DOWNLOAD LOGO KOTA LHOKSEUMAWE (LHOKSEUMAWE CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kota ini terletak di kordinat 96° 20' 00” -  97° 21' 00” Bujur Timur dan 4° 54’ 00" - 5° 18’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Syamtalira Bayu (Kabupaten Aceh Utara), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta Makmur (Kabupaten Aceh Utara), sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Dewantara (Kabupaten Aceh Utara). Wilayah Kota Lhokseumawe secara umum merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 24 meter diatas permukaan laut.

Kota Lhokseumawe sendiri wilayahnya terdiri dari 4 Kecamatan, 9 Kemukiman dan 68 Gampong/Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kota Lhokseumawe mencapai 190.903 jiwa. Luas wilayah Kota Lhokseumawe yaitu 181,06 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 1,054 jiwa/km². Sektor utama yang menjadi penunjang perekonomian masyarakat di Kota Lhokseumawe adalah sektor persawahan dan perkebunan. Wilayah kota ini terbagi kedalam pemukiman penduduk sekitar 60%, sisanya berupa perkebunan dan persawahan sebesar 25,35%. Pemanfaatan lahan untuk persawahan mencapai 21%, sedangkan pemanfaatan untuk lahan perkebunan baru sekitar 4% dari total yang ada.       
       
Destinasi wisata yang ada di Kota Lhokseumawe ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pulau Seumadu berada sekitar 12 kilometer dari Kota Lhokseumawe, kemudian ada Bukit Goa Jepang (Blang Panyang) yang merupakan peninggalan jepang sejak tahun 1942, ada juga wiasata ke Taman Ngieng Jioh berlokasi di desa Blang Panyang kecamatan Muara Dua, ada juga wisata sungai Krueng Cunda di desa Cunda, kemudian ada Pantai Ujong Blang yang lokasinya sekitar 5 kilometer dari pusat kota Lhokseumawe, ada juga Pantai Meuraksa di kecamatan Blang Mangat, kemudian ada Waduk Jeuleukat yang berlokasi di kecamatan Blang Mangat, lalu ada Taman Riyadhah di desa Kuta Blang kecamatan Banda Sakti dan Pantai Ulee Jalan.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Islamic Center Lhokseumawe berupa kompleks masjid yang dibangun pada sekitar tahun 1267 di kelurahan Simpang Empat, lalu ada Waduk Pusong di jalan Waduk Pusong, kemudian ada Buket Paloh Bateeyang berlokasi di kecamatan Muara Dua, lalu ada pantai Rencong yang berlokasi di kecamatan Muara Satu, kemudian ada Dermaga Pertamina Lhokseumawe, Pelabuhan Krueng Geukueh, lalu bisa juga ziarak ke makam Putroe Neng yang merupakan makam seorang wanita Tiongkok yang masuk slam di desa Blang Pulo, kemudian ada juga wisata ke Museum Malikussaleh di jalan Mayjen Tengku Islamiah, atau ke Museum Kota Lhokseumawe di jalan Teuku Hamzah Bendanara

Website Resmi Kota Lhokseumawe : www.lhokseumawekota.go.id

SEJARAH KOTA LHOKSEUMAWE
Kota Lhokseumawe lebih akrab dengan julukan Kota Petro Dolar oleh masyarakatnya, hal ini muncul seiring masa kejayaan Mobil Oil, PT Arun, dan sejumlah proyek vital lainnya di Lhokseumawe. Kawasan ini sudah memainkan perannya sejak kemunculan Kerajaan Samudera Pasai sekitar abad ke-13. Lhokseumawe terus memainkan peran penting saat menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh sejak tahun 1524, masa kolonial dan perang kemerdekaan. Peran penting Kota Lhokseumawe dalam sejarah Aceh bisa terlihat dari banyaknya situs bersejarah (dari abad 11 M-20 M) di seantero kota yang membawahi lima kecamatan ini. Di antaranya, tiang gantung atau tempat Teuku Chik Di Tunong dieksekusi, Benteng Tentara Jepang, Makam Teungku Lhokseumawe, Makan Tgk Chik Ditunong. 

Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903, setelah perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai dan dijajah Belanda. Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe yang tunduk di bawah Aspiran Controeleur. Di Lhokseumawe, berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen atau Bupati. Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, Kota Lhokseumawe sebagai salah satu pulau kecil dengan luas sekitar 11 km² yang dipisahkan dengan Sungai Krueng Cunda diisi bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta Api oleh Pemerintah Belanda. 

Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintahan Negara Republik Indonesia belum terbentuk sistemik sampai kecamatan ini. Pada mulanya Lhokseumawe digabung dengan Bestuurder Van Cunda. Penduduk didaratan ini makin ramai berdatangan dari daerah sekitarnya seperti Buloh Blang Ara, Matangkuli, Blang Jruen, Lhoksukon, Nisam, cunda serta Pidie. Pada tahun 1956, dengan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, terbentuk daerah-daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkup daerah Provinsi Sumatra Utara, di mana salah satu kabupaten diantaranya adalah Aceh Utara dengan ibu kotanya Lhokseumawe. Pada tahun 1964, dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Aceh Nomor 34/G.A/1964 tanggal 30 November 1964, ditetapkan bahwa kemukiman Banda Sakti dalam Kecamatan Muara Dua, dijadikan Kecamatan tersendiri dengan nama Kecamatan Banda Sakti. 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, status Lhokseumawe berpeluang ditingkatkan menjadi Kota Administratif. Pada tanggal 14 Agustus 1986, dengan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 1986 Pembentukan Kota Administratif Lhokseumawe ditandatangani oleh Presiden Soeharto, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Soeparjo Roestam pada tanggal 31 Agustus 1987. Dengan adanya hal tersebut maka secara de jure dan de facto Lhokseumawe telah menjadi Kota Administratif dengan luas wilayah 253,87 km² yang meliputi 101 desa dan 6 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Dewantara, Kecamatan Muara Batu, dan Kecamatan Blang Mangat. 

Sejak Tahun 1988 gagasan peningkatan status Kotif Lhokseumawe menjadi Kotamadya mulai diupayakan sehingga kemudian lahir UU Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe tanggal 21 Juni 2001 yang ditandatangani Presiden RI Abdurrahman Wahid, yang wilayahnya mencakup tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, dan Kecamatan Blang Mangat. Pada tahun 2006, kecamatan Mura Dua mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Muara Dua dan Muara Satu sehingga jumlah kecamatan di Kota Lhokseumawe menjadi empat kecamatan.

ARTI LOGO KOTA LHOKSEUMAWE
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Lhokseumawe :
  1. Bintang / Kubah Mesjid, melambangkan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Pita Merah Putih, melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Padi dan Kapas, melambangkan Kemakmuran.
  4. Rumoh Aceh / Pintu Aceh, melambangkan Ciri Khas Budaya Aceh.

DOWNLOAD LOGO KOTA LHOKSEUMAWE
Untuk mendownload logo KOTA LHOKSEUMAWE (LHOKSEUMAWE CITY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA LHOKSEUMAWE (LHOKSEUMAWE CITY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA LHOKSEUMAWE (LHOKSEUMAWE CITY)"

Posting Komentar