DESKRIPSI
Kabupaten Langkat adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kabupaten Langkat terletak di titik kordinat 97° 52' 00” - 98° 45' 00” Bujur Timur dan 3° 14’ 00" - 4° 13’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi Aceh). Secara umum wilayah Kabupaten Langkat merupakan kawasan dataran rendah dan kawasan pegunungan, dengan ketinggian diantara 0 hingga 1.200 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Langkat adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kabupaten Langkat terletak di titik kordinat 97° 52' 00” - 98° 45' 00” Bujur Timur dan 3° 14’ 00" - 4° 13’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi Aceh). Secara umum wilayah Kabupaten Langkat merupakan kawasan dataran rendah dan kawasan pegunungan, dengan ketinggian diantara 0 hingga 1.200 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Langkat sendiri wilayahnya terdiri dari 23 Kecamatan, 37 Kelurahan dan 240 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Langkat mencapai 1.041.775 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Langkat yaitu 6.273,29 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 166 jiwa/km². Potensi utama penunjang perekonoman Kabupaten Langkat adalah sektor pertambangan dan bahan galian, dimana wilayah kabhuaten ini memiliki komoditas tambang berupa batu bara dan das bumi. Wilayah Teluk Aru adalah salah satu wilayah di Kabupaten Langkat yang menjadi daerah eksplorasi PT. Pertamina yang pertama di Indonesia, yaitu Pangkalan Badran dengan potensi minyak dan gas bumi.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Langkat Selatan ada beragam, diantaranya yaitu wisata Air terjun Siluman yang ada di desa Rumah Galh kecamatan Sei Bingai, lalu ada kolam abadi Langkat yang ada di kelurahan Nakumur kecamatan Sei Bingei, kemudian ada Namu Sira-Sira (Pantai Pangkal) yang berlokasi di jalan perkebunan Durian Lingga kecamatan Sei Bingei, dan ada wisata Pemandian Alam Pantai Florida Langkat di Namu Ukur kecamatan Sei Bingei. Selain itu ada juga wisata Air terjun 24 tingkat di Sei Mudam kecamatan Batang Serangan, lalu ada sungai Bingei yang sering menjadi rute arung jeram, kemudian ada Tangkahan CRU yang merupakan pusat konservasi gajah liar di kecamatan Batang Serangan, dan ada Air terjun Pantai Salak di kecamatan Batang Serangan.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Air Terjun Glugur yang ada di desa Glugur, lalu ada Bukit Lawang Ecotaurusm & Ecoproject yang ada di Bukit Lawang kecamatan Bahorok, dan ada Air terjun Saringgana yang ada di pekan Bahorok kecamatan Bahorok. Selain itu masih banyak lagidesrinasi wisata lainnya seperti Sungai Landak Bahorok, wisata pemandian air panas Simolap di Kutambaru, lalu ada pemandian Lau Kulap d kecamatan Kuala, kemudian ada wisata Rumah Pohon Habitat di kecamatan Semilir, wisata The Yo's Hilldi desa Telagah, dan Air terjun Tongkat di desa Belinteng, serta ada wisata Pulau Sembilan yang berada di kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
Website resmi Kabupaten Langkat (Langkat Regency) :
SEJARAH KABUPATEN LANGKAT
Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi/ bumiputera) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh: Sultan Haji Musa Almahadamsyah (tahun 1865-1892), kemudian Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah (tahun 1893-1927), dan yang terakhir adalah Sultan Mahmud (tahun 1927-1945/46).
Di bawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan di bawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo) yang berada di desa. Pemerintahan Luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak, yakni Luhak Langkat Hulu, Luhak Langkat Hilir, dan Luhak Teluk Haru.
Luhak Langkat Hulu sendiri berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan (Kejuruan Selesai, Bahorok dan Sei Bingai) dan 2 Distrik yaitu Sistrik Kwala dan Distrik Salapian. Luhak Langkat Hilir Berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/ T. Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu Kejuruan Stabat, Kejuruan Bingei, Distrik Secanggang, Distrik Padang Tualang, Distrik Cempa dan Distrik Pantai Cermin. Sedangkan Luhak Teluk Haru Berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik, yaitu Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji, Distrik Pulau Kampai dan Distrik Sei Lepan.
Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatra dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.Teuku Muhammad Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatra Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu: Kewedanan Langkat Hulu, Kewedanan Langkat Hilir dan Kewedanan Teluk Haru.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung di bawah Bupati serta Assiten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Caretaker (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh: 1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974 2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979 3. R. Mulyadi 1979 – 1984 4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989 5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998 7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999 8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009 9. Ngogesa Sitepu: 2009 s/d sekarang.
ARTI LOGO KABUPATEN LANGKAT
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Langkat (Langkat Regency) :
- Sebuah bintang berwarna emas dan kuning gading melambangkan dasar falsafah Bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
- Perisai berwarna kuning gading dan dua buah bambu kuning melambangkan perjuangan rakyat Bangsa Indonesia mencapai Kemerdekaan berdasarkan Pancasila.
- Untaian Padi dan Kapas (17 dan 8) melambangkan tanggal 17 bulan 8 tahun 1945 dan keseluruhannya melambangkan Kesejahteraan Bangsa Indonesia.
- Tapak Sirih warna coklat muda dan perhiasannya melambangkan kebudayaan dan adat istiadat rakyat Kabupaten Langkat.
- Sampan nelayan dengan layar warna coklat muda dan badannya warna hitam melambangkan bahwa daerah Langkat berpantai luas rakyat bersemangat bahari.
- Keris berwarna putih dan gagangnya berwarna coklat tua,melambangkan semangat patriotisme rakyat langkat.
- Pita berwarna merah dan tulisan "Kabupaten Langkat" berwarna putih melambangkan Daerah Kabupaten Langkat.
Arti Warna:
- Warna Hijau melambangkan Kemakmuran (dasar lambang).
- Warna Kuning Emas melambangkan Kebesaran Jiwa dan Kemurnian Adat.
- Warna Kuning Gading melambangkan Kejayaan.
- Warna Merah melambangkan Semangat yang Menyala-nyala.
- Warna Biru melambangkan Kecintaan dan Kesetian pada tanah air.
- Warna Putih melambangkan kesician dan Kemakmuran.
- Warna Coklat melambangkan Kepribadian dan Kesuburan tanah Langkat.
- WarnaHijau melambangkan Kejujuran dan Keteguhan.
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN LANGKAT
Untuk mendownload logo Kabupaten Langkat (Langkat Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
Untuk mendownload logo Kabupaten Langkat (Langkat Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN LANGKAT (LANGKAT REGENCY)"
Posting Komentar