DESKRIPSI
Kota Banda Aceh adalah sebuah kota yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kota ini terletak di kordinat 95° 16' 15” - 95° 22' 35” Bujur Timur dan 5° 16’ 15" - 5° 36’ 16" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Wilayah Kota Banda Aceh secara umum merupaka wilayah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0,45 hingga 1 meter diatas permukaan laut, dimana keadaan daratannya merupakan permukaan yang cukup datar.
Kota Banda Aceh adalah sebuah kota yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kota ini terletak di kordinat 95° 16' 15” - 95° 22' 35” Bujur Timur dan 5° 16’ 15" - 5° 36’ 16" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Wilayah Kota Banda Aceh secara umum merupaka wilayah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0,45 hingga 1 meter diatas permukaan laut, dimana keadaan daratannya merupakan permukaan yang cukup datar.
Kota Banda Aceh sendiri wilayahnya terdiri dari 9 Kecamatan dan 90 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kota Banda Aceh mencapai 238.814 jiwa. Luas wilayah Kota Banda Aceh yaitu 61,36 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 3.892 jiwa/km². Sektor utama yang menjadi penunjang perekonomian masyarakat di Kota Banda Aceh adalah sektor perdagangan dan pariwisata. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Kota Banda Aceh juga merupakan kota Islam yang paling tua di Asia Tenggara, di mana Kota Banda Aceh merupakan ibu kota dari Kesultanan Aceh.
Destinasi wisata yang ada di Kota Banda Aceh ada beragam, diantaranya yaitu wisata Masjid Raya Baiturrahman, Air terjun Kuta Malaka di kecamatan Suka Makmur, air terjun Pekan Biluidi kecamatan Darul Kamal, Benteng Indra Patra peninggalan kerajaan Hindu Budha yang berada di kecamatan Baitussalam, lalu ada wisata Ujung Kelindu di kecamatan Mesjid Raya, kemudian ada Bukit Lhok Eumpe di kecamata Lhoknga, lalu ada Bukit Soeharto di Kecamatan Majid Raya, Pantai Lampuk dan panta Lhoknga di kecamatan Lhoknga, ada lagi pantai Ulee Lheuedi kecamatan Meuraxa dan ada juga wisata d Kapal Apung Lampulo yang ada di kecamatan Kuta Alam, atau ke Hutan Kota BNI Banda Aceh di kecamatan Syah Kuala.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Museum Tsunami dan Pemakaman Kerkhof Peutjoet di kecamatan Baiturrahman, lalu ada Tama Sari Gunongan dan Pito Khob yang ada di kecamatan Baiturrahman, kemudian ada juga Museum Aceh berupa bagunan rumah adat Aceh yang juga terletak di kecamatan Baiturrahman, kemudian ada Taman Ratu Safiatuddin di kecamatan Kuta Alam, lalu ada Lapangan Blangpadang yang juga ada di kecamatan Baiturrahman, atau bisa juga berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesl (PLTD) Apung I yang berlokasi di Punge Blang Cut kecamatan Jaya Baru atau ke Taman Putroe Phang di kecamatan Baiturrahman.
Website Resmi Kota Banda Aceh : www.bandaacehkota.go.id
SEJARAH KOTA BANDA ACEH
Banda Aceh sebagai ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-14. Kesultanan Aceh Darussalam dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura (Indrapuri). Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh, didapat keterangan bahwa Kesultanan Aceh beribu kota di Kutaraja (Banda Aceh). Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam Lamuri. Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam. Lokasi istana Meukuta Alam berada di wilayah Banda Aceh.
Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh, hanya selama 10 tahun. Menurut prasasti yang ditemukan dari batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpin pertama Kesultanan Aceh Darussalam ini meninggal dunia pada 12 Dzulhijah Tahun 936 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1530 Masehi. Kendati masa pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun ia berhasil membangun Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara. Pada masa ini, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perompakan yang dilakukan armada Portugis.
Pada masa Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa. Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia). Pada masa agresi kedua Belanda, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh yang kemudian dirayakan oleh Van Swieten dengan memproklamasikan jatuhnya kesultanan Aceh dan mengubah nama Banda Aceh menjadi Kuta Raja. Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia baru sejak 28 Desember 1962 nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43.
Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Hindia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan Pemerintah Kota Banda Aceh, jumlah penduduk Kota Banda Aceh hingga akhir Mei 2019 adalah sebesar 270.321 jiwa.
ARTI LOGO KOTA BANDA ACEH
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Banda Aceh :
- Perisai, melambangkan perlindungan untuk seluruh penduduk Kota Banda Aceh. 5 sudut pada perisai melambangkan Pancasila sebagai pondasi utama Kota Banda Aceh.
- Padi dan lada yang ada di samping kanan dan kiri logo melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kota Banda Aceh yang dianugrahi tanah yang subur dan makmur.
- Gunung yang mengapit kubah masjid melambangkan kebudayaan dan kekayaan Kota Banda Aceh yang terdiri dari wilayah gunung dan perbukitan.
- Kubah Masjid yang ada di tengah gunung melambangkan keyakinan dan peraturan-peraturan islami yang berlaku di Kota Banda Aceh.
- Rencong yang terhunus di tengah-tengah logo melambangkan kepahlawanan dari para pejuang-pejuang yang berasal dari Kota Banda Aceh.
- Tugu berwarna hitam yang menjadi background rencong melambangkan Kota Banda Aceh adalah kota pendidikan
- Kalimat “KOTA BANDA ACEH”, melambangkan Identitas kota tersebut yang bernama Kota Banda Aceh.
DOWNLOAD LOGO KOTA BANDA ACEH
Untuk mendownload logo KOTA BANDA ACEH (BANDA ACEH CITY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA BANDA ACEH (BANDA ACEH CITY)"
Posting Komentar