DESKRIPSI
Kabupaten Bungo adalah sebuah kota yang masuk ke dalam wilayah provinsi Jambi. Secara posisi Kabupaten Bungo terletak di titik kordinat 101° 27' 00” - 102° 30' 00” Bujur Timur dan 1° 55’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Darmasraya dan Kabupaten Tebo, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Meragin, dan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Kerinci. Wilayah Kabupaten Bungo secara umum merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 25 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Bungo adalah sebuah kota yang masuk ke dalam wilayah provinsi Jambi. Secara posisi Kabupaten Bungo terletak di titik kordinat 101° 27' 00” - 102° 30' 00” Bujur Timur dan 1° 55’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Darmasraya dan Kabupaten Tebo, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Meragin, dan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Kerinci. Wilayah Kabupaten Bungo secara umum merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 25 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Bungo sendiri wilayahnya terdiri dari 17 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 141 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Bungo mencapai 332.881 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Bungo yaitu 4.659,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 71 jiwa/km². Kabupaten ini memiliki kekayaan alam yang melimpah di antaranya sektor perkebunan yang ditopang oleh karet dan kelapa sawit serta sektor pertambangan ditopang oleh batu bara. Selain itu Kabupaten Bungo juga kaya akan emas yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bungo.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bungo ada beragam, diantartanya yaitu Air Terjun Tengan Kiri yang berlokasi di desa Rantau Pandan kecamatan Rantau Pandan sekitar 31 Km dari pusat kota Muara Bungo, selain itu ada wisata Taman Kota Muara Bungo yang berlokasi di Jl. Baharudin, Jaya Setia kecamatan Pasar Muara Bungo, lalu ada wisata air terjun Telago Jando yang terletak di Muara Buat Kecamatan Bathin Ulu. Ada juga Semangi Water Park yang berada di desa Sungai Mengkuang Rimbo Tengah Kecamatan Sungai Mengkuang, kemudian ada taman Pusparagam yang berlokasi di Jl. Baharudin, Jaya Setia kecamatan Pasar Muara Bango, lalu ada wisata Dam Semangi di desa Pelayang kecamatan Bathin II Pelayang.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti Taman Hijau Muara Bungo di desa Bungo Barat kecamatan Pasar Muara Bungo, kemudian ada wisata Air terjun Punjung Empat di desa Rantau Keloyang kecamatan Pelepat, lalu ada juga wisata Lubuk Beringin d kecamatan Bathin III Ulu. Selain itu ada Dam Tapus Tanah Tumbuh di desa Tebing Tinggi Uleh kecamatan Tanah Tumbuh, ada Batu Tapak Sembilan di kecamatan Bathin III, Masjid Al Falah Empelu di kecamatan Tanah Sepenggal, Gua Alam di kecamatan Rantau Pandan, serta Air terjun Renah Sungai Besar di kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang.
Website Resmi Kabupaten Bungo : www.bungokab.go.id
SEJARAH KABUPATEN BUNGO (BUNGO REGENCY)
Kabupaten Bungo sebagai salah satu daerah Kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi, semula merupakan bagian dari Kabupaten Merangin, sebagai salah satu kabupaten dari keresidenan Jambi yang tergabung dalam Provinsi Sumatra Tengah berdasarkan Undang-Undang nomor 10 tahun 1948. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956, Kabupaten Merangin yang semula Ibu kotanya berkedudukan di Bangko dipindahkan ke Muara Bungo. Pada tahun 1958, rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD peralihan dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar:
- Kewedanaan Muara Bungo dan Tebo menjadi Kabupaten Muara Bungo Tebo dengan Ibu kota Muara Bungo.
- Kewedanaan Sarolangun dan Bangko menjadi kabupaten Bangko dengan Ibu kotanya Bangko.
Sebagai perwujudan dari tuntutan rakyat tersebut, maka keluarlah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang pembentukan Daerah Kabupaten Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko dan kabupaten Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara bungo Yang mengubah Undang Undang Nomor 12 tahun 1956.
Seiring dengan pelantikan M.Saidi sebagai Bupati, diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan di ganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo, maka sejak tanggal 19 Oktober 1965 dinyatakan sebagai, Hari Jadi kabupaten Muara Bungo Tebo. Untuk memudahkan sebutannya dengan keputusan DPRGR kabupaten daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, ditetapkan dengan sebutan Kabupaten Bungo Tebo. Seiring dengan berjalannya waktu melalui Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 Kabupaten Bungo Tebo dimekarkan menjadi 2 wilayah yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo.
ARTI LOGO KABUPATEN BUNGO (BUNGO REGENCY)
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Bungo :
Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo sebanyak 8 helai
Melambangkan Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu Bathin II Ilir, Bathin II Babeko, Bathin VII, Pelepat, Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, Tanah Sepenggal dan Jujuhan. Kemudian Bathin II Ilir dan Bathin II Babeko menjadi Kecamatan Muara Bungo, Bathin II Ulu dan Bathin VII menjadi Kecamatan Rantau Pandan, Marga Pelepat menjadi Kecamatan Pelepat, Bathin V/VII menjadi Kecamatan Tanah Tumbuh, Marga Tanah Sepenggal menjadi Kecamatan Tanah Sepenggal dan Marga Jujuhan menjadi Kecamatan Jujuhan.
Ketayo Pelito dan Keris dengan latar belakang gung
Ketayo Pelito merupakan alat penerangan/lampu, karya khas masyarakat Bungo secara simbolis mengandung arti sebagai pelita yang tak kunjung padam adalah simbol masyarakat daerah ini yang tak kenal menyerah.
Ketayo Pelito merupakan alat penerangan/lampu, karya khas masyarakat Bungo secara simbolis mengandung arti sebagai pelita yang tak kunjung padam adalah simbol masyarakat daerah ini yang tak kenal menyerah.
Keris dengan lima lekukan ujung lancip yang berdiri tegak lurus dibelakang ketayo
Adalah lambang perjuangan menentang penjajahan dan kemelaratan, dimana hal ini merupakan semangat juang terus hidup sepanjang zaman berdasarkan dan dipimpin oleh hikmah. Serta melambangkan lima induk UU sebagai dasar hukum (adat), dasar kehidupan dan penghidupan
Adalah lambang perjuangan menentang penjajahan dan kemelaratan, dimana hal ini merupakan semangat juang terus hidup sepanjang zaman berdasarkan dan dipimpin oleh hikmah. Serta melambangkan lima induk UU sebagai dasar hukum (adat), dasar kehidupan dan penghidupan
Kubah Mesjid
Melambangkan keagamaan dan ketaqwaan serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana masyarakat Kabupaten Bungo sangat meyakini dalam semua aspirasi dan etika masyarakat tidak akan tercapai tanpa ridho Tuhan YME, karena kepada-Nya lah manusia berserah diri.
Melambangkan keagamaan dan ketaqwaan serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana masyarakat Kabupaten Bungo sangat meyakini dalam semua aspirasi dan etika masyarakat tidak akan tercapai tanpa ridho Tuhan YME, karena kepada-Nya lah manusia berserah diri.
Sembilan Belas Biji Padi dan Sepuluh Kuntum Bungo Dani saling impit rangkai diikat sebuah pita
Melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat. Sedangkan jumlah biji sebanyak 19 buah sebagai lambang 19 dan 10 kuntum Bungo Dani sebagai lambang bulan 10, dimana tanggal dan bulan ini Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo diresmikan yang tetap dipertahankan simbol Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk.
Pita bertulis Motto Kabupaten Bungo dalam bahasa daerah bertulis Langkah Serentak Limbai Seayun
yang bermaksud :
- Sebagai pernyataan bahwa anak negeri mempunyai sifat, watak dan pendirian. Satu kata lahir dengan batin, sekato mulut dengan hati, satu kato dengan pembicaraan.
- Anak negeri seiyo sekato bersama-sama pemimpin dalam membangun daerah, mengutamakan musyawarah dan mufakat, memelihara persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Masyarakat Kabupaten Bungo yang berdiam didalam negeri berpagar.
Undang, rumah berpagar adat, tepian berpagar baso, haruslah tudung menudung bak daun sirih, jahit menjahit bak daun petai, hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah, adat sama diisi, lembago sama-sama dituang, perintah sama dipatuhi, bak saluko adat Berat samo dipikul ringan samo dijinjing, kebukit samo mendaki kelurah samo menurun, ado samo dimakan idak samo dicari, seciap bak ayam sedencing bak besi, kok malang samo merugi bak balado samo mendapat serta terendam samo basah terampai samo kering.
Anak Negeri seukur, satu kata batin dengan penghulu (pimpinan) selarik sejajar, cerdik sehukum, malam seagama, tuo-tuo searah seayun, anak-anak negeri seiyo sekato barulah bumi aman padi menjadi, rumput mudo kerbaunyo gemuk, baumo mendapat padi, menambang mendapat emeh (emas), buah-buahan segalo menjadi, baru basuo bak kato seluko adat keayik cemetik keno, kedarat durian gugur, lemang terbujur diatas dapur, anak negeri aman makmur.
Garis tebal berliku-liku sebanyak empat buah
melambangkan adanya empat sungai besar dalam daerah Kabupaten Bungo yaitu Sungai Batang Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat dan Sungai Batang Jujuhan, dimana sungai sungai tersebut sangat potensial sebagai sumber kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
melambangkan adanya empat sungai besar dalam daerah Kabupaten Bungo yaitu Sungai Batang Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat dan Sungai Batang Jujuhan, dimana sungai sungai tersebut sangat potensial sebagai sumber kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Dua garis tebal vertikal dan dua buah garis horizontal yang membagi enam buah ruang yang hampir sama ukurannya.
Melambangkan bahwa Kabupaten Bungo adalah sebanyak enam kecamatan yaitu Muara Bungo, Tanah Tumbuh, Pelepat, Tanah Sepenggal, Rantau Pandan dan Jujuhan.
Melambangkan bahwa Kabupaten Bungo adalah sebanyak enam kecamatan yaitu Muara Bungo, Tanah Tumbuh, Pelepat, Tanah Sepenggal, Rantau Pandan dan Jujuhan.
Rantai yang terletak pada posisi antara dua garis tebal
melambangkan Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk berdiri tahun 1965. Sebagai simbol persatuan dan disiplin, sedangkan mata rantai yang berjumlah 65 buah melambangkan tahun 65 (1965) sebagai tahun berdirinya Kabupaten Bungo.
melambangkan Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk berdiri tahun 1965. Sebagai simbol persatuan dan disiplin, sedangkan mata rantai yang berjumlah 65 buah melambangkan tahun 65 (1965) sebagai tahun berdirinya Kabupaten Bungo.
Arti Warna:
- Merah, lambang keberanian yang terletak pada tulisan Langkah Serentak Limbai Seayun dan Kabupaten Bungo serta pada api.
- Hijau, lambang kesuburan terletak pada dasar lambang (hijau muda) dan kubah mesjid.
- Kuning, lambang kebesaran terletak pada padi, gung dan latar belakang kubah mesjid.
- Hitam, lambang kesetiaan terletak pada dua garis tebal pinggir dan garis pembagi lambang.
- Putih, lambang kesucian terletak pada pita, kelopak Jambu Lipo dan pada Bungo Dani.
Pengertian Lambang:
- Keagamaan, disimbolkan dengan melambangkan Kubah Mesjid.
- Perjuangan, disimbolkan dengan Keris dan Pelito.
- Perikehidupan rakyat, disimbolkan dengan Padi dan Garis Sungai.
- Kebudayaan, disimbolkan dengan Ketayo dan Gung.
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUNGO (BUNGO REGENCY)
Untuk mendownload logo KABUPATEN BUNGO (BUNGO REGENCY) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUNGO (BUNGO REGENCY)"
Posting Komentar