DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ASAHAN (ASAHAN REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Asahan adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kabupaten Asahan terletak di titik kordinat 99° 01' 00” -  100° 00' 00” Bujur Timur dan 2° 03’ 00" - 3° 26’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Batubara dan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Selat Malaka dan kota Tanjungbalai, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Batubara. Secara umum wilayah Kabupaten Asahan merupakan kawasan dataran rendah dan pegunungan, dengan ketinggian diantara 0 hingga 1.000 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Asahan sendiri wilayahnya terdiri dari 25 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 177 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Asahan mencapai 769.960 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Asahan yaitu 3.732,97 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 206 jiwa/km². Sektor utama perekonomian daerah Kabupaten Asahan adalah sektor perkebunan, bahkan perusahan-perusahaan perkebunan di kabupaten ini sudah ada sejak abad ke-19. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Asahan merupakan bagian dari Afdeeling yang berada di bawah keresidenan Sumatera Timur, setelah dibangun jalur kereta api, banyak masuk investor yang menanamkan modalnya dengan membuka berbagai komoditas perkebunan seperti, Karet, Tembakau, dan Teh.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Asahan ada beragam, diantaranya yaitu wisata Masjid Agung Ahmad Bakrie Kisaran yang berada di Sidomukti kecamatan Kisaran Barat, kemudian ada air terjun Ponot yang ada di Desa Tangga, lalu ada Alun-alun Rambate Raya Kisaran yang berada di tengah kota dan ada Raman Hutan Kota Kisaran yang ada di Sidomukti kecamatan Kisaran Barat. Selain itu ada juga wisata Air Terjun Turbo (Turunan Bolon) yag berada di desa Tomuan Holbung kecamatan Bandat Mandoge, kemudian ada Paccur Napitu yang berada di gunung Berkat kecamatan Bandar Pulau, lalu ada Air Terjun Jambuara Indah yang berada di desa Tomuan Holbung kecamatan Bandat Pasir Mandoge, serta ada wisata Arung Jeram Sungai Asahan yang terkenal akan arus sungainya yang cukup besar, bahkan disebut-sebut sebagai Top 3 di dunia.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Ragil Waterboom Kisaran yang berlokasi di Kelurahan Siumbut-umbut kecamatan Kisaran Timur, kemudian ada wisara Alam Goa Simanik-manik, lokasinya berada di dalam hutan yang sejuk da nyaman, kaku ada wisata Air Terjun Simanik-manik yang berlokasi di desa Lobu Rappa kecamatan Aek Songsongan, dan ada wisata Pantai Simallo yang ada di Aek Nagali kecamatan Bandar Pulau. Selain itu ada juga wisata Bendungan Sigura-gura yang berlokasi di ujung sungai Asahan, kemudian ada wisata jembatan Gantung Bedengyang berlokasi di Marjanji Aceh kecamatan Aek Songsongan, kemudian ada Jembatan Air Hitam yang cocok dijadikan tempat doto selfie, serta ada Air Terjun Sampuran Harimau di desa Tangga kecamatan Aek Songsongan.

Website resmi Kabupaten Asahan (Asahan Regency) :
www.asahankab.go.id

SEJARAH KABUPATEN ASAHAN
Perjalanan Sultan Aceh "Iskandar Muda" ke Johor dan Malaka tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah Asahan. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang kemudian dinamakan Asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah "Tanjung" yang merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai "Balai" untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka, sekarang ini dikenal dengan "Tanjung Balai". Dari hasil perkawinan Sultan Iskandan Muda dengan salah seorang putri Raja Simargolang, lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari kesultanan Asahan. 

Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s/d XI. Selain itu di daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di wilayah Batubara dan ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Tanggal 12 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu Onder Afdeling Batubara, Onder Afdeling Asahan dan Onder Afdeling Labuhan Batu.

Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-datuk di wilayah Batubara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya. Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik, yaitu Distrik Tanjung Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang, Distrik Kisaran, dan Distrik Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge. Sedangkan wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batubara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur, yaitu Self Bestuur Indrapura, Self Bestuur Lima Puluh, Self Bestuur Pesisir dan Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima Laras).

Pada tanggal 13 Maret 1942, Pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan Jepang. Oleh Pemerintahan Fasisme Jepang yang dipimpin T. Jamada, mengganti nama struktur pemerintahan menjadi Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batubara. Selain itu, wilayah yang lebih kecil dibagi menjadi Distrik, yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan. Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan RI, maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945, Komite Nasional Indonesia wilayah Asahan dibentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu pemerintahan yang dipegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan dan pemerintahan Fuku Bunsyu di Batubara masih tetap ada. 

Pada tanggal 15 Maret 1946, berlaku struktur pemerintahan RI di Asahan dan wilayah Asahan dipimpin oleh Abdullah Eteng sebagai Kepala Wilayah dan Sori Harahap sebagai Wakil Kepala Wilayah, sedangkan Asahan dibagi atas 5 (lima) kewedanaan, yaitu Kewedanaan Tanjung Balai, Kewedanaan Kisaran, Kewedanaan Batubara Utara, Kewedanaan Batubara Selatan dan Kewedanaan Bandar Pulau. Kemudian setiap tahun, tanggal 15 Maret diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Asahan". Pada Konferensi Pamong Praja se-Keresidenan Sumatera Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur pemerintahan. Dengan mempertimbangkan posisi yang lebih strategis, maka pada tanggal 20 Mei 1968, melalui PP Nomor 19 Tahun 1980, ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kota Tanjung Balai ke Kota Kisaran.

ARTI LOGO KABUPATEN ASAHAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Asahan (Asahan Regency) :
  1. Lambang berbentuk perisai atau tameng menggambarkan kesiapsiagaan rakyat Asahan dalam melindungi Daerah dan Tanah Air dari serangan musuh.
  2. Sudut-sudut bersegi lima, warna kuning emas, melambangkan kehidupan Pancasila di AsahanTujuh belas buah padi dan 8 buah kapas dan 45 helai daun sirih tersusun adalah melambangkan ciri khas jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.
  3. Lingkaran padi, bunga kapas dan daun sirih berbentuk tanduk kerbau adalah menggambarkan kerukunan hidup suku-suku yang berdiam di Asahan.
  4. Serumpun rumput Asahan yang spesifik mencerminkan adanya suku-suku bangsa di Asahan.
  5. Empat buah bukit-bukit pegunungan adalah tempat rakyat bergerilya dimasa perang kemerdekaan mempertahankan Republik Indonesia di Asahan dan perlambang kehidupan daerah Asahan dengan 4 tetangga Kabupaten.
  6. Rantai berangkai 5 adalah dasar perikemanusiaan dan persatuan rakyat Asahan.
  7. Roda bergigi 5 melambangkan rakyat Asahan mempunyai keterampilan kerja dibidang pertanian, perkebunan dan pembangunan daerahnya.
  8. Laut biru yang bergaris 3 gelombang ombak melambangkan daerah Asahan terdiri dari dataran tinggi, dataran rendah dan pantai sebagai sumber kehidupan rakyat Asahan.
  9. Ikan dan kelapa adalah sumber penghasilan pokok rakyat daerah Asahan dan pembinaan hari depannya.
  10. Pita selendang Asahan melambangkan keindahan, kebudayaan dan adat istiadat Asahan yang spesifik.
  11. Tugu dalam bentuk bambu runcing dan kolam melambangkan perjuangan rakyat Asahan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan RI Pancasila.
  12. Kerang di pangkal tugu melambangkan kehidupan kenelayanan pengorbanan dan kemasyhurannya.
  13. Bagian atas lambang diletakkan semboyan “Rambate Rata Raya” artinya kerja keras bersama untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Arti Warna:
  • Warna Merah, artinya berani, dinamika, cinta tanah air.
  • Warna Putih, artinya kebenaran, kesucian dan perdamaian.
  • Warna Hitam, artinya kokoh, teguh.
  • Warna Hijau tua, artinya keagamaan, kemakmuran, kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Warna Biru, artinya kesetiaan.
  • Warna Kuning, artinya berbudi, intelegensi, keluhuran dan kesejahteraan.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ASAHAN
Untuk mendownload logo Kabupaten Asahan (Asahan Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-asahan-sumatra-utara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN ASAHAN  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ASAHAN (ASAHAN REGENCY)"

Posting Komentar