DESKRIPSI
Kabupaten Balangan adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Secara posisi Kabupaten Balangan terletak di titik kordinat 114° 50' 31” - 115° 50' 24” Bujur Timur dan 2° 01’ 31" - 2° 35’ 58" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru dan Kabupaten Pasir (Provinsi Kalimantan Timur), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Wilayah Kabupaten Balangan secara umum merupakan kawasan dataran tinggi dengan puncak tertinggi berada di Gunung Hauk yang ketinggiannya mencapai 1.325 meter diatas permukaan laut
Kabupaten Balangan adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Secara posisi Kabupaten Balangan terletak di titik kordinat 114° 50' 31” - 115° 50' 24” Bujur Timur dan 2° 01’ 31" - 2° 35’ 58" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru dan Kabupaten Pasir (Provinsi Kalimantan Timur), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Wilayah Kabupaten Balangan secara umum merupakan kawasan dataran tinggi dengan puncak tertinggi berada di Gunung Hauk yang ketinggiannya mencapai 1.325 meter diatas permukaan laut
Kabupaten Balangan sendiri wilayahnya terdiri dari 8 Kecamatan dan 160 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Balangan mencapai 132.103 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Balangan yaitu 1.878,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 70 jiwa/km². Berdasarkan letak geografisnya maka kabupaten Balangan merupakan wilayah yang cukup strategis, karena dilalui jalur lintas trans Kalimantan dan hal ini menjadi peluang besar bagi perkembangan Kabupaten Balangan karena menjadi kota persinggahan bagi perjalanan dari Banjarmasin ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Balangan ada beragam, diantaranya yaitu wisata Gunung Hantanung yag berada di Gunung Batu kecamatan Tebing Tinggi, selain memiliki keindahan alam, wisatawan juga bisa melihat goa cantik saat mencapai puncak. Lalu ada Ar Terjun Menyambar yang ada di desa Uren Kecamatan Halong, wisata yang satu ini memiliki keindahan yang tersembunyi dibalik pepohonan hutan. Kemudian ada danau Baruh Bahinu yang berlokasi di desa pudak kecamatan Paringin Selatan. Lalu ada wisata Goa Berangin yang berada di kaki Gunung Belawan, desa Malutu kecamatan Halong.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Benteng Tundakan yang berlokasi di desa Tundakan Kecamatan Awayan. Kemudian ada makam Datuk Kandang Haji di desa Sirap Kecamatan Juai, beliau adalah sorang tokoh islam yang berjasa atas penyebaran agama Islam di Kalimantan khususnya Balangan. Kemudian ada wisata Sungai Maranting yang ada di Gunung Batu Kecamatan Tebing Tinggi, lalu ada Bukit Balawanai di desa Puyun Kecamatan Halong, dan ada wisata Gunung Hauk yang berlokasi di desa Ajung kecamatan Tebing Tingggi.
Website resmi Kabupaten Balangan : www.balangankab.go.id
SEJARAH KABUPATEN BALANGAN
Pada sekitar 8000 SM, Manusia ras Austrolomelanesia mendiami gua-gua di pegunungan Meratus. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Kampung Randu, Desa Lumbang, Muara Uya, Tabalong, daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Balangan. Kemudian sekitar 2500 SM terjadi migrasi bangsa Melayu Tua dari Yunan ke pulau Borneo yang menjadi nenek moyang suku Dayak (rumpun Ot Danum). Kemudian sekitar 1500 SM terjadi migrasi bangsa Melayu Muda ke pulau Borneo, kemungkinan dari Formosa (Taiwan). Kira-kira pada abad ke-5 terjadi migrasi orang Sumatra yang membawa bahasa Melayu kuno menjadi Bahasa Banjar Hulu. Diperkirakan pada 520 berdirinya Kerajaan Tanjungpuri di Tanjung, Tabalong yang didirikan orang Melayu kuno, daerah yang bertetangga dengan Kabupaten Balangan. Kira-kira pada tahun abad ke-6 Suku Dayak Maanyan melakukan migrasi ke pulau Bangka selanjutnya ke Madagaskar. Orang Balangan dan orang Pitap yang berbahasa Maanyan dan bahasa Bukit mendiami daerah aliran sungai Balangan dan sungai Pitap.
Menurut Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, wilayah Barito (= Tanah Dusun), Tabalong dan Sawuku sudah menjadi daerah taklukan Gajah Mada, mahapatih mangkubumi Kerajaan Majapahit. Daerah-daerah tersebut berdekatan dengan wilayah Kabupaten Balangan. Pada tahun 1387, Ampu Jatmaka/Jatmika, saudagar dari negeri Keling (India Selatan atau Jawa Timur) mendirikan kerajaan Negara Dipa dan ia memakai gelar Maharaja di Candi. Semula ibu kota berkedudukan di Candi Laras (Margasari) pada daerah aliran sungai Tapin, kemudian dipindahkan ke hulu di Candi Agung/Negara Dipa (sekarang Amuntai) dekat muara sungai Tabalong tetapi pelabuhan perdagangan yang resmi tetap di Muara Rampiau dekat Candi Laras. Ampu Jatmika kemudian dilantik sebagai penerus raja Kuripan (Danau Panggang) sehingga ia menjadi penguasa empat negeri: Candi Laras, Candi Agung, Kuripan dan daerah Batung Batulis dan Baparada.
Batung Batulis dan Baparada merupakan julukan Kabupaten Balangan dahulu di mana terdapat lokasi yang dikeramatkan, yaitu Gunung Batu Piring (Kampung Pahajatan) tempat mengambil buluh betung (batung batulis) yang dipakai sebagai tiang mahligai/istana bagi Putri Junjung Buih. Menurut Hikayat Banjar Resensi I, ketika ibu kota di Negara Dipa/Candi Agung, Ampu Jatmaka memerintahkan menteri penganan Aria Magatsari mudik untuk menaklukan daerah-daerah di hulu, yaitu batang Tabalong, batang Balangan, batang Pitap serta bukit-bukitnya. Maka diangkatlah ketua daerah setempat sebagai menteri-menteri sakai mengepalai daerah tersebut di bawah kekuasaan Aria Magatsari. Sementara itu menteri pengiwa Tumenggung Tatahjiwa diperintahkan menaklukan batang Alai, batang Amandit, batang Labuan Amas serta bukit-bukitnya.
Mula-mula Lambung Mangkurat menjabat sebagai pemangku raja Negara Dipa, penerus Maharaja di Candi, tetapi kemudian sebagai raja dilanjutkan oleh anak angkatnya Putri Junjung Buih (Bhre Tanjungpura) bersama suaminya Pangeran Suryanata I dari Majapahit. Lambung Mangkurat dengan sukarela mengambil posisi sebagai mangkubumi Negara Dipa karena sebenarnya ia bukanlah berdarah biru. Pada masa kekuasaan Raden Sekar Sungsang, wilayah Balangan termasuk dalam wilayah Kerajaan Negara Daha, nama negeri dengan ibu kota yang baru di sebelah hilir di Muara Hulak, yaitu perpindahan dari Negara Dipa (Candi Agung) sampai masa kekuasaan Pangeran Tumenggung. Lokasi Muara Hulak tersebut pada mulanya muncul sebagai pelabuhan bayangan kerajaan Negara Dipa, padahal pelabuhan perdagangan yang resmi adalah Muara Rampiau.
Dengan berdirinya Negara Daha, maka pelabuhan perdagangan dipindah ke hilir dari Muara Rampiau ke Muara Bahan. Pada tahun 1526, wilayah Balangan menjadi bagian dari Banua Lima, sebuah provinsi dari Kesultanan Banjar, nama negeri dengan ibu kota yang baru yang didirikan oleh Sultan Suriansyah (keponakan Pangeran Tumenggung) di lokasi yang jauh lebih ke hilir dekat muara sungai Barito, yaitu Banjarmasin, merupakan perpindahan dari Negara Daha/Muara Hulak.
Dalam Perang Banjar, rakyat Balangan ikut aktiff berjuang, pada 4 Mei 1861 terjadi Pertempuran Paringin antara pasukan Antasari melawan kolonial Belanda. Pada tahun 1861 tersebut, pejuang Perang Banjar, Tumenggung Jalil gelar Kiai Adipati Anom Dinding-Raja gugur dalam pertempuran mempertahankan benteng Tundakan. Pada tahun 1899, Kiai Matsaleh sebagai kepala Distrik Balangan, yaitu salah satu distrik dalam Onderafdeeling Amuntai, Alabio dan Balangan di bawah penguasa Residen C.A Kroesen yang memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo. Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178 Distrik Balangan adalah salah satu Distrik di dalam Onderafdeeling Alabioe en Balangan yang merupakan bagian dari Afdeeling Amuntai.
Pasca Indonesia merdeka, Kabupaten Balangan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Kabupaten Balangan pada tanggal 8 April 2003 yang kemudian menjadi hari jadi yang dirayakan setiap tahunnya. Motto Kabupaten Balangan adalah "Sanggam": "Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat" (bahasa Banjar, berarti: Kesanggupan melaksanakan pekerjaan (pembangunan) yang didasari oleh keikhlasan untuk masyarakat.
ARTI LOGO KABUPATEN BALANGAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Balangan :
- Perisai berarti alat mempertahankan diri dari segala ancaman, rintangan.
- Kapas (17), Rantai (8) dan Padi (45) melambangkan tanggal Proklamasi kemerdekaan RI. Kapas dan Padi melambangkan kekayaan sumber daya alam dan mata pencaharian rakyat, rantai melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan.
- Susunan batu bata dengan 4 pilar berwarna merah, melambangkan Benteng Tundakan pertahanan Pangeran Antasari di wilayah Balangan.
- Piring berwarna hitam, melambangkan tempat bersejarah di wilayah Balangan yang terkenal dengan Batu Piring yang mengandung sumber daya alam untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.
- Tangkai Pena berbentuk bambu runcing berwarna kuning, melambangkan Batung Batulis yang merupakan bahan utama dari pembangunan Mahligai Puteri Junjung Buih dan semangat perjuangan rakyat Balangan dalam merebut kemerdekaan.
- Mata Pena menancap ke dalam piring berwarna hitam, melambangkan investasi sumber daya manusia yang menjadi prioritas pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian.
- Persegi Empat Trapesium di kiri dan kanan tangkai pena, berbentuk huruf O dan D berarti Otonomi Daerah.
- Kubah Mesjid berwarna hijau, melambangkan ketaatan umat dalam melaksanakan ajaran agama.
- Bintang berwarna kuning melambangkan KeTuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila.
- Rantai sebanyak 8 bingkai, yang berarti tanggal 8 (delapan).
- Benteng yang terdiri dari 4 pilar yang berarti bulan 4 (bulan April).
- Batung batulis tangkai pena sebanyak 3 ruas yang mengandung arti 003 atau tahun 2003. Secara keseluruhan mengandung arti “8 April 2003” yang merupakan tanggal peresmian berdirinya Kabupaten Balangan.
- Tulisan (sloka) SANGGAM di atas pita berwarna putih berarti Kesanggupan melaksanakan pembangunan yang didasari oleh keikhlasan Gasan Masyarakat.
Arti Warna :
- Warna Hijau berarti kesuburan/kemakmuran
- Warna Kuning berarti kemuliaan/keagungan
- Warna Hitam berarti keteguhan/keadilan
- Warna Merah berarti keberanian/kesanggupan
- Warna Putih berarti kesucian/kesejukan
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BALANGAN
Untuk mendownload logo Kabupaten Balangan dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BALANGAN"
Posting Komentar