DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BIREUEN (BIREUEN REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Bireuen adalah sebuah kabupaten yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kabupaten ini terletak di kordinat 96° 20' 00” -  97° 21' 00” Bujur Timur dan 4° 54’ 00" - 5° 21’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bener Meriah, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya. Wilayah Kabupaten Bireuen secara umum merupakan wilayah dataran rendah hingga kawasan pesisir.

Kabupaten Bireuen sendiri wilayahnya terdiri dari 17 Kecamatan dan 609 Gampong. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Bireuen mencapai 432.870 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Bireuen yaitu 1.901,20 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 106 jiwa/km². Kabupaten Bireuen termasuk salah satu kabupaten yang bersejarah bagi bangsa ini karena pernah ditetapkan sebagai ibukota Republik Indonesia kedua pada tanggal 18 Juni 1948 yakni tepat pada saat Agresi Militer Belanda II (1947-1948). Kabupaten Bireuen juga terkenal di bidang kulinernya diantaranya Mie Kocok Geurugok (Gandapura), Rujak Manis dan Bakso Gatok (Kuta Blang), Sate Matang (Peusangan) Bu Sie Itek dan Nagasari (Kota Juang/Bireuen).     
     
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bireuen ada beragam, diantaranya yaitu menikmati kealamian air terjun Ceuraceu di desa Samagadeng kecamatan Pandrah, Pantai Peuneulet Baroh kecamatan Simpang Mamplam, Pantai Kuala Raja di kecamatan Kuala, pantai Krueng Juli dan pantai Ujong Blang di kecamatan Kuala, Pemandian Batee Iliek di kecamatan Samalanga, Pantai Jangka di kecamatan Jangka, Air terjun Samalanga di kecamatan samalanga, Krueng Simpo di Takengon, Pantai Calok Samalanga di kecamatan Pandarah, Pantai Mamplan di kecamatan Pandarah, Ulee Kareung di kecamatan simpang Mamplam, Rumoh Teungku Chik di Awe Geutah kecamatan Peusangan Siblah Krueng dan Air terjun Le Rhop di kecamatan Simpang Mamplam.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Air terjun piramida di kecamatan Samalanga, Cot Panglima di kecamatan Juli, Pantai Laot Lapang di kecamatan Gandapura, Pantai Reuleng Manyang di kecamatan Pandrah, atau kuliner di Sate matang di Geuleumpang Dua, mie pangsit Cek Bireuen , Star Black Coffee depan pendopo Bireuen Aceh, Mie Pangsit Apilin, Coffee.in, Warung Habiby, Chobbles Resto & Cafe, Ayam Lepaas, Bengkupi dan Warung Kopi UK 88, serta masih banyak lagi tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi guna melepas penat dikala liburan.

Website Resmi Kabupaten Bireuen : www.bireuenkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN BIREUEN
Kabupaten Bireuen dalam catatan sejarah dikenal sebagai daerah Jeumpa. Dahulu Jeumpa merupakan sebuah kerajaan kecil di Aceh. Menurut Ibrahim Abduh dalam Ikhtisar Radja Jeumpa, Kerajaan Jeumpa terletak di Desa Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Kerajaan-kerjaan kecil di Aceh tempo dulu termasuk Jeumpa mengalami pasang surut. Apalagi setelah kehadiran Portugis ke Malaka pada tahun 1511 M yang disusul dengan kedatangan Belanda. Secara de facto Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904, yaitu ketika Belanda dapat menduduki benteng Kuta Glee di Batee Iliek, di bagian barat Kabupaten Bireuen. 

Kemudian dengan Surat Keputusan Vander Guevernement General Van Nederland Indie tanggal 7 September 1934, Aceh dibagi menjadi enam Afdeeling (kabupaten) yang dipimpin oleh seorang Asisten Residen. Salah satunya adalah Afdeeling Noord Kust van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang dibagi dalam tiga Onder Afdeeling (kewedanan). Kewedanan dikepalai oleh seorang Countroleur (wedana) yaitu: Onder Afdeeling Bireuen (kini Kabupaten Bireuen), Onder Afdeeling Lhokseumawe (Kini Kota Lhokseumawe) dan Onder Afdeeling Lhoksukon (Kini jadi Ibu Kota Aceh Utara). Selain Onder Afdeeling tersebut, terdapat juga beberapa daerah Ulee Balang (Zelf Bestuur) yang dapat memerintah sendiri terhadap daerah dan rakyatnya, yaitu Ulee Balang Keureutoe, Geureugok, Jeumpa dan Peusangan yang diketuai oleh Ampon Chik. 

Pada masa pendudukan Jepang istilah Afdeeling diganti dengan Bun, Onder Afdeeling diganti dengan Gun, Zelf Bestuur disebut Sun. Sedangkan mukim disebut Kun dan gampong disebut Kumi. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Aceh Utara disebut Luhak, yang dikepalai oleh Kepala Luhak sampai tahun 1949. Kemudian, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949, dibentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan beberapa negara bagian. Salah satunya adalah Negara Bagian Sumatra Timur, Aceh dan Sumatra Utara tergabung didalamnya dalam Provinsi Sumatra Utara. Kemudian melalui Undang-Undang Darurat nomor 7 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom setingkat kabupaten di Provinsi Sumatra Utara, maka dibentuklah Daerah Tingkat II Aceh Utara. 

Keberadaan Aceh dibawah Provinsi Sumatra Utara menimbulkan rasa tidak puas masyarakat Aceh. Para tokoh Aceh menuntut agar Aceh berdiri sendiri sebagai sebuah provinsi. Hal ini juga yang kemudian memicu terjadinya pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1953. Pemberontakan ini baru padam setelah keluarnya Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 1/Missi/1957 tentang pembentukan Provinsi daerah Istimewa Aceh dan Aceh Utara sebagai salah satu daerah Tingkat dua, Bireuen masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara. Baru pada tahun 1999 Bireuen menjadi Kabupaten tersendiri setelah lepas dari Aceh Utara selaku Kabupaten induk, pada 12 Oktober 1999, melalui Undang Undang Nomor 48 tahun 1999. 

Daerah pecahan Aceh Utara ini juga dikenal sebagai kota juang. Beragam kisah heroik terekam dalam catatan sejarah. Benteng pertahanan di Batee Iliek merupakan daerah terakhir yang diserang Belanda yang menyisakan kisah kepahlawan pejuang Aceh dalam menghadapi Belanda. Alasan dijuluki sebagai kota juang, Bireuen pernah menjadi  ibukota RI yang ketiga selama seminggu pada tahun 1948,  Di zaman Revolusi  1945, kemiliteran Aceh pernah dipusatkan di Bireuen, pernah menjadi basis perjuangan Divisi X Komandemen Sumatra Langkat dan Tanah Karo dibawah pimpinan Panglima Kolonel Hussein Joesoef, serta Dua pesawat (Seulawah I dan Seulawah II) disumbangkan oleh rakyat Aceh atas permintaan Soekarno dan menjadi cikal bakal lahirnya pesawat Garuda Indonesia Airways dan Radio Rimba Raya di Kawasan Kabupaten Bener Meriah. 

ARTI LOGO KABUPATEN BIREUEN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Bireuen :
  1. Bintang bersegi lima adalah melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Kubah Mesjid adalah melambangkan Keislaman dan Syari’at Islam.
  3. Bunga Jeumpa adalah melambangkan Keharuman dan Kesucian.
  4. Buku adalah melambangkan Daya Cipta dan Sumber Daya Manusia.
  5. Tugu dengan jumlah anak tangga 4 (empat) buah adalah melambangkan Pencerminan Bireuen sebagai Kota Juang.
  6. Padi yang berjumlah 10 (sepuluh) butir dan Kapas yang berjumlah 9 (sembilan) buah dari kiri dan 9 (sembilan) buah di Kanan adalah melambangkan Kesuburan dan Kemakmuran.
  7. Rencong adalah melambangkan Kepahlawanan Rakyat.
  8. Timbangan adalah melambangkan  symbol dari pada Keadilan yang merupakan cita-cita seluruh rakyat.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BIREUEN

Untuk mendownload logo KABUPATEN BIREUEN (BIREUEN REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN BIREUEN (BIREUEN REGENCY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BIREUEN (BIREUEN REGENCY)"

Posting Komentar