DOWNLOAD LOGO KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Salatiga adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara posisi Kota Salatiga terletak di kordinat 110° 27’ 56.81” – 110° 32’ 4.84” Bujur Timur dan 7° 17’ 4.14" – 7° 23’ 23.25" Lintang Selatan, dimana posisinya pada sebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tuntang, sedang pada sebelah timurnya berbatasan dengan Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran, sementara di sebelah Selatan Kota ini berbatasan dengan Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran, sementara itu di sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tuntang. Secara umum kondisi daratan di Kota Salatiga merupakan kawasan cekungan Kaki Gunung Merbabu.

Kota Salatiga sendiri wilayahnya terdiri dari 4 kecamatan dan 23 kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kota Salatiga mencapai 192.322 jiwa. Luas wilayah Kota Salatiga yaitu 56,78 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 3.387 jiwa/km². Masyarakat Kota Salatiga sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor Industri dan Perdagangan, diantaranya ada industri tekstil, produksi ban dan pemotongan hewan. Kota Salatiga terletak di persimpangan dari dan ke Semarang, Surakarta dan Yogyakarta, membawa keuntungan terhadap sektor perdagangannya. 

Destinasi wisata yang ada di Kota Salatiga cukup banyak sekalipun memiliki wilayah yang relatif kecil, diantara ada destinasi wisata berupa Alun-Alun Pancasila Salatiga, Balai Reservoir Wisata Pengetahuan Penyakit Duver, Desa Wisata Tingkir Lor, Museum Lukisan Kandhang Galeri Raprika Angga, Pemandian Kalitaman, Pohon Pengantin, Selasar Kartini, Sumber Mata Air Senjoyo, Taman Kota Salatiga, Taman Tingkir Salatiga dan Wahana Waterboom Dreamland.

Selain tempat wisata diatas masih ada lagi destinasi yang cukup menarik untuk dikunjungi, diantaranya ada beberapa bangunan bersejarah yaitu Apotheek Van der Heide, Gedung Dekranasda Salatiga, Gedung Manege, Gedung Pakuwon, Istana Djoen Eng, Kantor Pos Salatiga, Prasasti Plumpungan Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Rumah Tinggal Hasmo Sugijarto, Rumah Tinggal Notosoegondo, Tugu Jam Tamansari, dan Wisma BCA Salatiga.

Situs Resmi Kota Salatiga : www.salatiga.go.id

SEJARAH  KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY)
Sejarah Kota Salatiga secara asal-usul berdirinya bisa ditelusur melalui prasasti Plumpungan peninggalan kerajaan Hindu-budha, prasasti ini berbentuk batu besar yang diatasnya terdapat tulisan dalam huruf Jawa Kuno dan bahasa Sansekerta. Pada Prasasti ini tertulis angka tahun 672 Saka yang apabila dikonversikan sepadan dengan tahun 750 Masehi. Setelah dilakukan penerjemahan, didapat informasi bahwa Prasasti ini merupakan penanda diresmikannya Desa Hampra (Plumpungan) menjadi daerah Perdikan, dan tertulis candrasengkala atau penanggalan "(Suk) rawara" yang berarti "pada hari jum'at", lalu tertulis tanggal "30 Ashada" yang bila dikonversi sama dengan 24 Juli. Sehingga peresmian desa tersebut terjadi pada Hari Jum'at tanggal 24 Juli 750 Masehi.

Prasasti plumpungan ini merupakan penanda atas ketetapan hukum tentang suatu tanah perdikan atau swatantra bagi desa Hampra di wilayah Trigramyama yang diberikan oleh Raja Bhanu untuk kesejahteraan rakyatnya. Tanah perdikan dikenal pula dengan sebutan sima, dimana tanah ini biasanya akan diberikan oleh para raja kepada daerah tertentu yang benar-benar berjasa kepada kerajaan atau secara sukarela mendirikan bangunan suci keagamaan.  Daerah tersebut selanjutnya menjadi daerah otonom yang dibebaskan dari pajak.

Desa Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan pada zaman pembuatan prasasti tersebut merupakan wilayah Kota Salatiga saat ini. Karena itulah Raja Bhanu menuliskan kalimat pada prasasti tersebut, "Srir Astu Swasti Prajabhyah" yang artinya “semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian”. Melalui prasasti Plumpungan dapat diperkirakan bahwa daerah Salatiga dulu berada di bawah otoritas Kerajaan Mataram. Raja Bhanu yang disebutkan dalam prasasti Plumpungan tersebut belum dapat diketahui hubungannya dengan Kerajaan Mataram, namun dari runutan sejarah, biasanya orang yang mendirikan bangunan suci biasanya seorang "Bangsawan".

Nama Salatiga juga diperkirakan berasal dari perkembangan nama dewi yang disebutkan dalam prasasti Plumpungan, yaitu Siddhadewi. Siddhadewi dikenal dengan nama Dewi Trisala. Nama Trisala kemudian dilestarikan di tempat dewi ini dipuja. Lokasi tersebut dinamakan Tri-Sala, yang berdasarkan kaidah hukum bahasa bisa berbalik menjadi Sala-tri atau Salatiga.  Berdasarkan prasasti ini pula, hari jadi Salatiga ditetapkan pada tanggal 24 Juli 750, yang dibakukan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 tanggal 20 Juli 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.

Pada masa kolonial Belanda, Kota Salatiga tercatat menjadi tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said) dengan Kasunanan Surakarta dan VOC. Perjanjian inilah yang kemudian menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran. Berdasarkan pada Staatsblad 1917 No. 266 yang dikeluarkan Pemerintah Hindia Belanda, mulai tanggal 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa. Setelah Indonesia merdeka, stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393, dijadikan Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950.

ARTI LOGO  KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY)

Berikut ini adalah arti atau makna dari Logo Kota Salatiga yang ditetapkan berdasarkan Perda Kotamadya Salatiga Nomor 5 Tahun 1997:
  1. Bentuk Perisai: melambangkan pertahanan dan ketahanan wilayah / daerah.
  2. Lukisan dasar tanpa batas berwarna biru laut melambangkan kesetiaan.
  3. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas yang disebut “Nur Cahaya” melambangkan bahwa rakyat Salatiga adalah insan yang percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  4. Lukisan Sadak Kinang melambangkan kesuburan daerah Salatiga dan sumber kekuatan.
  5. Lukisan dua buah gunung yang berhimpit menjadi satu melambangkan bersatunya rakyat dengan Pemerintah Daerah, disamping melambangkan Kota Salatiga berada di daerah pegunungan yang berhawa sejuk.
  6. Lukisan Padi dan Kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Salatiga, sedangkan jumlah biji padi 24 buah dan daun kelopak bunganya berjumlah 7, melambangkan tanggal dan bulan hari jadi Kota Salatiga.
  7. Lukisan Patung Ganesa melambangkan peranan dan fungsi Salatiga sebagai kota pendidikan.
  8. Susunan Batu Bata melambangkan status Kota / Kotamadya; sedangkan 4 lekukan serta 5 kubu perlindungan melambangkan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada Tahun 1945.
  9. Pita dengan tulisan “SRIR ASTU SWASTI PRAJABHYAH”, mempunyai makna “Semoga Bahagia Selamatlah Rakyat Sekalian”.
  10. Di atas lambang bertuliskan “SALATIGA”, menyatakan bahwa lambang ini adalah milik Daerah Kota Salatiga.

Arti Warna:
  • Putih berarti kejujuran / kesucian
  • Kuning Emas berarti keluhuran / keagungan / kemulian/ kejayaan
  • Hijau berarti kemakmuran
  • Biru berarti kedamaian
  • Hitam berarti keabadian / keteguhan
  • Merah berarti keberanian

DOWNLOAD LOGO  KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY)
Untuk mendownload logo  KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO  KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY)  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA SALATIGA (SALATIGA CITY)"

Posting Komentar