DOWNLOAD LOGO KOTA SABANG (SABANG CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Sabang adalah sebuah kota yang masuk ke dalam wilayah provinsi Aceh. Secara posisi Kota ini terletak di kordinat 95° 13' 02” -  95° 22' 36” Bujur Timur dan 5° 46’ 28" - 5° 54’ 28" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Samudea Hindia. Wilayah Kota Sabang secara umum merupakan wilayah Kepulauan dan sering disebut sebagai titik paling utara Indonesia, titik paling utara ini berada di Pulau Rondo. Pulau terbesar di wilayah Sabang adalah pulau Weh, dan ada 5 pulau di wilayah ini.

Kota Sabang sendiri wilayahnya terdiri dari 2 Kecamatan dan 18 Gampong/Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kota Sabang mencapai 40.040 jiwa. Luas wilayah Kota Sabang yaitu 153,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 261 jiwa/km². Kota Sabang terdiri dari 5 pulau yaitu Pulau Klah (luasnya 0,186 km²), Pulau Rondo (luasnya 0,650 km²), Pulau Rubiah (luasnya 0,357 km²), Pulau Seulako (luasnya 0,055 km²) dan Pulau Weh (luasnya 121 km²). Kota Sabang juga merupakan zona ekonomi bebas Indonesia, merupakan wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India.

Destinasi wisata yang ada di Kota Sabang ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pantai Ujung Kareung di pulau Weh, Pantai Anoi Itam di kecamatan Sukajaya, Pantai Sumur Tiga di kecamatan Sukajaya, Pantai Iboih di kecamatan Sukakarya, Danau Aneuk Laot di kecamatan Sukakarya, Air terjun Pria Laot di Gampong Pria Laot, kemudian ada wisata Gunung Jaboi di Pulau Weh, ada wisata Pantai Tapak Gajah di kecamatan Sukajaya, Pantai Gapang di kecamatan Sukakarya, Pantai Kasih di kecamatan Sukajaya, Sabang Hill di kecamatan Sukakarya, Gua Sarang di kecamatan Sukajaya, Tugu Nol Kilometer di desa Iboih Ujong Ba'u kecamatan Sukakarya, dan ada benteng Bunker Jepang si gampong Anoe Itam kecamatan Sukajaya.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata lain yaitu Pemandian Air Panas Keuneukaidi kecamatan Sukajaya, Sirui Hidrothermal di kecamatan Sukakarya, Tugu I Love Sabang di gampong Cut Ba'u kecamatan Sukajaya, Pantai Teupin Layeu, Pantai Pasir Putih di kecamatan Sukajaya, Pantai Paneuh di kecamatan Sukakarya, Pantai Jaboi di kecamatan Sukajaya, Pantai Arun di kecamatan Sukajaya, Pantai Batee Dua di kecamatan Sukajaya, Pantai Mata Ie Sabang di Ujong Kareung, pantai Keramat Pandan di kecamatan Sukakarya, Mercusuar Balohan di Gampong Balohan Kecamatan Sukajaya, Mercusuar Ie Meuleedi Tj. Jaya dan Mercusuar Ujong Asam di Kuta Barat kecamatan Sukakarya.

Website Resmi Kota Sabang : www.sabangkota.go.id

SEJARAH KOTA SABANG
Kota Sabang merupakan kawasan perdagangan peting pada masa penjajahan Belanda, berawal dari dibukanya Terusan Suez yang diresmikan pada tahun 1869 untuk menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah (Teluk Suez). Terusan Suez menjadi jalur penting perdagangan, sebelumnya jalur ini merupakan daratan dimana kapal-kapal sebelum adanya terusan ini melakukan pengosongan muatan kemudian mengangkut muatan tersebut melalui jalur darat, berkat terusan ini kapal-kapal bisa langsung melewatinya tanpa membongkar muatan. Begitu pentingnya terusan ini, sampai-sampai menjadi objek rebutan antara pasukan Sekutu dan Pasukan Poros. Adanya terusan ini juga mengubah jalur perdagangan di Indonesia, dimana kepulauan Indonesia tak lagi dapat dicapai dari selat Sunda, namun melalui Selat Malaka dan melewati Pulau Weh.

Ketika VOC sebagai serikat dagang Belanda dibubarkan pada tahun 1799, didirikanlah Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) yang membeli rempah-rempah dan hasil perkebunan di wilayah koloninya dengan harga murah utuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Lalu pada tahun 1881 Belanda mendirikan Kolen Station di teluk Sabang yang terkenal dengan pelabuhan alamnya. Kemudian pada tahun 1883 didirikannya "Atjeh Associate oleh Factorij van de Nederlandsche Handel Maatschappij" (Factory of Netherlands Trading Society) dan De Lange & Co. di Batavia (Jakarta) untuk mengoperasikan pelabuhan dan stasiun batubara di Sabang. Awalnya pelabuhan ini dimaksudkan sebagai stasiun batubara untuk Angkatan Laut Belanda, tetapi kemudian juga melayani kapal dagang umum. 

Pada tahun 1895 sebuah depot batubara atau pelabuhan alam yang bernama Kolen Station selesai dibangun dengan kapasitas 25.000 ton batubara yang berasal dari Sumatra Barat. Pelabuhan juga menyediakan bahan bakar minyak yang dikirim dari Palembang. Kapal yap dari banyak negara, singgah untuk mengambil bahan bakar batubara, air segar, ataupun memanfaatkan fasilitas perbaikan kapal (docking). Tahun 1896 Sabang dibuka sebagai pelabuhan bebas (vrij haven) untuk perdagangan umum dan sebagai pelabuhan transit barang-barang terutama dari hasil pertanian Deli, sehingga Sabang mulai dikenal oleh lalu lintas perdagangan dan pelayaran dunia.

Pada Tahun 1899 Ernst Heldring mengenali potensi Sabang untuk menjadi pelabuhan internasional dan mengusulkan pengembangan pelabuhan Sabang pada NHM (Nederlandsche Handel Maatschappij) dan beberapa perusahaan Belanda lainnya melalui bukunya yang berjudul Oost Azie en Indie. Balthazar Heldring selaku presiden direktur NHM menyambut baik usulan ini dan pada tahun itu juga mengubah Atjeh Associate menjadi N. V. Zeehaven en Kolenstation Sabang te Batavia (Sabang Seaport and Coal Station of Batavia) yang kemudian dikenal dengan Sabang Maatschappij atau Sabang Mij, dan merehab infrastruktur pelabuhan agar layak menjadi pelabuhan bertaraf Internasional. Dengan demikian, sebelum Perang Dunia II, pelabuhan Sabang adalah pelabuhan yang sangat penting dibandingkan Singapura. 

Perang Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang dan dijadikan basis pertahanan maritim wilayah barat yang terbesar di Sumatra. Kemudian Sabang sebagai pelabuhan bebas ditutup dan pelabuhan Sabang dijadikan sebagai pelabuhan militer Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup. Tahun 1945 Sabang mendapat dua kali serangan dari pasukan Sekutu dan menghancurkan sebagian infrastruktur. Kemudian Indonesia Merdeka tetapi Sabang masih menjadi wilayah koloni Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Sabang menjadi pusat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50. Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas. Gagasan itu kemudian diwujudkan dan diperkuat dengan terbitnya UU No 3/1970 tentang Perdagangan Bebas Sabang dan UU No 4/1970 tentang ditetapkannya Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Dan atas alasan pembukaan Pulau Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Sabang terpaksa dimatikan berdasarkan UU No 10/1985.

Pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang membuat Sabang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi di kawasan Asia Selatan. Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sabang, berlangsung Jambore Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang diprakarsai BPPT dengan fokus kajian ingin mengembangkan kembali Sabang. Disusul kemudian pada tahun 1998 Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan oleh Presiden BJ Habibie dengan Keppes No. 171 tahun 1998 pada tanggal 28 September 1998. 

Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid di Sabang dengan diterbitkannya Inpres No. 2 tahun 2000 pada tanggal 22 Januari 2000. Dan kemudian diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang. Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer. 

ARTI LOGO KOTA SABANG
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Sabang :
  1. Gambar 2 rencong yang ada dikanan dan kiri seperti gerbang melambangkan Kota Sabang sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia dan menjadi pintu gerbang awal kemajuan dan perkembangan Indonesia.
  2. Gambar pulau bulat melambangkan wilayah yang termasuk dalam kawasan Kota Sabang yaitu Pulau Weh dan pulau-pulau lainnya.
  3. Gambar ombak yang ada dibawah pulau melambangkan Kota Sabang terdiri dari kawasan perairan/laut yang menjadi pintu masuk kawasan Indonesia.
  4. Gambar matahari berwarna kuning emas yang bersatu dengan gambar pulau melambangkan matahari terbenam dari Kota Sabang yang memancarkan keindahan panorama alam yang luar biasa.
  5. Melambangkan keseburan dataran tinggi Kota Sabang yang dikenal sebagai Serambi Mekah.

DOWNLOAD LOGO KOTA SABANG
Untuk mendownload logo KOTA SABANG (SABANG CITY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:


LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA SABANG (SABANG CITY) <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA SABANG (SABANG CITY)"

Posting Komentar