kisah seorang pangeran bernama Bangsacara dan berisi pesan moral dan ajaran agama. Kita dapat menyimpulkan keberadaan masyarakat Shaivite dan Buddha di kabupaten Sampang antara tahun 1379 dan 1383. Candra Sangkala keempat ditemukan di situs Pangeran Santomerto yang menunjukkan tanggal kematian pangeran Santomerto, paman Praseno sesuai dengan tahun 1574. Candra Sangkala kelima yang terukir di sayap kiri dari portal utama makam ibu Praseno di Madegan. Ini melambangkan naga melalui kepala ke ekor dengan panah. Ini melambangkan tahun 1546 Saka atau 1624 M. Ini adalah tahun dimana Praseno diangkat oleh Sultan Agung dengan gelar Pangeran Cakraningrat I.
Pada masa kerajaan Majapahit di Sampang ditempatkan seorang Kamituwo yang pangkatnya hanya sebagai patih. Pada masa itu, dapat dikatakan sudah terdapat kepatihan yang berdiri sendiri. Setelah Majapahit mulai mengalami kemunduran, di Sampang berkuasa Ario Lembu Peteng atau terkenal dengan sebutan Bondan Kejawan atau Ki Ageng Tarub II atau Prabu Brawijaya VI, Putera ke-14 dari Raja Majapahit Prabu Bhre Kertabhumi atau Prabu Brawijaya V atau Raden Alit dengan selirnya yaitu Puteri Champa yang bernama Ratu Dworo Wati atau Puteri Wandan Kuning. Lembu Peteng akhirnya pergi memondok di Masjid Ampel dan meninggal di sana. Pengganti Kamituwo di Sampang adalah putera yang tertua yakni Ario Menger yang keratonnya tetap di Madekan.
Menger berputera 3 orang laki-laki yaitu Ario Langgar, Ario Pratikel (ia bertempat tinggal di Pulau Gili Mandangin atau Pulau Kambing) dan Ario Panengah yang bergelar Pulang Jiwo bertempat tinggal di Karangantang. Ario Pratikel mempunyai anak perempuan yang bernama Nyai Ageng Budo yang menikah dengan Ario Pojok yang merupakan putera dari Ario Kudut, Ario Kudut sendiri merupakan putera dari Ario Timbul. Ario Timbul merupakan putera dari hasil pernikahan antara Menak Senojo dengan Nyai Peri Tunjung Biru Bulan atau yang bergelar Puteri Tunjung Biru Sari. Pernikahan antara Nyai Ageng Budo dengan Ario Pojok membuahkan keturunan yang bernama Kyai Demang (Demangan adalah tempat kelahirannya).
ARTI LOGO KABUPATEN SAMPANG
Berikut adalah makna/arti dari setiap gambar yang ada di logo Kabupaten Sampang:
- Lambang Bintang, melambangkan PANCASILA, Khususnya sila Ketuhanan Yang Maha ESA
- Lambang Tombak, melambangkan jiwa perjuangan untuk mengusir penjajah
- Lambang Padi dan Kapas, melambangkan kesungguhan dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran.
- Lambang Perahu, melambangkan kebaharian yang bertanggung jawab atas keamanan demi ketahanan nasional.
- Lambang Menara dan Masjid, melambangkan kekuatan dalam melaksanakan ajaran agama
- Lambang Sawah, melambangkan petani yang ulet demi keselamatan generasi selanjutnya
- Tulisan TRUNOJOYO melambangkan jiwa kepahlawanan yang mengutamakan kepentingan umum
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SAMPANG
Untuk mendownload logo KABUPATEN SAMPANG (SAMPANG REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN SAMPANG (SAMPANG REGENCY)"
Posting Komentar