DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT (KOTAWARINGIN BARAT REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Kotawaringin Barat dalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara posisi Kabupaten Kotawaringin Barat terletak di titik kordinat 111° 20' 00” -  112° 06' 00” Bujur Timur dan 1° 26’ 00" - 3° 33’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lamandau, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Seruyan, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Lamandau. Secara umum wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan kawasan dataran rendah dan merupakan kawasan berawa-rawa yang mudah tergenang. Ketinggian wilayahnya berada di antara 0 hingga 500 meter diatas permukaan laut. 

Kabupaten Kotawaringin Barat sendiri wilayahnya terdiri dari 6 Kecamatan, 13 Kelurahan dan 72 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 270.400 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu 10.759,00 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 25 jiwa/km². Sektor-sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat diantaranya adalah sektor pertanian, pertambangan, Industri, perdagangan dan pariwisata. Usaha pertanian tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat menghasilkan komoditi berupa jenis padi‐padian, jagung, jenis ubi‐ubian, jenis kacang‐ kacangan, sayuran dan buah‐buahan. Sedangkan komoditi perkebunan berupa karet, kelapa, kopi, cengkeh, lada dan kelapa sawit.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat ada beragam, diantaranya yaitu wisata Taman Nasional Tanjung Puting, memiliki populasi monyet dan satwa khas Kalimantan serta burung-burung langka, berlokasi di Sungai Cabang kecamatan Kumai. Kemudian ada wisata Taman Wisata Alam Tanjung Keluang, ada pantai pasir putih dan ada beragam permainan dan hiburan yang bisa dilakukan di lokasi ini, berlokasi di Kubu, kecamatan Kumai. Lalu ada wisata Pantai Kubu, ada banyak batu karang yang cocok digunakan untuk spot fotografi, berlokasi di desa Kubu kecamatan Kumai. Dan ada Bundaran Pancasila, merupakan monumen perjuangan yang berada di alun-alun, disekitarnya banyak kuliner dan wahana permainan yang bisa disewa, berlokasi di Madurejo, kecamatan Arut Selatan, kabupaten Korawaringin Barat.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Istana Kuning, merupakan istana pada masa kesultanan Kutaringin, terbuat dari kayu yang memang berwarna kuning alami, berlokasi di desa Raja, kecamatan Arut Selatan. Kemudian ada sungai Arut, pengunjung bisa menyewa getek / perahu bermesin untuk menyusuri sungai, berlokasi di Raja Seberang, kecamatan Arut Selatan. Dan ada juga wisata Air Terjun Suayap, air terjun ini sangat indah dan mempesona sehingga pengunjung akan betah jika sudah berada di lokasi ini, airnya yang jernih dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri, air terjun ini berlokasi di dalam perusahaan pengelola Kelapa Sawit, tepatnya di desa Runtu, kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat 

Website resmi Kabupaten Kotawaringin Barat : www.kotawaringinbaratkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Menyusuri jejak-jejak sejarah Kerajaan Kotawaringin, terlebih dahulu harus mengetahui Kerajaan Banjar. Karena keturunan Raja Banjarlah yang mula pertama membangun Kerajaan Kotawaringin. Dengan kata lain bahwa Daerah Kerajaan Kotawaringin adalah di bawah kekuasaan Banjar pada mulanya. Sultan Musta’inubillah Raja Kerajaan Banjar berputera empat orang dan seorang putri masing-masing bernama:

  • Pangeran Adipati Tuha, Dialah yang menjadi Raja di Kerajaan Banjar bergelar Sultan Inayatullah.
  • Pangeran Adipati Anom
  • Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional)
  • Pangeran Adipati Antakusuma
  • Putri Ratu Ayu

Karena masing-masing putra mahkota berminat untuk menjadi sultan memegang tampuk pimpinan kerajaan, membuat sang ayah harus berpikir bijaksana. Putra mahkota yang berminat untuk menjadi sultan, sedangkan dia bukan seorang putra tertua, maka diputuskan agar mencari wilayah baru untuk mendirikan kerajaan sendiri.Pangeran Adipati Antakusuma yang memiliki keberanian dan semangat yang tinggi untuk menjadi seorang pimpinan, telah bertekad untuk pergi meninggalkan Kerajaan Banjar dengan tujuan ke arah barat untuk mencari tempat dimana akan didirikan kerajaan baru.Dengan restu Ramanda dan Ibunda serta pejabat-pejabat Kerajaan Banjar, Pangeran Adipati Antakusuma beserta sejumlah pengawal dan beberapa perangkat peralatan kerajaan dengan perahu layar bertolak menuju arah barat. 

Dalam perjalanan banyak tempat yang disinggahi antara lain Teluk Sebangau, Pagatan Mendawai, Sampit, dan Pembuang. Diriwayatkan bahwa tempat-tempat yang disinggahi mempunyai cerita sendiri.Pada saat singgah di Teluk Sebangau, setelah beberapa hari berada disitu, terasa masih terlalu dekat, seakan masih terdengar hiruk pikuk Kerajaan Banjar atau menurut bahasa Banjar Ingauan Banjar masih kedengaran, sehingga akhirnya diputuskan untuk meninggalkan tempat tersebut dan akhirnya tempat tersebut disebut Sebangau. Dalam perjalanan selanjutnya bahtera Pangeran Adipati singgah di Pagatan Mendawai. Di tempat inipun Pangeran Adipati dan rombongan merasa kurang yakin akan kondisi alam sekitarnya untuk dijadikan tempat untuk mendirikan kerajaan. 

Karena merasa kurang yakin (dalam bahasa Banjar Hawai) maka daerah ini diberi nama Mendawai. Begitu pula saat singgah di muara Sungai Sampit, karena dengan terasa sempit dantidak cocok untuk mendirikan kerajaan, maka ditinggalkan lagi dan akhirnya tempat tersebut diberi nama Sampit.Bahtera Panggeran Adipati berlayar terus meninggalkan arah barat dan akhirnya singgah di Kuala Pembuang.Pada saat itu ada masyarakat di sana, tetapi kehadiran Pangeran Adipati Antakuskuma dan rombongan bermaksud untuk mendirikan kerajaan baru ditolak oleh masyarakat disana, karena mereka masih suka dipimpin oleh Kerajaan Banjar.Dengan semangat tinggi tanpa putus asa rombongan berusaha melanjutkan perjalanan, kali ini tidak lagi menyusuri pantai, tetapi menuju ke hulu sungai yang akhirnya tiba di suatu desa yang bernama Desa Pandau.

Masyarakat Suku Dayak yang sudah lama berada di Desa Pandau berada di bawah kepemimpinan demang Petinggi di Umpang akhirnya menerima kehadiran rombongan Pangeran Adipati Antakusuma. Demang Petinggi sebagai Kepala Suku Dayak, Anom menyerukan kepada rakyatnya agar menerima rombongan Pangeran Adipati Antakusuma ini yang mana akan dijadikan raja dari rakyat Dayak dengan syarat raja harus memperlakukan kita bukan sebagai hamba, tetapi sebagai pembantu utama dan kawan yang terdekat atau sebagai saudara yang baik. Rakyat tidak akan meyembah sujud kehadapan Pangeran Adipati Antakusuma. Usulan ditimbang dan diterima baik oleh Pangeran dan seluruh rombongannya.

Dari pihak Suku Dayak Arut, mengusulkan agar perjanjian ini bukan sekedar di bibir saja, melainkan harus bermaterai darah manusia yang diambil seorang dari Suku Dayak Arut dan seorang dari Pangeran Adipati Antakusuma. Sukar diterima oleh pikiran manusia hanya untuk sebuah janji saja, tetapi karena adat mendesak, maka masing-masing menarik salah seorang diantara kedua rombongan untuk dijadikan korban perjanjian.Kedua calon korban ini tidak pernah menyangkal, malahan mereka merasa bangga karena terpilih sebagai korban. Mereka menganggap kesatria dan pahlawan bangsa. Dengan rela mereka dijadikan korban perjanjian setia antara kedua suku yang saling mengikat rasa kekeluargaan. Sebelum kedua calon korban ini berdiri siap untuk dikorbankan, mereka mengadopsi sebuah batu yang harus ditancapkan ke tanah sebagai bukti turun temurun saksi sepanjang masa.

Dengan melakukan upacara adat yang hidmat kedua calon korban berdiri di samping batu saksi, yang sekarang terkenal dengan nama “BATU BETAHAN” di Pandau daerah Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah.Calon korban dari pihak Suku Dayak berdiri menghadap ke hulu asal datangnya dan seorang calon korban dari rombongan Pangeran Adipati Antakusuma berdiri menghadap hilir menunjukan asal kedatangannya. Dengan sikap satria, kedua calon korban ini menunggu saat akhir hidupnya dengan sabar menanti sampai selesai upacara perjanjian antara kedua belah pihak.Setelah selesai upacara sumpah setia, Kepala Suku Dayak Arut mencabut mandaunya dan ditusukkan menembus ke dada korbannya dan darahpun mengucur deras. 

Korban dari rombongan Pangeran ditusuk pula sehingga kedua darah korban ini memancur bersilang dan menetes jatuh menjadi satu membasahi tanah. Percampuran darah secara langsung dan disaksikan seluruh rakyat kedua belah pihak inilah yang dimaksud untuk mempersatukan segala rasa dan pikiran dalam segala rencana bersama. Perjanjian ini selanjunya dinamai “PANTI DARAH JANJI SAMAYA” yang berarti perjanjian ysng dikokohkan dengan tetesan darah yang menjadi satu. Kasultanan Kutaringin yang diperintah oleh Pangeran Adipati Anta Kusuma sejak 1679. Dalam masa pemerintahannya Pangeran Adipati Antakusuma mengangkat Kyai Gede menjadi Perdana Menteri Kerajaan Kotawaringin.

Untuk Pertama kalinya Keraton Kesultanan dibangun di Kotawaringin Lama dengan nama Astana Alnusari selanjutnya pada tahun 1814 Keraton Kesultanan dipindahkan ke Pangkalan Bun sebagai pusat pemerintahan yang disebut dengan Keraton Kuning atau Indra Kencana. Setelah Proklamasi kemerdekaan RI maka wilayah Kesultanan Kotawaringin menjadi bagian wilayah negara RI, dengan status Swapraja / Kwedanan dan selanjuntnya berkembang menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Barat sebagai Daerah Otonom Pangkalan Bun sebagai ibu kota Kabupaten. Sejak pengakuan kedaulatan oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949 dengan berdasarkan UU nomor 22 tahun 1949 lahirlah Kabupaten Kotawaringin dengan ibu kota Sampit dan dikepalai oleh Bupati Kepala Daerah yang pada waktu itu bernama TJILIK RIWUT.

ARTI LOGO KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Kotawaringin Barat :
  1. Perisai bersudut lima, melambangkan tekad rakyat dalam mempertahankan Pancasila yangmelandasi seluruh perjuangan dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan ikatan tali yang melambangkan persatuan dan kesatuan bangsa / masyarakat Kotawaringin Barat.
  2. Untaian Padi dan bunga kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran serta keadilan sosial yang merupakan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dicetuskan dalam proklamasi 17 Agustus 1945. Selain itu dilambangkan juga jumlah butir padi berjumlah 17, bunga kapas berjumlah 8, daun padi berjumlah 4, dan kapas berjumlah 5.
  3. Bintang bersudut 5 denganwarna kuning emas melambangkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber dari segala sumber kekuasaan dan melambangkan pengabdian kepada kepentingan Nasional maupun kemanusiaan.
  4. Pohon beringin kembar sebagai gerbang yang berarti Kuta (gerbang), waringin yang berarti pohon beringin yang melambangkan sifat keterbukaan dan keramahan rakyat Kotawaringin Barat dalam pergaulan dan hubungan antar suku maupun bangsa. Juga melambangkan pengayoman dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat untuk rakyatnya yang kokoh dan kuat.
  5. Rumah / Balai Adat dengan warna atap kuning emas, berdinding putih dalam motif bangunan rumah tua di Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat melambangkan Wadah Persatuan dan Kesatuan serta kebutuhan pokok bagi rakyat akan perumahan.
  6. Pita warna putih dengan tulisan cokelat bertuliskan kata-kata "Marunting Batu Aji" yang berarti "Menuju Kejayaan". Marunting berarti menuju, sedangkan Batu Aji berarti nama sebuah Bukit batu yang tinggi dan terletak dibagian Utara Daerah Kotawaringin Barat.
 
Arti Warma:
  • Warna merah melambangkan keberanian dalam membela dan memperjuangkan kebenaran / keadilan dan rela berkorban, melambangkan semangat Pemerintah dan rakyat dalam melaksanakan pembangunan.
  • Warna hijau berarti kedamaian, kesetiaan/ketaatan, dan kekayaan alam kabupaten Kotawaringin Barat.
  • Warna putih berarti suci, bersih, jujur dan ikhlas.
  • Warna kuning emas berarti luhur, agung dan mulia.
  • Warna coklat berarti pengabdian kepada ibu pertiwi.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Untuk mendownload logo Kabupaten Kotawaringin Barat (Kotawaringin Barat Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-kotawaringin-barat-kalimantan-tengah-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT (KOTAWARINGIN BARAT REGENCY)"

Posting Komentar